Sukabumi (Antara Megapolitan) - Pemuda yang tergabung dalam Farmerhouse Sukabumi, Jawa Barat terus mengembangkan dan mengenalkan sistem pertanian hydroponik kepada masyarakat dengan memanfaatkan lahan terbatas.

"Dengan sistem hydroponik ini tidak perlu menggunakan lahan luas untuk bertani, apalagi Kota Sukabumi yang lahan pertaniannya sudah sangat sempit," kata penggagas Farmehouse Sukabumi Endud Badrudin di Sukabumi, Sabtu.

Menurutnya, ide bertani dengan sistem hidroponik ini muncul setelah ia mencoba memanfaatkan perkarangan rumahnya untuk mencoba menanam beberapa sayuran tetapi medianya bukan tanah namun air.

Ternyata hasil panennya pun cukup melimpah yang awalnya diperkirakan untuk dikonsumsi sendiri, tapi selebihnya ternyata bisa dijual kembali. Keberhasilannya pun tersebut kemudian ditularkan ke pemuda lainnya yang ada di Sukabumi dan ternyata mendapatkan respon yang cukup baik.

Sehingga saat ini sudah ada belasan komunitas pemuda yang memanfaatkan lahan sempit dan perkarangannya rumahnya untuk bertani dengan menggunkan sistem hydroponik ini.

Tidak hanya komunitasnya saja yang mengembangkan sistem bertani tersebut tetapi sudah banyak masyarakat yang mencobanya walaupun masih dalam skala kecil atau untuk kebutuhan pribadi.

Selain itu, hasil panennya saat ini pun sudah masuk ke pasar-pasar modern dan permintaannya pun cukup tinggi karena tanaman yang ditanamnya seperti cabai, sawi, seledri, bawang daun dan lain-lain tidak menggunakan zat kimia buatan.

"Kami pun terus berinovasi di tengah semakin sempitnya lahan pertanian dengan menularkan sistem pertanian seperti ini khususnya kepada pemuda agar bisa berwirausaha sendiri dan tujuan akhirnya agar mandiri dalam mengelola pangannya," tambahnya.

Sementara, Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan lahan pertanian di Kota Sukabumi yang sudah semakin sempit ini menyebabkan kebutuhan pangan untuk masyarakat bergantung dari daerah lain.

Maka dari itu, pihaknya terus berupaya dan mengimbau kepada warga yang memiliki perkarangan rumah agar dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang minimalnya bisa dikonsumsi sendiri.

"Untuk hasil produksi pertanian memang cukup besar, tetapi tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan untuk masyarakat karena tidak sebanding dengan luas lahan pertanian. Sehingga kami terus mencari solusi salah satunya dengan memanfaatkan perkarangan rumah untuk dijadikan lahan pertanian minimalis," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017