Jakarta (Antara Megapolitan) - Bimbingan dan dukungan dari Kementerian Agama diapresiasi oleh penyelenggara umrah "First Travel" yang akhirnya bisa memberangkatkan ratusan jamaah umrah yang tertunda ke Tanah Suci di Arab Saudi.

"Selain Kemenag, terima kasih juga kami sampaikan kepada DPR-RI, DPD-RI, asosiasi, pegiat umrah, serta semua pihak yang terlibat, langsung maupun tidak langsung, dalam upaya kami mengatasi berbagai problem teknis terkait keberangkatan jamaah umrah," kata Direktur Utama "First Travel" Andika Surachman Siregar dalam penjelasan di Jakarta, Selasa.

Khusus kepada jamaah, pihaknya juga memberikan apresiasi karena telah meluaskan kesabaran serta berupaya memahami masalah yang tengah terjadi.

Sepanjang Senin (1/5), pihaknya melepas keberangkatan ratusan jamaah umrah FT yang penerbangannya sempat tertunda karena berbagai kendala teknis beberapa waktu terakhir.

Pada Senin pagi, siang, dan sore hari telah diberangkatkan sebanyak 268 anggota jamaah, dan malam hari telah diterbangkan sebanyak 200 anggota jamaah lagi dengan pesawat Saudi Arabian Airlines.

"Kurang lebih total ada 518 jamaah sudah diberangkatan, dan itu akan terus berlangsung setiap hari, Insya Allah," kata Andika.

Pemberangkatan tersebut, katanya, merupakan pembuktian bahwa travel pelopor umrah harga ekonomis itu telah menjalankan kewajibannya dengan amanah dan profesional.

"Sekali lagi, kami mengucapkan kasih kepada semua pihak yang terus memantau, mengawasi, dan membantu dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu Allah SWT ini," katanya.

Pihaknya menyebut bahwa keberangkatan jamaah umrah yang sempat tertunda itu sebagai "hari baru, semangat baru, dan lembar baru" dalam penyelenggaraan ibadah umrah.

"Bahwa sebenarnya seluruh pihak tak terkecuali menginginkan jamaah umrah dilayani dengan baik," katanya.

Anggota Komite III DPD-RI Dedi Iskandar Batubara juga memberikan apresiasi atas tanggung jawab dan komitmen FT sebagai usaha anak negeri dalam melaksanakan tugas melayani para jamaah umrah.

"Pada prinsipnya, kami mengimbau seluruh pelaku industri jasa umrah untuk andil dalam berbuat baik bagi umat Islam, bangsa, dan negara Indonesia," katanya.

Senator asal Sumatera Utara itu, memahami sentimen negatif yang sebenarnya merupakan budaya kurang elok, yang terkadang tidak dapat dihindari di tengah dinamisnya situasi yang bersinggungan dengan entitas ekonomi.

Meski demikian, ia berharap semua pihak mampu mengubah cara pandangnya, yakni dari "senang melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang" menjadi sebaliknya, yakni "senang melihat orang lain senang, susah melihat orang lain susah".

Menurut Andika, masalah dan kendala yang mereka hadapi, serta berbagai upaya untuk mengatasinya kemarin telah memberikan banyak hikmah dan pembelajaran, bukan hanya bagi FT sendiri, namun juga kepada semua entitas terkait dengan umrah.

Hal itu, katanya, dalam kerangka ikut serta meningkatkan perekonomian bangsa, mewujudkan perilaku saleh secara pribadi dan sosial serta terus meningkatkan pelayanan kepada jamaah.Ia menganalogikan hubungan anak-bapak, di mana ada kalanya seorang anak protes karena tidak suka dimarahi orang tuanya di hadapan umum.

Namun ia memahami bahwa jawaban sang ayah merupakan bentuk kecintaan karena tidak ingin sesuatu yang tidak baik menimpa anaknya.

"Marahnya orangtua ternyata dikarenakan cinta dan sayangnya kepada anak. Hanya saja, tentu orang tua juga perlu melihat situasi dan kondisi bagaimana cara menegur atau memarahi yang tepat," katanya.

Ia menambahkan apa yang terjadi sebelumnya merupakan kekhilafan, dan pihaknya juga meminta maaf kepada semua pihak apabila ada kata dan tindakan yang kurang santun.

"Mari bersama kita dongkrak pertumbuhan ekonomi melalui industri jasa umrah anak negeri. Mohon doanya agar semua proses keberangkatan jamaah kami dapat berjalan baik dan lancar," katanya.

Kepada jamaah, Andika dan senator Dedi menitipkan harapan agar jika sudah tiba di Mekkah dan Madinah, ikut mendoakan keselamatan bangsa dan negara Indonesia untuk kemakmuran, kesejahteraan bersama.

Atas permasalahan itu, sebelumnya Direktur Umrah dan Haji Khusus Kemenag Muhajirin Yanis didampingi Kasubdit PIHK Iwan Dartiwan dan Plh Kasi Pengawasan Zakaria Ansori membenarkan telah memanggil manajemen FT.

"Kami panggil First Travel untuk mengklarifikasi berbagai hal yang berkembang di lapangan, terutama terkait adanya sekitar 270 jamaah yang tertunda keberangkatannya. Juga melakukan `crosscheck` atas data yang ditemukan di lapangan untuk mengetahui penyebab sesungguhnya," kata Muhajirin Yanis.

Kemenag juga menanyakan masalah penjadwalan ulang keberangkatan sejumlah jamaah umrah FT.

Mantan Kakanwil Kemenag Provinsi Gorontalo itu, mengaku mendapatkan keluhan tentang sejumlah jamaah yang mengalami penundaan pemberangkatan.

Ada juga jamaah yang mengadu terkait urutan keberangkatan. Meski mendaftar lebih dahulu, mereka mengaku ada jamaah lain yang mendaftar belakangan malah didahulukan.

"Ada temuan di lapangan, jamaah yang seharusnya berangkat belakangan, didahulukan. Jamaah yang seharusnya berangkat lebih awal mengetahui itu sehingga mereka bereaksi dan menuntut ada kepastian keberangkatan," ujarnya.


Terkait hal ini, Muhajirin telah meminta kepada FT untuk segera memberikan jadwal keberangkatan yang pasti kepada jamaah.

Selain itu, mereka juga diminta untuk segera mendata ulang jamaah yang mendaftar promo sejak 2015 dan hingga saat ini belum mendapatkan jadwal keberangkatan atau sudah mendapat jadwal tapi masih tertunda.

"Mereka berkomitmen untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan keberangkatannya. Apa yang telah menjadi kesepakatan bersama, pihak Kemenag akan terus memantau dan mendalami apakah ini betul-betul dilaksanakan," katanya.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017