Siapa menyangka bahwa jangkrik dapat dikonsumsi sebagai camilan berenergi? Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan membuat inovasi memanfaatkan protein pada jangkrik sebagai 'snack bar' berenergi tinggi.
Pemanfaatan jangkrik ini juga mendukung pengembangan jangkrik sebagai satwa harapan.
'Snack bar ' dipilih sebagai olahan produk karena telah umum ada di pasaran sebagai makanan konsumsi olahragawan dan masyarakat umum.
Seiring dengan berkembangnya berbagai jenis olahraga di Indonesia, berkembang pula berbagai jenis produk yang menawarkan beragam sumber gizi bagi olahragawan. Olahragawan membutuhkan asupan gizi tinggi protein untuk membantu aktivitas fisik dan menjaga stamina.
Jangkrik banyak terdapat di Indonesia, pemanfaatannya sebagai makanan belum banyak dieksplorasi. Hanya beberapa daerah menjadikan jangkrik sebagai makanan ringan sumber protein dengan cara digoreng atau dibuat makanan tradisional pepesan.
Jangkrik spesies 'Anabrus simplex ' yang diteliti kandungan protein antara 58sampai 62,5 persen dari berat kering, dengan komposisi asam amino cukup lengkap. Dibandingkan dengan daging sapi, kadar protein tercerna dari jangkrik ini lebih tinggi sehingga cocok untuk dikonsumsi sebagai sumber protein.
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan memanfaatkan jangkrik ini yaitu pengembangannya tidak membutuhkan tempat luas dalam beternak jangkrik. Inovasi ini ditelurkan oleh Hizkia, Lisa Aprilia, Mila Amelia, Mawar Wijayanti, dan Vina Diana Sofia.
"Kami membuat produk 'snack bar' berlabel Cribo (Cricket bar on the go). Harapannya Cribo dapat menjadi pangan dalam rangka substitusi daging sapi di Indonesia," ujar Hizkia, Ketua Tim PKM.
Produk 'snack bar' dibuat dengan menggunakan bahan dasar tepung jangkrik, roll oat, dan buah kering.
Proses pembuatan 'snack bar' diawali dengan pembuatan tepung jangkrik menggunakan
oven. Dibutuhkan beberapa kali pengovenan dan proses sangrai untuk mendapatkan tekstur tepung jangkrik yang diinginkan.
Setelah itu, berbagai bahan dicampur dan dibentuk dalam potongan batang. Rasa 'snack bar' Cribo ini manis dan segar.
Cribo dikemas dengan berat 40 gram seharga Rp 4.000. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah menjual produk di 'outlet-outlet' pusat olahraga seperti Gymnasium IPB dan di area klub olahraga.
"Saat ini kami sedang menjalin kerjasama untuk dipasarkan di Bandung," jelasnya.
Ia berharap dengan pengembangan produk ini masyarakat lebih mengenal dan terinspirasi memanfaatkan jangkrik sebagai sumber protein dalam makanan sehari-hari. (EAW/ris).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Pemanfaatan jangkrik ini juga mendukung pengembangan jangkrik sebagai satwa harapan.
'Snack bar ' dipilih sebagai olahan produk karena telah umum ada di pasaran sebagai makanan konsumsi olahragawan dan masyarakat umum.
Seiring dengan berkembangnya berbagai jenis olahraga di Indonesia, berkembang pula berbagai jenis produk yang menawarkan beragam sumber gizi bagi olahragawan. Olahragawan membutuhkan asupan gizi tinggi protein untuk membantu aktivitas fisik dan menjaga stamina.
Jangkrik banyak terdapat di Indonesia, pemanfaatannya sebagai makanan belum banyak dieksplorasi. Hanya beberapa daerah menjadikan jangkrik sebagai makanan ringan sumber protein dengan cara digoreng atau dibuat makanan tradisional pepesan.
Jangkrik spesies 'Anabrus simplex ' yang diteliti kandungan protein antara 58sampai 62,5 persen dari berat kering, dengan komposisi asam amino cukup lengkap. Dibandingkan dengan daging sapi, kadar protein tercerna dari jangkrik ini lebih tinggi sehingga cocok untuk dikonsumsi sebagai sumber protein.
Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan memanfaatkan jangkrik ini yaitu pengembangannya tidak membutuhkan tempat luas dalam beternak jangkrik. Inovasi ini ditelurkan oleh Hizkia, Lisa Aprilia, Mila Amelia, Mawar Wijayanti, dan Vina Diana Sofia.
"Kami membuat produk 'snack bar' berlabel Cribo (Cricket bar on the go). Harapannya Cribo dapat menjadi pangan dalam rangka substitusi daging sapi di Indonesia," ujar Hizkia, Ketua Tim PKM.
Produk 'snack bar' dibuat dengan menggunakan bahan dasar tepung jangkrik, roll oat, dan buah kering.
Proses pembuatan 'snack bar' diawali dengan pembuatan tepung jangkrik menggunakan
oven. Dibutuhkan beberapa kali pengovenan dan proses sangrai untuk mendapatkan tekstur tepung jangkrik yang diinginkan.
Setelah itu, berbagai bahan dicampur dan dibentuk dalam potongan batang. Rasa 'snack bar' Cribo ini manis dan segar.
Cribo dikemas dengan berat 40 gram seharga Rp 4.000. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah menjual produk di 'outlet-outlet' pusat olahraga seperti Gymnasium IPB dan di area klub olahraga.
"Saat ini kami sedang menjalin kerjasama untuk dipasarkan di Bandung," jelasnya.
Ia berharap dengan pengembangan produk ini masyarakat lebih mengenal dan terinspirasi memanfaatkan jangkrik sebagai sumber protein dalam makanan sehari-hari. (EAW/ris).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017