Cibinong (Antara) - PT Chareon Pokphand Indonesia (CPI) menilai program kemitraan antara perusahaan besar dan peternak rakyat mampu memberikan solusi untuk stabilkan harga unggas yakni ayam konsumsi dipasaran.

"Semenjak krisis moneter sekelompok perusahaan diminta oleh pemerintah untuk memerhatikan kelangkaan ayam dengan mengadakan kemitraan bersama peternak rakyat dan itu berjalan sampai saat ini," kata Direktur CPI Jemmy Wijaya usai menghadiri acara Poultry Industry in Indonesia: Challenges and Oppotunity di kampus Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor, Senin.

Menurutnya, sedikitnya ada sekitar 50 perusahaan perunggasan termasuk CPI yang melakukan pelbagai kemitraan dengan peternak rakyat maupun akademisi untuk meningkatkan prospek bisnis ayam konsumsi tersebut.

Dari kemitraan tersebut, kata dia perusahaan besar melakukan jaminan untung bagi peternak rakyat yang bergabung dengan cara menggaransi harga beli.

Peternak mendapatkan keuntungan lebih baik sebesar Rp1.000 hingga Rp2.000 dari harga beli oleh perusahaan mitra dibanding peternak yang menjual secara tradisional.

Contoh kata Jemmy, pihaknya telah melakukan bantuan pakan dan voc maupun membeli telur dari peternak Blitar, Jawa Timur yang sempat mengalami harga beli rendah dikisaran Rp14.000 menjadi Rp16.000 oleh perusahaanya.

Selain itu, ia menjelaskan untuk membantu dan memberikan pendampingan bisnis bagi peternak rakyat CPI membantu pemasaran telur tersebut distribusi langsung ke minimarket agar memotong biaya distribusi sehingga harga jual kepada konsumen tidak melambung hanya Rp17.000 atau selisih Rp1.000 dari harga beli di peternak.

Upaya lain yang dilakukan perusahaan besar di bidang perunggasan khususnya CPI juga memberikan masukkan kepada peternak untuk memodernissasi kandang, pakan hingga penjualan.

"Yang paling mudah, kita anjurkan peternak memberikan kecukupan oksigen di kandang, kalau belum bisa menggunakan teknologi tinggi bisa menggunakan kipas, ini penting," jelasnya.

Sebab untuk mengandalkan subsidi atau intensif pemerintah kepada ribuan peternak di Indonesia menurut hematnya masih terbatas sehingga tidak akan cukup untuk membantu semuanya.

Maka diperlukan skema bisnis yang bisa bersinergi antara perusahaan besar dan peternak rakyat dengan cara program kemitraan tersebut serta kerjasama akademisi dalam riset pengembangan teknologi ternak jelasnya lanjut.

Sementara itu, Ketua Program Studi Pascasarjana Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor Arief Daryanto mengatakan kemitraan adalah salah satu solusi efektif dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini, terutama bermitra pula dengan mahasiswa bidang ternak dan menejemen bisnis.

"Saya kira ini langkah yang baik, peternak yang bermitra akan mendapatkan ilmu yang baik untuk mengelola kandang, pakan dan lainnya seperti halnya mahasiswa yang nanti mendapatkan ilmu dari luar negeri dari program beasiswa CPI ini," kata Dia.

Pewarta: Linna Susanti & Mayolus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017