Bogor (Antara Megapolitan) - Kasus kejahatan seksual pada anak yang akhir-akhir ini marak terjadi menimbulkan keprihatinan mendalam lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) hingga menciptakan permainan edukasi menangkal kejahatan seksual tersebut.

"Permainan edukasi ini diberi nama "Selendank" singkatan dari "Snakes and Ladder Education Game for Kids," kata Salahuddin El Ayyubi, selaku dosen pembimbing tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Selendank IPB, Selasa.

Salahuddin menjelaskan, permainan tersebut memuat materi pendidikan seksual pada anak menjadi unik, sederhana dan menyenangkan dalam bentuk permainan ular tangga yang sudah awam dikenal masyarakat.

Permainan Selendank atau ular tangga tersebut telah dipraktikan di SD Negeri Bondongan, Kota Bogor. Dalam permainan tersebut, para siswa yang menjadi pemain aktif (bidak) di dalam papan permainan ular tangga yang dirancang khusus dengan dimensi 4,5 x 5,8 meter.

"Setiap siswa diberikan tayangan video singkat tetang pendidikan seksual agar menambah pengetahuan untuk menjaga diri sesaat sebelum bermain," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, meteri pendidikan seksual yang ringan disesuaikan dengan anak, dikemas dalam amplop di setiap kotak dan para siswa mendapat pendampingan saat membaca materi tersebut.

Ia menyebutkan, keunggulan permainan Selendank tersebut ialah terdapat harta karun di beberapa kotak untuk menambah keseruan permainan. Harta karun tersebut bisa menguntungkan atau merugikan, misalnya pemain mendapat bonus satu kali lagi untuk melempar dadu, atau ada juga harta karun yang berisikan pemain harus mundur beberapa langkah, dan sebagainya.

Pelajaran tentang antisasi kejahatan seksual ada di setiap kotak-kotak yang dilalui oleh anak-anak. Materi pembelajarannya seperti, anak-anak diingatkan untuk tidak berkendaraan seorang diri, menghindari kontak dengan orang yang tidak kenal apalagi memberikan makanan, apalagi menyentuh areal sensitif pada anak.

"Selain itu, setiap kotak pada papan permainan dirancang berwarna-warni dan terdapat gambar pakaian adat serta rumah tradisional berbagai provinsi di Indonesia," katanya.

Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk senantiasa mengingatkan anak-anak agar mencintai budaya Indonesia yang beraneka ragam. Selain itu nama-nama provinsi dituliskan dalam bahasa Inggris. Hal ini untuk mengajarkan dan membiasakan anak-anak berbahasa Inggris terutama di dunia yang semakin modern ini.

Ia mengatakan, saat uji coba permainan dilakukan mendapat respon positif dari anak-anak yang begitu antusias memainkannya. Dalam permainan tersebut para siswa merasakan keceriaan namun sarat dengan materi-materi penjagaan diri dari kejahatan seksual.

"Begitu juga dengan pihak sekolah," katanya.

Salahuddin berharap dengan hadirnya permainan Selendank menumbuhkan kesadaran siswa dan berkurangnya angka kejahatan seksual pada anak karena dapat merusak masa depan anak-anak Indonesia.

Menurutnya, permainan tersebut juga mendorong terciptanya generasi yang memiliki pengetahuan sejak dini tentang bahaya kejahatan seksual sehingga peluang mereka terjerumus ke dalam korban kejahatan seksual semakin kecil, serta terbentuknya watak serta karakter anak bangsa yang mencintai budaya Indonesia.

Selendank merupakan karya lima mahasiswa IPB yang berasal dari sejumlah fakultas mereka adalah mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) yakni Citra Atrina Sari, Risyda Aulia, Ixananda Arcedia Renzy, Aris Kristianto dan Sabri Rahman Siregar.

Permainan ini dibuat dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI, dibawah asuhan dosen pendamping, Salahuddin El Ayyubi.

Tim PKM Selendank IPB merencanakan akan mengadakan sosialisasi dan pembinaan kepada orangtua murid dan kelompok ibu PKK masyarakat sekitar agar edukasi ini tidak hanya berhenti pada anak, namun perlu juga diketahui oleh orangtua sebagai pihak utama yang bertanggung jawab atas keselamatan anak-anak.

"Harapannya program ini dapat direplikasikan di sekolah lain di Kota Bogor bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bogor. Program ini juga diharapkan bisa dirasakan manfaatnya di seluruh Indonesia sebagai upaya preventif kejahatan seksual pada anak," kata Salahuddin.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017