Purwakarta (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyampaikan kepada seratusan peserta dari sejumlah negara dalam "World Tolerance Conference" atau Konferensi Toleransi Dunia bahwa nilai toleransi di daerahnya cukup tinggi.
"Kalau kita bicara toleransi, sebenarnya masyarakat Jawa Barat dan Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai toleransi," katanya, di sela pembukaan Konferensi Toleransi Dunia, di Purwakarta, Senin.
Namun ia mengatakan pula, nilai toleransi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat itu kemudian hilang akibat kepentingan politik dan kekuasaan.
Menurutnya, hal tersebut mesti disadari bersama.
Sejak beberapa tahun terakhir, kata dia, Purwakarta berkembang dengan mempelopori toleransi. Hubungan manusia bernegara, beragama dan berbudaya itu menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
"Tiga hal tersebut yang menjadi prinsip dasar pembangunan," kata dia pula.
Ia mengatakan, di antara bentuk toleransi yang dikembangkan di Purwakarta, para pelajar dari berbagai agama di daerah itu beberapa kali mengikuti kegiatan botram atau makan bersama.
"Mereka beberapa kali makan bersama dan saling berbagi. Kalau makan saja sudah bersama, tidak akan mereka bertengkar," kata Bupati Purwakarta itu pula.
Kegiatan konferensi toleransi dunia di Purwakarta pada 22-24 Mei 2017.
"Kegiatan ini digelar untuk mencari rumusan agar toleransi antarumat beragama semakin berkembang," katanya pula.
Melalui kegiatan itu diharapkan masing-masing peserta dari negara yang berbeda nantinya mampu menyebarkan toleransi di negaranya masing-masing.
Purwakarta menjadi contoh sebagai daerah yang memiliki toleransi cukup tinggi, antara lain bisa dilihat dari sekolah-sekolah di sekitar daerah tersebut yang menyediakan sarana ibadah sesuai dengan agama yang dianut siswa.
Menurut Dedi, pada dasarnya Indonesia berpegang teguh pada Bhinneka Tunggal Ika, dan semua agama berpegang teguh kepada perdamaian.
Untuk mewujudkan toleransi, katanya lagi, masyarakat perlu diberikan edukasi yang mendalam. Edukasi tersebut bisa dimulai dari sekolah-sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Kalau kita bicara toleransi, sebenarnya masyarakat Jawa Barat dan Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai toleransi," katanya, di sela pembukaan Konferensi Toleransi Dunia, di Purwakarta, Senin.
Namun ia mengatakan pula, nilai toleransi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat itu kemudian hilang akibat kepentingan politik dan kekuasaan.
Menurutnya, hal tersebut mesti disadari bersama.
Sejak beberapa tahun terakhir, kata dia, Purwakarta berkembang dengan mempelopori toleransi. Hubungan manusia bernegara, beragama dan berbudaya itu menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
"Tiga hal tersebut yang menjadi prinsip dasar pembangunan," kata dia pula.
Ia mengatakan, di antara bentuk toleransi yang dikembangkan di Purwakarta, para pelajar dari berbagai agama di daerah itu beberapa kali mengikuti kegiatan botram atau makan bersama.
"Mereka beberapa kali makan bersama dan saling berbagi. Kalau makan saja sudah bersama, tidak akan mereka bertengkar," kata Bupati Purwakarta itu pula.
Kegiatan konferensi toleransi dunia di Purwakarta pada 22-24 Mei 2017.
"Kegiatan ini digelar untuk mencari rumusan agar toleransi antarumat beragama semakin berkembang," katanya pula.
Melalui kegiatan itu diharapkan masing-masing peserta dari negara yang berbeda nantinya mampu menyebarkan toleransi di negaranya masing-masing.
Purwakarta menjadi contoh sebagai daerah yang memiliki toleransi cukup tinggi, antara lain bisa dilihat dari sekolah-sekolah di sekitar daerah tersebut yang menyediakan sarana ibadah sesuai dengan agama yang dianut siswa.
Menurut Dedi, pada dasarnya Indonesia berpegang teguh pada Bhinneka Tunggal Ika, dan semua agama berpegang teguh kepada perdamaian.
Untuk mewujudkan toleransi, katanya lagi, masyarakat perlu diberikan edukasi yang mendalam. Edukasi tersebut bisa dimulai dari sekolah-sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017