Bekasi (Antara Megapolitan) - Striker Persib Bandung asal Inggris, Carlton Cole, menilai insiden kerusuhan laga kandang Bhayangkara FC melawan Persib, Minggu malam, di Stadion Patriot Chadrabaga Kota Bekasi sebagai mimpi buruk dunia persepakbolaan.
"Kejadian ini mimpi buruk untuk persepakbolaan. Saya menyaksikan aksi anarkisme yang luar biasa malam ini," katanya usai pertandingan.
Cole mengaku baru kali ini melihat anarkisme penonton yang saling baku hantam di tribun timur stadion hingga meringsek masuk ke dalam lapangan untuk memprotes langsung wasit dan pemain Persib di menit ke 83 pertandingan.
"Saya juga melihat ada penonton yang menyalakan flare hingga melempar pemain dengan botol plastik dan sampah," katanya.
Menurut dia, aksi kekerasan para penonton itu tidak selayaknya ditunjukan di muka umum hingga menganggu jalannya permainan.
Cole menganggap insiden yang menimbulkan puluhan korban luka itu sebagai bentuk ketidakdewasaan penonton dalam menerima hasil pertandingan.
"Kondisi seperti ini sangat jauh berbeda dengan suporter internasional yang sudah dewasa dalam menyikapi hasil pertandingan," katanya.
Kerusuhan itu bermula saat Bhayangkara FC menciptakan gol kedua pertandingan di menit ke 81 yang membuat oknum Bobotoh kecewa dengan kepemimpinan wasit dan bek belakang Persib hingga meringsek masuk ke dalam lapangan dan melempar flair serta botol plastik.
Keributan semakin menjadi saat Bharamania suporter Bhayangkara ikut kesal dengan ulah provokator kerusuhan dengan menangkap para oknum di tribun timur.
Situasi itu memaksa wasit Yeni Krisdianto menyetop sementara jalannya pertandingan selama lebih dari 10 menit hingga situasi berhasil ditenangkan aparat berseragam polisi.
Akibat kejadian itu, tim berjuluk Maung Bandung itu terancam tiga pelanggaran sekaligus yakni menyalahkan flare, pelemparan botol plastik ke dalam lapangan serta suporter yang menerobos masuk ke dalam lapangan dengan besaran denda masing-masing berkisar Rp10 juta.
Pascasituasi kondusif, wasit kembali melanjutkan laga Liga 1 Musim 2017 itu yang berakhir 2-0 untuk kemenangan Bhayangkara FC.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Kejadian ini mimpi buruk untuk persepakbolaan. Saya menyaksikan aksi anarkisme yang luar biasa malam ini," katanya usai pertandingan.
Cole mengaku baru kali ini melihat anarkisme penonton yang saling baku hantam di tribun timur stadion hingga meringsek masuk ke dalam lapangan untuk memprotes langsung wasit dan pemain Persib di menit ke 83 pertandingan.
"Saya juga melihat ada penonton yang menyalakan flare hingga melempar pemain dengan botol plastik dan sampah," katanya.
Menurut dia, aksi kekerasan para penonton itu tidak selayaknya ditunjukan di muka umum hingga menganggu jalannya permainan.
Cole menganggap insiden yang menimbulkan puluhan korban luka itu sebagai bentuk ketidakdewasaan penonton dalam menerima hasil pertandingan.
"Kondisi seperti ini sangat jauh berbeda dengan suporter internasional yang sudah dewasa dalam menyikapi hasil pertandingan," katanya.
Kerusuhan itu bermula saat Bhayangkara FC menciptakan gol kedua pertandingan di menit ke 81 yang membuat oknum Bobotoh kecewa dengan kepemimpinan wasit dan bek belakang Persib hingga meringsek masuk ke dalam lapangan dan melempar flair serta botol plastik.
Keributan semakin menjadi saat Bharamania suporter Bhayangkara ikut kesal dengan ulah provokator kerusuhan dengan menangkap para oknum di tribun timur.
Situasi itu memaksa wasit Yeni Krisdianto menyetop sementara jalannya pertandingan selama lebih dari 10 menit hingga situasi berhasil ditenangkan aparat berseragam polisi.
Akibat kejadian itu, tim berjuluk Maung Bandung itu terancam tiga pelanggaran sekaligus yakni menyalahkan flare, pelemparan botol plastik ke dalam lapangan serta suporter yang menerobos masuk ke dalam lapangan dengan besaran denda masing-masing berkisar Rp10 juta.
Pascasituasi kondusif, wasit kembali melanjutkan laga Liga 1 Musim 2017 itu yang berakhir 2-0 untuk kemenangan Bhayangkara FC.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017