Ratusan pemuda dari Kalimantan Timur (Kaltim) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) mengikuti pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII di Pondok Pesantren Bairuha, Balikpapan, Kaltim.

Ketua DPW LDII Kalimantan Timur Krishna Purnawan Candra dalam keterangannya, Senin, mengungkapkan kegiatan jurnalistik mahir dasar yang bekerja sama dengan DPP LDII ini berlangsung pada 24-26 Mei 2024, melibatkan 171 peserta.

Ia mengatakan, penyebaran informasi kian interaktif. Dahulu, orang mengandalkan media massa cetak, lalu media online dan televisi. Tapi, sekarang media sosial juga menjadi medium penyebaran informasi. 

“Namun seringkali informasi disusupi dengan narasi manipulatif, “Dengan bekal keahlian jurnalistik dasar yang diperoleh dari pelatihan ini, diharapkan peserta dapat menjadi agen perubahan yang mampu menyajikan informasi yang akurat, objektif, dan kritis,” ujar Krishna.

Ia menambahkan, para peserta pelatihan jurnalistik mayoritas merupakan pemuda yang memiliki minat dalam bidang jurnalistik.

“Mereka mendapatkan pembekalan tentang dasar-dasar jurnalistik, etika jurnalistik, teknik penulisan, serta kemampuan analisis informasi,” ungkapnya.

Krishna berharap pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman peserta tentang pentingnya wartawan yang independen dan bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

“Dengan demikian, LDII berkomitmen untuk mendukung perkembangan media yang berkualitas dan menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya,” ucap Krishna yang merupakan Guru Besar Ilmu Pertanian Universitas Mulawarman.

Pelatihan jurnalistik yang bertujuan meningkatkan literasi media tersebut, menghadirkan narasumber dari LDII News Network yang bekerja di berbagai media dan perusahaan yang berkaitan dengan pemberitaan dan industri kreatif.

Para peserta memperoleh materi jurnalistik online, foto jurnalistik, produksi berita televisi, manajemen media sosial, hingga desain grafis.

Sementara, Ketua DPP LDII dan Koordinator Bidang Komunikasi, Informasi dan Media (KIM) DPP LDII Rulli Kuswahyudi menyebutkan, dengan adanya pelatihan jurnalistik mahir dasar, diharapkan para peserta menjadi garda terdepan dalam menghadapi dinamika informasi pada era digital saat ini.

“LDII yakin bahwa dengan kemampuan jurnalistik yang baik, peserta akan mampu menjaga integritas berita dan memerangi penyebaran informasi palsu yang merugikan masyarakat,” ujarnya.

Pelatihan tersebut juga mengundang Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Abdurrahman Amin. Dalam pembekalannya, ia mengatakan telah terjadi pergeseran kebutuhan dan kebiasaan masyarakat dalam mengakses informasi dan mendistribusikan berita.

Ia berpendapat jurnalis masa kini sudah berada dalam era paling rendah atau paling terdistraksi. Baik oleh informasi hoaks maupun kemudahan akses informasi yang mengakibatkan peran jurnalistik sudah mulai bergeser dari yang dulunya amat sentral dan eksklusif. Namun saat ini, menjadi sangat tumpang tindih oleh informasi citizen jurnalisme yang sering kali disajikan secara lepas dan serampangan oleh pengguna internet.

“Yang dapat membedakannya, adalah masyarakat sebagai pengguna gawai agar memilih apakah ingin menghabiskan waktu berjam-jam untuk scroll media sosial, namun menerima semua informasi yang tidak beraturan antara penting dan tidak perlu. Ataukah untuk memperbanyak literasi seperti membaca berita maupun artikel yang informatif dan bermanfaat,” ungkap Rahman.

Sebab, lanjutnya, perilaku masyarakat pengguna gawai sungguh berbeda, antara seseorang yang menghabiskan banyak waktu untuk scroll medsos, dibanding yang menghabiskan banyak bahan bacaan dari jagad maya.

“Bahwa tentu saja, para penikmat literasi bacaan informatif akan menjadi seseorang yang lebih berpikir dan bertindak kritis, ketimbang seseorang yang akan banyak membuang waktu dalam hidupnya karena lebih banyak mengonsumsi konten yang kurang bermanfaat dari medsos,” ujarnya.
 

Pewarta: ANTARA

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024