Bogor (Antara Megapolitan) - Sebanyak 65 masjid akan didatangi Tim Tarawih Keliling (Tarling) Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, yang dipimpin Wali Kota Bima Arya Sugarto.

"Sesuai kemampuan anggaran, tahun ini Tarling tetap berjalan, total ada 65 masjid yang akan dikunjungi," kata Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat kepada Antara, Minggu.

Tarling merupakan program rutin Pemerintah Kota Bogor setiap bulan Ramadhan. Tarling melibatkan seluruh unsur Musyawarah pimpinan daerah (Muspida) dan pimpinan SKPD.

Kegiatannya berupa mengunjungi Masjid, melaksanakan Shalat Tarawih Berjamaah dan menyalurkan santunan untuk setiap masjid yang dikunjungi.

"Tarling menjadi sarana silaturahmi antara pimpinan daerah dengan masyarakat, dan menyalurkan bantuan untuk masjid," kata Ade.

Setiap masjid yang dikunjngi mendapat santunan sebesar Rp15 juta ditujukan untuk membangun masjid, dan untuk keperluan pembedayaan umat.

"Anggaran berasal dari APBD Kota Bogor yang sudah dialokasikan untuk kegiatan Tarling," katanya.

Menurut Ade, akan ada 28 tim yang disebar ke masjid-masjid, setiap tim dipimpin oleh Muspida seperti Wali Kota, Wakil Wali Kota, Kapolresta, Kejari, Kepala Pengadilan Negeri, Dandrem, Dandim, dan lainnya.

"Saya masuk tim 19, tarling dijadwalkan mulai pekan depan, hanya dua malam," kata Ade.

Ade menyebutkan SK jadwal Tarling sudah dibuat. Tim tarling bergerak di setiap kecamatan, mendatangi masjid-masjid yang sudah disurvei sebelumnya untuk didatangi.

Menurutnya, tujuan Tarling adalah mempererat ukhuah Islamiah, menjalin kebersamaan dengan masyarakat khususnya selama Ramadhhan.

Ade mengatakan, selama pelaksanaan Tarling ada keleluasaan aparat pemerintah memahami permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat.

"Melalui Tarling masyarakat bisa menyampaikan langsung masalah-masalah sosial yang dihadapi. Harapannya, ada hal-hal yang bisa dijadikan solusi untuk kepentingan permasalan masyarakat," kata Ade.

Selain itu, Tarling menjadi ajang bagi Pemerintah Kota Bogor menyampaikan makna dari berpuasa, sebagai momen pembinaan kesabaran, jangan sampai dengan berpuasa masyarakat menjadi konsumtif, bahkan rela meminjam uang ke bank hanya untuk memenuhi kebutuhan lebaran.

"Ramadhan adalah waktu bagi kita meningkatkan ketaqwaan, masyarakat harus paham puasa untuk meningkatkan ibadah bukan kepentingan lebaran baju bagus, bermewah-mewah," kata Ade.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017