Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya harmonisasi mengenai standar pengelolaan kehutanan pada Pertemuan Ke-27 Grup Kerja ASEAN pada Pengelolaan Produk Kehutanan (27th AWG-FPD) di Pullman, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
"Harmonisasi standar, khususnya di ASEAN, akan menjadi isu strategis yang perlu dibahas pada pertemuan ini," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Kementerian LHK Dida Mighfar Ridha saat menyampaikan sambutan.
Menurut dia, standardisasi sangat penting sebagai instrumen untuk meningkatkan pengelolaan hutan lestari dan mengoptimalkan pemanfaatan hasil hutan.
AWG-FPD merupakan salah satu dialog regional untuk memperkuat kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran hasil hutan. Sesuai dengan moto ASEAN “Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas”.
Dida mengatakan, pertemuan ini memiliki visi yang sama untuk meningkatkan pengelolaan hutan berkelanjutan dan pemanfaatan hasil hutan yang memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"Pengelolaan hutan tidak hanya mencakup aspek pengelolaan hulu saja, namun mencakup pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu secara lestari serta jasa lingkungan," ungkapnya.
Indonesia telah mencapai prestasi dalam kerja sama antarnegara anggota ASEAN, di antaranya dalam kerja sama di bidang legalitas dan kelestarian hasil-hasil hutan.
Selain itu juga kerja sama di bidang tanaman herbal dan obat-obatan, kerjasama dalam pengembangan hasil hutan dan pertukaran data dan praktik terbaik dalam pengelolaan hutan dan harmonisasi standar.
Salah satu capaian yang cukup menonjol yaitu sistem sertifikasi dan jaminan legalitas dan kelestarian hasil-hasil hutan. Sistem ini merupakan program strategis untuk menjamin produk dan bahan baku kayu diperoleh atau berasal dari sumber yang asal usul dan pengelolaannya memenuhi aspek hukum.
"Saya berharap pertemuan dua hari AWG-FPD ini akan memungkinkan kita mendiskusikan kebijakan, berbagi dan bertukar pengetahuan tentang praktik terbaik dalam pengembangan produk hutan, dan mendorong optimalisasi penggunaan produk hutan di masa depan dengan sesama negara ASEAN dan mitra ASEAN," kata Dida
AWG-FPD merupakan salah satu rangkaian dari the Twenty-Seventh ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF27) and its related meetings, yang diselenggarakan pada 15-19 Juli 2024 di Bogor.
Agenda tersebut dihadiri oleh delegasi negara anggota ASEAN, delegasi dari Timor Leste, Sekretariat ASEAN, negara mitra ASEAN, dan organisasi internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Harmonisasi standar, khususnya di ASEAN, akan menjadi isu strategis yang perlu dibahas pada pertemuan ini," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Kementerian LHK Dida Mighfar Ridha saat menyampaikan sambutan.
Menurut dia, standardisasi sangat penting sebagai instrumen untuk meningkatkan pengelolaan hutan lestari dan mengoptimalkan pemanfaatan hasil hutan.
AWG-FPD merupakan salah satu dialog regional untuk memperkuat kerja sama dalam pengembangan dan pemasaran hasil hutan. Sesuai dengan moto ASEAN “Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas”.
Dida mengatakan, pertemuan ini memiliki visi yang sama untuk meningkatkan pengelolaan hutan berkelanjutan dan pemanfaatan hasil hutan yang memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"Pengelolaan hutan tidak hanya mencakup aspek pengelolaan hulu saja, namun mencakup pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu secara lestari serta jasa lingkungan," ungkapnya.
Indonesia telah mencapai prestasi dalam kerja sama antarnegara anggota ASEAN, di antaranya dalam kerja sama di bidang legalitas dan kelestarian hasil-hasil hutan.
Selain itu juga kerja sama di bidang tanaman herbal dan obat-obatan, kerjasama dalam pengembangan hasil hutan dan pertukaran data dan praktik terbaik dalam pengelolaan hutan dan harmonisasi standar.
Salah satu capaian yang cukup menonjol yaitu sistem sertifikasi dan jaminan legalitas dan kelestarian hasil-hasil hutan. Sistem ini merupakan program strategis untuk menjamin produk dan bahan baku kayu diperoleh atau berasal dari sumber yang asal usul dan pengelolaannya memenuhi aspek hukum.
"Saya berharap pertemuan dua hari AWG-FPD ini akan memungkinkan kita mendiskusikan kebijakan, berbagi dan bertukar pengetahuan tentang praktik terbaik dalam pengembangan produk hutan, dan mendorong optimalisasi penggunaan produk hutan di masa depan dengan sesama negara ASEAN dan mitra ASEAN," kata Dida
AWG-FPD merupakan salah satu rangkaian dari the Twenty-Seventh ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF27) and its related meetings, yang diselenggarakan pada 15-19 Juli 2024 di Bogor.
Agenda tersebut dihadiri oleh delegasi negara anggota ASEAN, delegasi dari Timor Leste, Sekretariat ASEAN, negara mitra ASEAN, dan organisasi internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024