Kesan saya saat pertama membaca judul buku ini, sebelum melihat isinya, adalah berisi ajakan dari penulisnya, Anna Hariyatiningsih SE MM, untuk tersenyum.

Ada apakah? Apa berangkat dari kegelisahan Anna, melihat masyarakat kita dalam kekinian telah "kehilangan" jati diri luhur Bangsa Indonesia, murah senyum, yang terkenal ke seantero dunia?

Tidak juga kok, buktinya, banyak koruptor yang tertangkap, tampil ke publik melalui berbagai lensa media massa, masih kerap tampil dengan tersenyum, bahkan berkoar membela diri tak bersalah dan seolah tak menyesali perbuatan kriminalnya, maling uang rakyat.

Bagi khalayak yang mencoba mendapatkan kesan bahwa buku ini berisi berbagai hal tentang senyum, bisa jadi kecele.

Buku ini sama sekali tidak membahas secara fisiologi, soal senyum, yang merupakan ekspresi wajah terjadinya gerakan kedua bibir yang melebar di kanan dan kiri serta seputar mata, untuk menunjukkan kebahagiaan atau rasa senang. Apalagi secara filosofi tentang senyum, tentu saja tidak.

Buku ini justru berisi 26 bab yang terlepas antara satu bab dengan bab lainnya, tentang berbagai hal, antara lain, mulai dari sikap dan persepsi diri, komunikasi, interaksi sosial soal kepemimpinan dalam tim atau dalam keluarga dan pertemanan, dan meningkatkan potensi diri dengan prestasi dengan kedisiplinan dan ketekunan, untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan.

Penulis, yang merupakan dosen sekaligus motivator karakter dan pengembangan kepribadian, menyatakan dalam buku pertama karyanya ini dengan kalimat, tidak peduli siapapun Anda, selama mempunyai keinginan untuk berubah lebih baik, buku ini sangat layak untuk dibaca.

Informasi dari buku ini bukan hal-hal yang baru, tetapi banyak sekumpulan kata bijak dari orang-orang yang layak menjadi contoh dan panutan dalam memandang tentang kehidupan yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai rambu-rambu di dalam perjalanan hidup manusia.

Bila demikian adanya, mengapa menggunakan kata Tersenyumlah untuk memberikan judul pada buku yang diterbitkan oleh Penerbit Adab (Anggota Ikapi:354/JBA/2020), Indramayu,Jawa Barat, pada cetakan pertama Maret 2024, ini.
 
Penulis buku Tersenyumlah, berada di rak buku hasil karyanya yang dipajang di Toko Buku Gramedia. (Foto: Antara/IG hariyati_nana).

Justru dari sanalah, saya mendapatkan kesan mendalam tentang isi dan benang merah buku ini. Bahwa bila kita memenuhi ajakan untuk tersenyum dalam mengawali setiap Langkah dalam kehidupan kita maka pikiran kita akan terbuka dalam menjalani kehidupan dan menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
 
Buku ini mengingatkan kepada kita, bangsa Indonesia, yang dikenal mewarisi dari nenek moyang sebagai bangsa yang murah senyum, ramah tamah, sopan santun, dan tahan terhadap berbagai tantangan dan cobaan serta tekanan seberat apapun.

Kita sangat bersyukur bahwa Bangsa Indonesia dapat belajar banyak tentang kebudayaan bangsa, dari adat istiadat yang mengajarkan cara sopan santun, cara bergaul di alam lingkungan sosial, sikap, perilaku, tutur kata yang baik, seperti menghargai orang lain di dalam lingkungan yang heterogeny atau bermacam latar belakang.


Menyasar generasi muda

Penulis buku ini, yang juga Pendiri Srikandi Avia Sejati Training Center (Lembaga Diklat Profesi), mempersembahkan karyanya dengan menyasar generasi muda, dengan harapan sengan membaca dan memahami isi bukunya, generasi muda Indonesia dapat lebih mantap dan percaya diri untuk menggapai masa depan yang lebih baik.

Inilah yang membuat buku ini menjadi relevan untuk diterbitkan dan beredar ke publik, terlebih menyongsong Indonesia Emas 2045. Generasi muda saat inilah yang bakal mengisi perjalanan bangsa saat Indonesia berada pada masa-masa keemasannya sekitar 21 tahun ke depan.

Generasi Emas 2045 merupakan program dalam rangka mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof Dr Abdul Mu'ti, memberikan penguatan dan dukungan (endorsement) bahwa buku ini sangat bagus, unik, menarik, dan inspiratif untuk pengembangan diri generasi muda agar menjadi pribadi lebih percaya diri dan unggul.

Tak hanya Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti yang menyampaikan kesan baik atas buku tersebut, melainkan ada 13 tokoh lintas profesi yang dicantumkan pada buku ini untuk menyampaikan dukungannya.

Tokoh dari kalangan entrepreneur Aries Marudiyanto misalnya menyampaikan bahwa sukses dan keberhasilan hanya akan dicapai oleh orang yang selalu berpikir positif, kerja keras, berani, dan inovatif serta bika bekerja sama dengan semua pihak. Buku ini sangat bagus untuk semua generasi, guna menambah ilmu, motivasi, dan semangat dalam menggapai cita.

Buku ini dapat dibaca oleh semua kalangan karena buku ini membahas tentang etika, pelayanan prima, kepemimpinan, etiket sosial, pertemanan atau persahabatan, pengembangan karakter, dan lain-lain. Paket lengkap, satu buku mencakup banyak materi. Buku yang penuh motivasi dan inspirasi buat kita semua. Demikian disampaikan Dian Oktaviana Sari, wanita yang pernah berkarir sebagai Cabin Manager maskapai penerbangan Etihad Airways, soal isi buku ini.

Sementara bagi Prof Dr KH Moh Abdul Kholiq Hasan, MA, MEd, penulis "Tafsir Rabbana min Kalami Rabbina: Tafsir Ayat-Ayat Doa", menyampaikan bahwa tidak semua buku motivasi memberikan Langkah kongkret dalam mencapai kesuksesan. Buku ini dengan bahasa yang ringan, runtut, dan mudah dipahami, memberikan pembaca langkah-langkah kongkret mencapai tangga kesuksesan.

Buku yang sudah bisa didapat di berbagai toko buku terkemuka, seperti di Toko Buku Gramedia atau dipesan kepada penerbit, menambah khazanah literasi tentang sukses dalam kehidupan.

Setiap orang ingin sukses, tetapi tidak semua orang yang beruntung meraihnya. Namun percayalah, proses tak akan pernah menghianati hasil.*

Judul "Tersenyumlah Langkah Bijak dalam Kehidupan: Bermimpi, Berpeluh, dan Berkembang Menuju Kesuksesan dan Kebahagiaan", penulis Anna Hariyatiningsih SE, MM, editor Nia Duniawati, penerbit Adab, Nomor ISBN: 978-623-162-867-1, xvi+192 halaman, buku ukuran 14,5 x 21 cm, cetakan pertama Maret 2024.

Pewarta: Rilis

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024