Pembangunan dua bendungan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Cibeet dan Cijurey yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) kini memasuki tahap pembebasan lahan.

Plt. Kepala Bagian Umum dan Tata Usaha Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Muhammad Barani dalam keterangannya, Selasa, menjelaskan proyek Cibeet banyak pemukiman warga, sementara untuk pembebasan lahan di proyek Bendungan Cijurey banyak lahan kosong.

"Kami akui, warga sekitar belum bersedia melepas lahannya lantaran kesepakatan dengan pemerintah melalui BBWS Citarum ada yang masih belum tuntas," ujarnya.

Barani menjelaskan, beberapa kendala proyek tersebut, yakni mengenai ganti untung, As Bendungan yang berada di kampung dan mengenai salah satu situs sejarah berupa makam leluhur yang selama ini dikeramatkan yang rencananya akan dipindahkan.

"Permintaan masyarakat di kampung sekitar proyek Bendungan yang menginginkan agar kami diminta menggeser As Bendungan, kemungkinan besar/tidak bisa bergeser posisinya. Hal ini dikarenakan penempatan/penunjukan As Bendungan Cibeet yang sudah ada merupakan hasil penelitian dan perencanaan sebelumnya," jelas Barani.

Kemudian, mengenai keberadaan situs makam leluhur, pihaknya juga tetap memindahkan makam tersebut. 

"Kami akan memindahkan makam tersebut dan mengupayakan tempat yang mudah di jangkau dan akan dibuat rapih dan bagus agar masyarakat lebih nyaman untuk berkunjung. Intinya bahwa pelaksanaan pembangunan proyek akan terus berjalan hingga tahun 2028," ujarnya.

Sementara, PPK Bendungan III Heru Fisanto, menerangkan, mengenai ganti untung kepada masyarakat yang lahan terdampak pembangunan Bendungan Cibeet, pihaknya sudah dan sedang berproses dalam melakukan pendekatan, pengukuran dan pelaksanaan ganti untung yang kesemuanya itu juga didampingi oleh pihak forkopimda. 

"Kami akan mendorong terus proses pengadaan lahan meskipun memang ada beberapa lokasi/ bidang yang belum 100 persen selesai . Mungkin karena ada aspirasi masyarakat yang belum ada titik temu. Tapi kami terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan warga tersebut hingga nantinya dicapai titik temu," kata dia.

Selain itu, kegiatan pembangunan di proyek tersebut memang belum full, bisa dikatakan 'mesinnya' belum berjalan 100 persen, karena memang baru berjalan kurang lebih satu tahun sejak penandatanganan kontrak pekerjaan, dalam hal ini juga disadari oleh penyedia jasa. Namun progres masih terus berjalan.

"Saat ini kami sedang menyelesaikan masalah-masalah yang timbul, dan seiring berjalannya waktu masalah ini akan dan dapat diselesaikan," ujar Heru.

Pihaknya akan terus melakukan upaya pengadaan dan pembebasan lahan di sekitar As Bendungan dan pihaknya upayakan tahun ini atau di awal tahun depan, dikarenakan tahun depan sudah masuk tahun ke-3 yang catatan kontrak hingga tahun 2028, kurang lebih 5 tahun anggaran.

"Jadi tahun ketiga mestinya sudah harus Full Power untuk melakukan pekerjaan konstruksi dan dapat tercapai sesuai target. Intinya saat ini masih on the track dan pelaksana konstruksi juga bisa berjalan sesuai progres," harapnya.

Ia berharap dukungan masyarakat agar proyek pembangunan bendungan dapat selesai tepat waktu, karena keberadaan bendungan ini nantinya dapat bermanfaat (penerima manfaat, red) bagi masyarakat di wilayah Bogor dan Bekasi maupun Karawang. Seperti irigasi, pengendalian banjir maupun untuk pemanfaatan tenaga listrik (hydro power) di wilayah tersebut.

Waduk Cibeet akan dibangun dengan lahan seluas 1.700,26 hektar di delapan desa yang ada di dua kecamatan, yaitu Tanjungsari dan Cariu.

Waduk tersebut diyakini dapat mereduksi banjir hingga 66 persen di wilayah Karawang dan Bekasi, serta memberi manfaat saluran irigasi.

Sementara pembangunan Waduk Cijurey merupakan permintaan langsung dari warga Kabupaten Bogor untuk mengairi lahan persawahan yang kering saat kemarau. Waduk tersebut juga diyakini dapat mereduksi banjir hingga 59,33 persen.

Desain Waduk Cijurey cenderung lebih kecil dari Cibeet, yaitu dengan lahan seluas 203,9 hektare di empat desa yang ada di tiga kecamatan, yakni Sukamakmur, Cariu dan Tanjungsari.

 

Pewarta: ANTARA

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024