Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengajak masyarakat untuk konsisten melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menghadapi tingginya kasus demam berdarah dengue atau DBD.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Adang Mulyana di Cibinong, Rabu, mengungkapkan masyarakat harus bergerak bersama untuk menekan kasus DBD yang meningkat.
“Paling tidak seminggu sekali dilakukan, dan harus dilakukan terus secara berkelanjutan. Kemudian PSN juga tidak bisa hanya dilakukan rumah ke rumah tapi harus satu wilayah secara menyeluruh secara bersama-sama," ungkapnya.
Baca juga: Dinkes Bogor imbau masyarakat waspadai DBD
Menurut Adang, hal paling efektif untuk mencegah kasus DBD adalah dengan mengendalikan nyamuk pada saat masih dalam bentuk jentik.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor hingga kini memasifkan PSN di beberapa wilayah melalui peran aktif petugas puskesmas dan kader posyandu.
“Masyarakat juga diimbau menerapkan pola 3M di rumahnya masing-masing dengan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur dan mendaur ulang barang bekas tidak terpakai yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti,” kata Adang.
Baca juga: Dinkes Bogor imbau warga waspada kasus DBD hingga kini masih tinggi
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat sejak Januari-Juni 2024 sudah 18 orang meninggal terkena penyakit tersebut dari total 1.932 kasus.
"Januari 256 kasus, Februari 313 kasus, Maret 561 kasus, April 408 kasus, Mei 393 kasus, dan Juni 1 kasus. Total Januari-Juni 2024 mencapai 1.932 kasus, dengan 18 orang meninggal dunia,” ungkapnya.
Ia menjelaskan ada lima kecamatan yang diwaspadai dengan kasus DBD tertinggi, yaitu Cibinong, Cileungsi, Jonggol, Gunungputri, dan Bojonggede.
Baca juga: Dinkes Bogor catat kasus DBD melonjak secara signifikan
“Kecamatan Cibinong memiliki 224 kasus, Cileungsi 209 kasus, Jonggol 145 kasus, Gunung Putri 134 kasus, dan Bojonggede 93 kasus,” ujarnya.
Adang menegaskan bahwa jumlah kasus DBD hampir dua kali lipat setiap bulannya dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Adang Mulyana di Cibinong, Rabu, mengungkapkan masyarakat harus bergerak bersama untuk menekan kasus DBD yang meningkat.
“Paling tidak seminggu sekali dilakukan, dan harus dilakukan terus secara berkelanjutan. Kemudian PSN juga tidak bisa hanya dilakukan rumah ke rumah tapi harus satu wilayah secara menyeluruh secara bersama-sama," ungkapnya.
Baca juga: Dinkes Bogor imbau masyarakat waspadai DBD
Menurut Adang, hal paling efektif untuk mencegah kasus DBD adalah dengan mengendalikan nyamuk pada saat masih dalam bentuk jentik.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor hingga kini memasifkan PSN di beberapa wilayah melalui peran aktif petugas puskesmas dan kader posyandu.
“Masyarakat juga diimbau menerapkan pola 3M di rumahnya masing-masing dengan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur dan mendaur ulang barang bekas tidak terpakai yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti,” kata Adang.
Baca juga: Dinkes Bogor imbau warga waspada kasus DBD hingga kini masih tinggi
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat sejak Januari-Juni 2024 sudah 18 orang meninggal terkena penyakit tersebut dari total 1.932 kasus.
"Januari 256 kasus, Februari 313 kasus, Maret 561 kasus, April 408 kasus, Mei 393 kasus, dan Juni 1 kasus. Total Januari-Juni 2024 mencapai 1.932 kasus, dengan 18 orang meninggal dunia,” ungkapnya.
Ia menjelaskan ada lima kecamatan yang diwaspadai dengan kasus DBD tertinggi, yaitu Cibinong, Cileungsi, Jonggol, Gunungputri, dan Bojonggede.
Baca juga: Dinkes Bogor catat kasus DBD melonjak secara signifikan
“Kecamatan Cibinong memiliki 224 kasus, Cileungsi 209 kasus, Jonggol 145 kasus, Gunung Putri 134 kasus, dan Bojonggede 93 kasus,” ujarnya.
Adang menegaskan bahwa jumlah kasus DBD hampir dua kali lipat setiap bulannya dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024