Sukabumi (Antara Megapolitan) - Unit Pelayanan Teknis Daerah Pasar Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan puluhan pedagang penghuni tempat penampungan sementara (TPS) bangkrut akibat turunnya omset penjualan.
"Benar, ada sekitar 50 pedagang Pasar Parungkuda yang menghuni TPS gulung tikar karena minimnya pembeli," kata Kepala UPTD Pasar Parungkuda Wowon di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya pedagang bangkrut, selain minimnya pembeli sehingga omset menurun hingga 50 persen lebih, juga sesaknya pedagang di TPS yang memiliki luas sekitar satu hektare tersebut.
Tidak hanya bangkrut, ratusan pedagang Pasar Parungkuda pun memilih tidak berjualan di TPS tetapi menyewa kios di lokasi lain yang dinilai mereka lebih strategis.
Adapun data pihaknya menyebutkan, dari 600 pedagang yang menghuni Pasar Parungkuda, hanya sekitar 400 pedagang saja yang mau direlokasi ke TPS.
Sisanya banyak yang memilih berdagang di tempat lain, bangkrut atau ada juga yang berhenti dahulu berdagang sampai Pasar Semimodern Parungkuda tuntas dibangun.
"Kami dari pemerintah berupaya mempercepat pembangunan pasar ini agar para pedagang khususnya yang sudah lama bisa kembali berjualan di tempat yang lebih representatif, nyaman dan bersih tidak seperti sebelum dibangun," tambahnya.
Wowon mengatakan pembangunan pasar ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi pedagang dan konsumsi yang tengah bertransaksi jual beli.
Diharapkan setelah pasar tersebut dioperasikan omset pedagang bisa kembali meningkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Benar, ada sekitar 50 pedagang Pasar Parungkuda yang menghuni TPS gulung tikar karena minimnya pembeli," kata Kepala UPTD Pasar Parungkuda Wowon di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya pedagang bangkrut, selain minimnya pembeli sehingga omset menurun hingga 50 persen lebih, juga sesaknya pedagang di TPS yang memiliki luas sekitar satu hektare tersebut.
Tidak hanya bangkrut, ratusan pedagang Pasar Parungkuda pun memilih tidak berjualan di TPS tetapi menyewa kios di lokasi lain yang dinilai mereka lebih strategis.
Adapun data pihaknya menyebutkan, dari 600 pedagang yang menghuni Pasar Parungkuda, hanya sekitar 400 pedagang saja yang mau direlokasi ke TPS.
Sisanya banyak yang memilih berdagang di tempat lain, bangkrut atau ada juga yang berhenti dahulu berdagang sampai Pasar Semimodern Parungkuda tuntas dibangun.
"Kami dari pemerintah berupaya mempercepat pembangunan pasar ini agar para pedagang khususnya yang sudah lama bisa kembali berjualan di tempat yang lebih representatif, nyaman dan bersih tidak seperti sebelum dibangun," tambahnya.
Wowon mengatakan pembangunan pasar ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi pedagang dan konsumsi yang tengah bertransaksi jual beli.
Diharapkan setelah pasar tersebut dioperasikan omset pedagang bisa kembali meningkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017