Purwakarta (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat meluncurkan ATM Beras Parelek untuk memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat miskin di daerah ini.
"ATM Beras ini akan disebar di seluruh RW sekitar Purwakarta. Layaknya ATM, maka pengambilan berasnya juga dilakukan dengan menggunakan kartu ATM," kata Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Kamis.
Ia mengatakan, untuk tahap awal pihaknya menurunkan empat mesin ATM Beras Parelek, yakni Desa Wanakerta, Desa Cibungur, Desa Bungursari, dan Desa Dangdeur. Keempat desa itu berlokasi di Kecamatan Bungursari.
Menurut dia, ATM Beras Parelek memudahkan masyarakat penerima beras untuk masyarakat sejahtera (rastra) dapat mengakses beras berkualitas.
Pengambilan beras itu bagi penerima rastra akan mendapatkan kartu ATM. Caranya, kartu itu ditempel di salah satu bagian ATM, lalu muncul petunjuk pengambilan beras di layar ATM itu.
Setiap bulan, warga penerima rastra bisa mendapat jatah beras dari ATM 15 kilogram atau 25 kilogram, sesuai dengan kebutuhan rumah tangga masing-masing.
Bupati Purwakarta memastikan, beras yang ditampung dalam mesin ATM itu bukan rastra dari Bulog. Tapi beras medium yang berkualitas baik biasa dijual di pasaran.
"Beras itu hasil dari program beras parelek, dari sumbangan warga yang dikumpulkan pada setiap kantor desa. Ada sumbangan dari aparatur sipil negara dan ada pula dari kalangan buruh di Purwakarta," katanya pula.
Bupati menegaskan, warga yang mendapatkan kartu ATM Beras Parelek bisa mengambil jatah berasnya setiap bulan. Beras itu gratis, tidak seperti rastra yang dibeli warga dengan harga lebih murah.
Menurutnya, ATM Beras Parelek itu sengaja diberlakukan agar warga kurang mampu selama ini bisa menggunakan rastra bisa mengakses beras berkualitas.
Dedi menyatakan, untuk sementara ini baru beberapa desa yang disediakan ATM Beras Parelek. Ke depan, ATM itu akan diterapkan di seluruh desa sekitar Purwakarta, sehingga seluruh desa di Purwakarta sudah terpasang ATM Beras Parelek. Artinya, warga mulai meninggalkan rastra, dan memilih beras dari ATM Beras Parelek yang gratis. katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"ATM Beras ini akan disebar di seluruh RW sekitar Purwakarta. Layaknya ATM, maka pengambilan berasnya juga dilakukan dengan menggunakan kartu ATM," kata Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Kamis.
Ia mengatakan, untuk tahap awal pihaknya menurunkan empat mesin ATM Beras Parelek, yakni Desa Wanakerta, Desa Cibungur, Desa Bungursari, dan Desa Dangdeur. Keempat desa itu berlokasi di Kecamatan Bungursari.
Menurut dia, ATM Beras Parelek memudahkan masyarakat penerima beras untuk masyarakat sejahtera (rastra) dapat mengakses beras berkualitas.
Pengambilan beras itu bagi penerima rastra akan mendapatkan kartu ATM. Caranya, kartu itu ditempel di salah satu bagian ATM, lalu muncul petunjuk pengambilan beras di layar ATM itu.
Setiap bulan, warga penerima rastra bisa mendapat jatah beras dari ATM 15 kilogram atau 25 kilogram, sesuai dengan kebutuhan rumah tangga masing-masing.
Bupati Purwakarta memastikan, beras yang ditampung dalam mesin ATM itu bukan rastra dari Bulog. Tapi beras medium yang berkualitas baik biasa dijual di pasaran.
"Beras itu hasil dari program beras parelek, dari sumbangan warga yang dikumpulkan pada setiap kantor desa. Ada sumbangan dari aparatur sipil negara dan ada pula dari kalangan buruh di Purwakarta," katanya pula.
Bupati menegaskan, warga yang mendapatkan kartu ATM Beras Parelek bisa mengambil jatah berasnya setiap bulan. Beras itu gratis, tidak seperti rastra yang dibeli warga dengan harga lebih murah.
Menurutnya, ATM Beras Parelek itu sengaja diberlakukan agar warga kurang mampu selama ini bisa menggunakan rastra bisa mengakses beras berkualitas.
Dedi menyatakan, untuk sementara ini baru beberapa desa yang disediakan ATM Beras Parelek. Ke depan, ATM itu akan diterapkan di seluruh desa sekitar Purwakarta, sehingga seluruh desa di Purwakarta sudah terpasang ATM Beras Parelek. Artinya, warga mulai meninggalkan rastra, dan memilih beras dari ATM Beras Parelek yang gratis. katanya lagi.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017