Bogor (Antara Megapolitan) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor, Jawa Barat, meminta pemindahan lokasi rencana konferensi International Khilafah Forum (IKF) yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia dari Jakarta ke Bogor dipertimbangkan lagi.
"Pemindahan lokasi acara hanya akan memindahkan masalah tersebut ke wilayah Bogor Raya," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor Dr Ifan Haryanto M Sc melalui siaran pers di Kota Bogor, Sabtu.
Melalui pernyataan pers, ia menyatakan untuk menyikapi rencana pemindahan lokasi konferensi IKF oleh HTI itu, pihaknya berpendapat sebaiknya rencana pemindahan acara tersebut dibatalkan karena pemindahan lokasi acara hanya akan memindahkan masalah.
Untuk mencegah keresahan dan konflik horizontal di masyarakat, ia berpendapat sebaiknya aparat keamanan tidak merespons perizinan acara konferensi dimaksud.
Menurut Ifan, ada beberapa pertimbangan kenapa pemindahan acara konferensi di Bogor itu perlu dibatalkan.
Pertama, sudah berkembang opini di masyarakat bahwa HTI adalah organisasi anti-NKRI dan Pancasila.
Kedua, juga sudah berkembang opini di masyarakat bahwa HTI tujuan utamanya menegakkan khilafah yang berseberangan denga cita-cita proklamasi dan UUD 1945.
Pihaknya juga melihat sudah ada keresahan di masyarakat tentang rencana pemindahan lokasi acara ke wilayah Bogor Raya.
Jika kondisi tersebut dibiarkan, katanya, dikhawatirkan akan menyebabkan keresahan dan potensial terjadi konflik horizontal di masyarakat.
Ifan Haryanto menambahkan bahwa rencananya HTI akan melaksanakan agenda IKF 2017/1438-H pada 23 April di Balai Sudirman Jakarta.
Namun, akhirnya konferensi yang mengusung tema "Khilafah Kewajiban Syar'i Jalan Kebangkitan Umat" itu dipindahkan ke Masjid Azzikra di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor.
Berdasarkan kutipan undangan yang diperoleh, HTI menyatakan bahwa sehubungan dengan agenda IKF 2017 --karena sesuatu hal teknis -- mengalami perubahan, dari semula di Balai Sudirman, Jakarta yang akan dilaksanakan pada Ahad (23/4) pukul 08.00 WIB - 11.30 WIB, dipindahkan ke Aula Khadijah Masjid Az-Zikra Bukit Sentul Kabupaten Bogor. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Pemindahan lokasi acara hanya akan memindahkan masalah tersebut ke wilayah Bogor Raya," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor Dr Ifan Haryanto M Sc melalui siaran pers di Kota Bogor, Sabtu.
Melalui pernyataan pers, ia menyatakan untuk menyikapi rencana pemindahan lokasi konferensi IKF oleh HTI itu, pihaknya berpendapat sebaiknya rencana pemindahan acara tersebut dibatalkan karena pemindahan lokasi acara hanya akan memindahkan masalah.
Untuk mencegah keresahan dan konflik horizontal di masyarakat, ia berpendapat sebaiknya aparat keamanan tidak merespons perizinan acara konferensi dimaksud.
Menurut Ifan, ada beberapa pertimbangan kenapa pemindahan acara konferensi di Bogor itu perlu dibatalkan.
Pertama, sudah berkembang opini di masyarakat bahwa HTI adalah organisasi anti-NKRI dan Pancasila.
Kedua, juga sudah berkembang opini di masyarakat bahwa HTI tujuan utamanya menegakkan khilafah yang berseberangan denga cita-cita proklamasi dan UUD 1945.
Pihaknya juga melihat sudah ada keresahan di masyarakat tentang rencana pemindahan lokasi acara ke wilayah Bogor Raya.
Jika kondisi tersebut dibiarkan, katanya, dikhawatirkan akan menyebabkan keresahan dan potensial terjadi konflik horizontal di masyarakat.
Ifan Haryanto menambahkan bahwa rencananya HTI akan melaksanakan agenda IKF 2017/1438-H pada 23 April di Balai Sudirman Jakarta.
Namun, akhirnya konferensi yang mengusung tema "Khilafah Kewajiban Syar'i Jalan Kebangkitan Umat" itu dipindahkan ke Masjid Azzikra di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor.
Berdasarkan kutipan undangan yang diperoleh, HTI menyatakan bahwa sehubungan dengan agenda IKF 2017 --karena sesuatu hal teknis -- mengalami perubahan, dari semula di Balai Sudirman, Jakarta yang akan dilaksanakan pada Ahad (23/4) pukul 08.00 WIB - 11.30 WIB, dipindahkan ke Aula Khadijah Masjid Az-Zikra Bukit Sentul Kabupaten Bogor. (Ant).
Editor : M. Tohamaksun
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017