PT Timah Tbk melepas 4.000 bibit kepiting bakau di Pulau Kundur Provinsi Kepulauan Riau, sebagai komitmen dalam menjaga ekosistem pesisir di wilayah operasional perusahaan.

"Ini sebagai upaya PT Timah dalam melestarikan wilayah pesisir dengan melakukan penanaman mangrove dan pelepasan bibit kepiting," kata Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Minggu.

Ia mengatakan kepiting bakau merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi sebagai penyangga kehidupan masyarakat terutama bagi nelayan sekala kecil. Ekosistem mangrove mempunyai peran penting sebagai habitat utama bagi kepiting bakau.

Baca juga: Komitmen pada ESG, MIND ID Melalui PT Timah Tanam 2.500 Mangrove
Baca juga: PT Timah optimalkan pengelolaan 56,2 hektare Hutan Kehati lestarikan ekosistem alami

"Penebaran bibit kepiting ini sebagai upaya perusahaan dalam menjaga ekosistem kepiting bakau di alam supaya tetap dapat terjaga dengan baik. Dengan terjaganya ekosistem kepiting akan memberikan dampak positif bagi nelayan dalam meningkatkan ekonomi," katanya.

Kepala Desa Kundur Murhalim mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Timah untuk menjaga ekosistem lingkungan.

"PT Timah terus bersinergi bersama masyarakat melakukan kegiatan pelestarian alam. Dengan adanya pelepasan 4.000 ekor bibit kepiting bakau ini apabila mampu berkembang dengan baik pastinya akan memberikan tambahan ekonomi bagi masyarakat nelayan," katanya.

Ia berharap masyarakat juga dapat bersama-sama menjaga kepiting yang sudah dilepaskan agar bisa berkembang dengan baik.

Baca juga: PT Timah optimalkan program "restockting" kepiting bakau jaga ekosistem pesisir

"Semoga ke depan kepiting ini mampu berkembang dengan baik serta hutan mangrove di sekitar kita juga terjaga. Dengan begitu pasti nya akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat luas bukan hanya nelayan saja," katanya.

Amran salah satu nelayan yang ikut serta dalam kegiatan ini menyampaikan pihaknya sangat senang dengan adanya pelepasan ribuan ratusan bibit kepiting bakau ini. Apalagi kepiting bakau memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

"Saat ini kepiting bakau di pasar tradisional sangat susah untuk didapatkan, karena populasi di habitat aslinya di laut sudah jarang dan hampir tidak ada," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024