Depok, 21/9 (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (ASPADIN) Hendro Baroeno mengatakan, pasokan air kemasan ukuran galon akan kembali lancar pada Oktober 2012.
"Memang saat ini banyak masyarakat yang mengeluhkan pasokan air kemasan galon yang sulit didapat, mudah-mudahan pertengahan Oktober kembali lancar," katanya ketika dihubungi ANTARA dari Depok, Jawa Barat, Jumat.
Menurut dia, kesulitan mendapat air kemasan galon di pasaran karena sebagai dampak dari pelarangan pengungkutan air minum dalam kemasan (AMDK) yang menggunakan kendaraan bersumbu dua pada masa angkutan Lebaran 2012.
Ia menjelaskan, sebenarnya pihaknya telah meminta pemerintah untuk memebrikan kelonggaran untuk AMDK sebagai bahan pokok yang bisa diangkut hingga H-2 Lebaran yang lalu, namun tidak dapat izin.
Kelonggaran tersebut hanya di beberapa jalur tertentu seperti di Sukabumi, Bogor, Cianjur, Jabodetabek dan Serang, Provinsi Banten.
Sedangkan untuk Jawa Tengah untuk jalur Klaten, Wonosobo, dan Semarang, dan jalur Jawa Timur di antaranya Pandaan,
Surabaya, dan Madiun.
"Ini tentunya berdampak pada pasokan ke sejumlah daerah," katanya.
Selain itu, katanya, juga sebagai dampak dari adanya kemarau yang panjang yang menyebakan konsumsi air minum masyarakat yang meningkat, dan juga banyaknya konsumen baru yang tumbuh untuk menggunakan air galon dalam kemasan.
Menurut Hendro, berkurangnya pasokan air kemasah galon sudah dikeluhkan masyarakat karena selain kesulitan mendapatkannya, harga belinya menjadi lebih tinggi dari harga pasaran.
Ia menjelaskan pada 2011 jumlah konsumsi AMDK di seluruh Indonesia yaitu sebanyak 17,5 miliar liter.
Dari jumlah tersebut 80 persen berada di Pulau Jawa, sedangkan untuk di wilayah Jabotabek dan Serang sendiri sekitar 39 persen dan diluar Jabodetabek 41 persen.
Sejumlah warga Depok mengeluhkan semakin sulitnya untuk mendapatkan air kemasan galon di agen maupun di warung-warung kecil.
"Sudah satu minggu ini saya sulit mendapatkan air kemasan galon," kata warga Cilodong, Depok Ani.
Ia mengatakan ketika memesan dua tiga air kemasan galon yang dikirim cuma satu, dengan alasan pasokannnya yang tersendat.
"Sekarang malah sudah tidak dapat lagi. Tadi mau beli satu saja, tapi sudah tidak ada lagi," katanya.
Ani kemudian mencari air kemasan galon tersebut di sejumlah warung sekitar rumahnya, namun semua warung yang dikunjungi sudah tidak menjual air kemasan galon lagi.
"Ya... terpaksa jual saya hari ini memasak air sendiri," jelasnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Rudi, warga Sukmajaya yang mengatakan sudah satu minggu sulit mendapat air kemasan galon tersebut. "Saya sudah cari kemana-mana tapi tak ada yang jual," katanya.
Feru L
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Memang saat ini banyak masyarakat yang mengeluhkan pasokan air kemasan galon yang sulit didapat, mudah-mudahan pertengahan Oktober kembali lancar," katanya ketika dihubungi ANTARA dari Depok, Jawa Barat, Jumat.
Menurut dia, kesulitan mendapat air kemasan galon di pasaran karena sebagai dampak dari pelarangan pengungkutan air minum dalam kemasan (AMDK) yang menggunakan kendaraan bersumbu dua pada masa angkutan Lebaran 2012.
Ia menjelaskan, sebenarnya pihaknya telah meminta pemerintah untuk memebrikan kelonggaran untuk AMDK sebagai bahan pokok yang bisa diangkut hingga H-2 Lebaran yang lalu, namun tidak dapat izin.
Kelonggaran tersebut hanya di beberapa jalur tertentu seperti di Sukabumi, Bogor, Cianjur, Jabodetabek dan Serang, Provinsi Banten.
Sedangkan untuk Jawa Tengah untuk jalur Klaten, Wonosobo, dan Semarang, dan jalur Jawa Timur di antaranya Pandaan,
Surabaya, dan Madiun.
"Ini tentunya berdampak pada pasokan ke sejumlah daerah," katanya.
Selain itu, katanya, juga sebagai dampak dari adanya kemarau yang panjang yang menyebakan konsumsi air minum masyarakat yang meningkat, dan juga banyaknya konsumen baru yang tumbuh untuk menggunakan air galon dalam kemasan.
Menurut Hendro, berkurangnya pasokan air kemasah galon sudah dikeluhkan masyarakat karena selain kesulitan mendapatkannya, harga belinya menjadi lebih tinggi dari harga pasaran.
Ia menjelaskan pada 2011 jumlah konsumsi AMDK di seluruh Indonesia yaitu sebanyak 17,5 miliar liter.
Dari jumlah tersebut 80 persen berada di Pulau Jawa, sedangkan untuk di wilayah Jabotabek dan Serang sendiri sekitar 39 persen dan diluar Jabodetabek 41 persen.
Sejumlah warga Depok mengeluhkan semakin sulitnya untuk mendapatkan air kemasan galon di agen maupun di warung-warung kecil.
"Sudah satu minggu ini saya sulit mendapatkan air kemasan galon," kata warga Cilodong, Depok Ani.
Ia mengatakan ketika memesan dua tiga air kemasan galon yang dikirim cuma satu, dengan alasan pasokannnya yang tersendat.
"Sekarang malah sudah tidak dapat lagi. Tadi mau beli satu saja, tapi sudah tidak ada lagi," katanya.
Ani kemudian mencari air kemasan galon tersebut di sejumlah warung sekitar rumahnya, namun semua warung yang dikunjungi sudah tidak menjual air kemasan galon lagi.
"Ya... terpaksa jual saya hari ini memasak air sendiri," jelasnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Rudi, warga Sukmajaya yang mengatakan sudah satu minggu sulit mendapat air kemasan galon tersebut. "Saya sudah cari kemana-mana tapi tak ada yang jual," katanya.
Feru L
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012