Sukabumi, 17/9 (ANTARA) - Antisipasi kebakaran hutan, dua taman nasional yakni Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) masih ditutup untuk umum khususnya untuk kegiatan pendakian.
"Kemarau panjang dan rendahnya curah hujan, kami terpaksa menutup TNGHS dari berbagai kegiatan yang bisa memicu kebakaran khususnya kegiatan pendakian untuk umum," kata Kepala TNGHS Agus Priambudi kepada ANTARA, Senin.
Menurut Agus, saat musim kemarau ini potensi terjadinya kebakaran hutan sangat tinggi, karena kondisi hutan sudah mulai mengering serta banyak dedaunan dan ranting yang kering. Untuk itu, pihaknya menutup dahulu segala aktifitas yang bisa memicu kebakaran hutan.
"Penutupan ini kami lakukan sampai akhir September, tetapi melihat kondisi dahulu jika kemarau masih terus terjadi dan kondisi hutan sangat rawan kebakaran bisa saja kami memperpanjang penutupan aktifitas di dua gunung tersebut khususnya aktifitas untuk pendakian," tambahnya.
Di sisi lain, akibat gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter yang berpusat di Gunung Salak yang titiknya di Kawah Ratu dari pantauan pihaknya untuk sementara tidak berdampak kepada ekosistem di Gunung Halimun dan Salak. Tetapi, pihaknya tetap melakukan pemantauan khawatir ada ekosistem yang terganggu maupun ada dampak lainnya.
"Kami sudah menurunkan petugas untuk memantau perkembangan di Gunung Salak khususnya dan memeriksa apakah dampak dari gempa lalu mempengaruhi terhadap ekosistem," kata Agus.
Sementara, Kepala Balai Besar TNGGP, Agus Wahyudi menambahkan, pihaknya juga sampai saat ini masih menutup aktifitas pendakian ke dua gunung tersebut, selain itu memantau setiap perkembangan aktifitas Gunung Gede yang masih aktif.
"Penutupan jalur pendakian masih kami lakukan, selain itu, kami juga meningkatkan pemantauan terhadap aktifitas Gunung Gede, tetapi gempa yang berpusat di Gunung Salak lalu tidak mempengaruhi aktifitas Gunung Gede," tambah Wahyudi.
Aditya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Kemarau panjang dan rendahnya curah hujan, kami terpaksa menutup TNGHS dari berbagai kegiatan yang bisa memicu kebakaran khususnya kegiatan pendakian untuk umum," kata Kepala TNGHS Agus Priambudi kepada ANTARA, Senin.
Menurut Agus, saat musim kemarau ini potensi terjadinya kebakaran hutan sangat tinggi, karena kondisi hutan sudah mulai mengering serta banyak dedaunan dan ranting yang kering. Untuk itu, pihaknya menutup dahulu segala aktifitas yang bisa memicu kebakaran hutan.
"Penutupan ini kami lakukan sampai akhir September, tetapi melihat kondisi dahulu jika kemarau masih terus terjadi dan kondisi hutan sangat rawan kebakaran bisa saja kami memperpanjang penutupan aktifitas di dua gunung tersebut khususnya aktifitas untuk pendakian," tambahnya.
Di sisi lain, akibat gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter yang berpusat di Gunung Salak yang titiknya di Kawah Ratu dari pantauan pihaknya untuk sementara tidak berdampak kepada ekosistem di Gunung Halimun dan Salak. Tetapi, pihaknya tetap melakukan pemantauan khawatir ada ekosistem yang terganggu maupun ada dampak lainnya.
"Kami sudah menurunkan petugas untuk memantau perkembangan di Gunung Salak khususnya dan memeriksa apakah dampak dari gempa lalu mempengaruhi terhadap ekosistem," kata Agus.
Sementara, Kepala Balai Besar TNGGP, Agus Wahyudi menambahkan, pihaknya juga sampai saat ini masih menutup aktifitas pendakian ke dua gunung tersebut, selain itu memantau setiap perkembangan aktifitas Gunung Gede yang masih aktif.
"Penutupan jalur pendakian masih kami lakukan, selain itu, kami juga meningkatkan pemantauan terhadap aktifitas Gunung Gede, tetapi gempa yang berpusat di Gunung Salak lalu tidak mempengaruhi aktifitas Gunung Gede," tambah Wahyudi.
Aditya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012