Psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo S.Psi M.Psi mengatakan bahwa para ibu tetap harus memberikan ASI eksklusif kepada anaknya meski sedang mengalami sindrom baby blues.
“Baby blues dapat dialami oleh seorang ibu selama beberapa hari hingga dua minggu. Jadi ibu tidak perlu menjaga jarak dengan anak di luar waktu pemberian ASI ya,” kata Vera saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu.
Vera menuturkan baby blues merupakan sebuah kondisi mental yang umum terjadi pada hampir 80 persen wanita yang baru saja melahirkan.
Baca juga: Kemenkes: Bayi baru lahir hingga berusia enam bulan cukup diberikan ASI eksklusif
Gejalanya bisa muncul selama satu sampai lima hari setelah persalinan dan dapat mereda dalam 10 hari. Dalam kurun waktu tersebut ibu akan merasakan perasaan sedih, marah, cemas dan lelah.
Meski banyak merasa lelah dan mudah sekali marah, Vera mengatakan para ibu tidak perlu tidak perlu merasa belum siap menjadi seorang ibu ataupun membangun keluarga.
Sebab biasanya penderita baby blues masih bisa menjalankan aktivitasnya sehari-hari seperti memberikan ASI eksklusif dan merawat bayinya dengan baik.
Lebih lanjut, guna mencegah baby blues semakin parah dan mengganggu proses menyusui, Vera menyarankan supaya ibu tetap mendapatkan makanan yang bergizi dan teratur untuk menjaga energi dan kesejahteraan. Misalnya seperti banyak meminum air putih atau susu yang mengandung tinggi kalsium.
Baca juga: Dokter: Ibu dengan TB tetap bisa menyusui selama taat prokes
Bagi ibu yang merasakan stres akibat baby blues dapat berjalan ke luar rumah agar suasana hatinya menjadi jauh lebih baik. Ia mengatakan ibu dapat meminta bantuan dari orang-orang terdekat seperti anggota keluarga maupun komunitas untuk mendapatkan ketenangan dan dukungan sosial.
Menurutnya, wanita yang baru menjadi ibu juga memerlukan waktu banyak istirahat baik di siang hari atau malam dan melakukan aktivitas yang menarik agar dapat menyesuaikan diri dengan perannya yang baru.
“Tapi tetap ya, jika gejala berlanjut lebih dari dua minggu, dan dapat menunjukkan kondisi yang lebih serius seperti depresi perinatal, mohon segera hubungi pihak profesional,” ujar Vera.
Baca juga: Ini porsi makan yang tepat bagi ibu menyusui menurut Kemenkes
Vera melanjutkan bahwa keluarga juga memiliki andil untuk menjaga ibu selama mengalami baby blues. Terutama untuk suami, dapat memberikan bantuan berupa berbagi peran mengasuh bayi sebagai bentuk dukungan emosional yang kuat bagi ibu.
Kemudian ketika ibu merasa lelah, suami dapat mendengarkan ceritanya dan memberikan semangat tanpa harus menghakimi maupun menilai kondisinya.
“Pasangan juga bisa mengajak ibu berjalan kaki setiap hari, tujuannya agar ibu merasa lebih baik,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024