Panggung Maestro-IV menggelar seni pertunjukan tradisi Nusantara persembahan Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dengan menampilkan kesenian tradisional Indonesia.

Kegiatan ini didukung oleh PT Pertamina (Persero), PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Bombana, PT Bluebird Group, Perkumpulan "Cahayo Hati Limpapeh", Yayasan Taut Seni & Bumi Purnati Indonesia.
 
Dewan Artistik Panggung Maestro Restu Imansari Kusumaningrum dalam keterangannya, Selasa mengatakan para maestro telah mendedikasikan hidupnya untuk menjaga dan merawat kesenian tradisional Indonesia, serta menjadi garda terdepan dalam upaya pelestarian warisan seni dan budaya bangsa. 

Kehadiran dan ketulusan mereka merupakan karya bakti yang tidak ternilai demi generasi mendatang agar tidak kehilangan karakter dan jati diri dalam putaran zaman dan arus modernisasi. Dengan harapan melestarikan Tradisi Indonesia dan nilai-nilai abadinya untuk generasi yang akan datang. 

Salah satu upaya peningkatan apresiasi sehingga mampu menginspirasi sekaligus memantik kreativitas dan inovasi generasi muda kreatif dalam upaya pengembangan seni dan budaya bangsa.

Ini adalah sebuah pekerjaan yang berat untuk kami dari Taut Seni bekerja sama dengan Bumi Purnati dan Bali Purnati.  
 
"Saya berharap pekerjaan yang berat ini adalah mandat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi juga permohonan dari kawan-kawan di seluruh Nusantara mendapat dukungan di dalam menegakkan daya cipta dan perkembangan peradaban kebudayaan Indonesia untuk jangka panjang," katanya.
 
Sebuah forum penampilan para seniman senior sebagai bagian dari upaya peningkatan apresiasi dan pelestarian kesenian tradisional Indonesia. Sebagai sebuah kegiatan berkelanjutan, pada pergelaran kali ini akan menampilkan para maestro dari dua daerah yaitu Sulawesi Tenggara & Sumatera Barat.

Panggung Maestro, 2024 terselenggara atas dukungan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ahmad Mahendra bersama Sulistyo Tirtokusumo, Endo Suanda, dan Restu Imansari Kusumaningrum sebagai Penggagas Panggung Maestro, serta manajemen Bumi Purnati Indonesia & Yayasan Bali Purnati. 

Menyajikan sebuah imersif dan pengalaman otentik Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia.
 
Panggung Maestro adalah sebuah pernyataan (bukan pengukuhan) penghormatan kepada para seniman yang telah mengalirkan energi seni-budaya yang didapat dari para pendahulunya kepada kita generasi penerusnya.  

Panggung Maestro kali ini menghadirkan maestro kesenian dari dua daerah yaitu Sulawesi Tenggara dan Sumatera Barat yang menampilkan Tari Lumense, Tari Lariangi, Randai, Ulu Ambek, Musik Katumbak, dan Tari Piring.

Sungguh suatu hal yang sangat membahagiakan sekaligus mengharukan, manakala di dalam Panggung Maestro ini kita mendapat kesempatan dipertemukan dengan para penari yang berusia di atas 70 tahun bahkan ada yang sudah melebihi 90 tahun, namun masih berkarya. Lama rentang waktu yang dijalani di bidangnya bukan main-main.  

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024