Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Jawa Barat menghadirkan alat pendeteksi kanker atau Positron Emission Tomography (PET) Scan untuk menekan kasus kematian akibat kanker khususnya kepada masyarakat di Indonesia.
Direktur Utama RSHS Bandung Jimmy Panelewen di Bandung Rabu
mengatakan, masyarakat dapat mendeteksi kanker yang dapat dicegah menjadi stadium tinggi dengan deteksi dini dan ketepatan diagnosa kanker, salah satunya dengan PET Scan.
“Di sisi diagnostiknya terhadap kanker ini kita bisa menentukan, ini bisa merubah atau bisa menentukan bagaimana penanganan selanjutnya,” kata Jimmy.
Jimmy menjelaskan, penggunaan alat PET Scan dapat juga digunakan sebagai evaluasi terhadap pengobatan kanker yang telah dilakukan. Hal ini dapat membantu pasien untuk menentukan langkah pengobatan selanjutnya
Baca juga: RSHS Bandung benarkan sedang merawat dan isolasi WNA asal Tiongkok
Baca juga: Anak Tanpa Tempurung Kepala Mulai Dirawat RSHS
“Dan ternyata alat ini bukan cuma untuk mendeteksi, tapi juga bisa melakukan terapi. Bahkan nanti ini bisa evaluasi, terutama untuk pasien kanker,” katanya.
Kehadiran alat PET Scan merupakan bukti komitmen RSHS bersama Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), dalam memberikan akses kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan layanan onkologi terpadu yang merupakan salah satu teknologi kedokteran nuklir yang sudah digunakan di seluruh dunia.
Diharapkan layanan tersebut dapat mendeteksi sedini mungkin dan meminimalisasi angka kesakitan dan kematian akibat kanker.
“Nah ini tentu saja kerja keras dari RSHS dan Fakultas Kedokteran Unpad untuk betul-betul bisa hadir sebagai institusi yang bisa melindungi masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Barat dari segi pelayanan kedokteran nuklir ini,” katanya.
Baca juga: RSUD Subang rujuk bayi tanpa tempurung kepala ke RS Hasan Sadikin Bandung
Lebih lanjut, dia mengaku kehadiran alat tersebut telah menyedot antusiasme masyarakat untuk memanfaatkan PET Scan dalam mendeteksi maupun mengevaluasi terhadap penyakit kanker.
Dengan demikian pasien-pasien yang membutuhkan pemeriksaan dengan alat tersebut tidak perlu lagi jauh-jauh pergi keluar negeri.
“Nah sementara ini saja bahwa antreannya atau daftar tunggunya sudah panjang. Bulan ini baru mau menyelesaikan yang sebenarnya yang bulan kemarin,” kata Jimmy.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024