Purwakarta (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menerima keluhan para nelayan Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang merasa kesulitan memenuhi kebutuhan hidup selama musim paceklik.
Dalam siaran pers yang diterima Antara di Purwakarta, Rabu Ketua Kelompok Nelayan Andalan Ujung Genteng, Sukabumi, Asep mengatakan di sini saat ini sedang musim paceklik. Mungkin kang Dedi ada solusi atas permasalahan yang kami hadapi.
Keberadaan Dedi di Kabupaten Sukabumi ialah untuk menghadiri sebuah acara yang digelar warga setempat pada Selasa (18/4) malam.
Sejumlah nelayan di antaranya tidak bisa menutup biaya operasional melaut sehari-hari, karena hasil tangkapan ikan mereka berkurang selama musim mucim paceklik seperti saat ini.
Menanggapi curhatan para nelayan, Dedi Mulyadi mengambil contoh, di daerahnya terdapat skema program yang bisa menanggulangi kerugian yang diderita petani. Program tersebut bernama Asuransi Pertanian.
Program yang menggulirkan penggantian biaya operasional untuk para petani yang gagal panen tersebut dinilai Dedi dapat juga diterapkan kepada para nelayan, tentunya dengan skema yang sama.
Sehingga, meski nelayan tidak mendapat hasil tangkapan ikan selama musim paceklik, paling tidak biaya operasional mereka bisa tertutupi dengan skema asuransi tersebut.
"Kalau untuk nelayan, bisa juga digulirkan Asuransi Nelayan. Artinya, saat tangkapan melimpah dan uang didapat, bisa digulirkan untuk preminya, sehingga disimpan untuk dikeluarkan saat musim paceklik," kata dia.
Di daerah Ujung Genteng sendiri sebenarnya cukup banyak komunitas nelayan. Karena itu, program Asuransi Nelayan ini dapat digulirkan secara swadaya oleh para nelayan sendiri, untuk mendorong kemandirian usaha mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Dalam siaran pers yang diterima Antara di Purwakarta, Rabu Ketua Kelompok Nelayan Andalan Ujung Genteng, Sukabumi, Asep mengatakan di sini saat ini sedang musim paceklik. Mungkin kang Dedi ada solusi atas permasalahan yang kami hadapi.
Keberadaan Dedi di Kabupaten Sukabumi ialah untuk menghadiri sebuah acara yang digelar warga setempat pada Selasa (18/4) malam.
Sejumlah nelayan di antaranya tidak bisa menutup biaya operasional melaut sehari-hari, karena hasil tangkapan ikan mereka berkurang selama musim mucim paceklik seperti saat ini.
Menanggapi curhatan para nelayan, Dedi Mulyadi mengambil contoh, di daerahnya terdapat skema program yang bisa menanggulangi kerugian yang diderita petani. Program tersebut bernama Asuransi Pertanian.
Program yang menggulirkan penggantian biaya operasional untuk para petani yang gagal panen tersebut dinilai Dedi dapat juga diterapkan kepada para nelayan, tentunya dengan skema yang sama.
Sehingga, meski nelayan tidak mendapat hasil tangkapan ikan selama musim paceklik, paling tidak biaya operasional mereka bisa tertutupi dengan skema asuransi tersebut.
"Kalau untuk nelayan, bisa juga digulirkan Asuransi Nelayan. Artinya, saat tangkapan melimpah dan uang didapat, bisa digulirkan untuk preminya, sehingga disimpan untuk dikeluarkan saat musim paceklik," kata dia.
Di daerah Ujung Genteng sendiri sebenarnya cukup banyak komunitas nelayan. Karena itu, program Asuransi Nelayan ini dapat digulirkan secara swadaya oleh para nelayan sendiri, untuk mendorong kemandirian usaha mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017