Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) turut menggelar rukyatul hilal di 73 titik bersama Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam menentukan awal Ramadan 1445 Hijriah.
Anggota Departemen Pendidikan Keagamaan, dan Dakwah (PKD) DPP LDII Wilnan Fatahillah saat hadir dalam Sidang Isbat di Kantor Kemenag RI, Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa dari ketinggian derajat hilal di Indonesia belum memenuhi syarat, berdasarkan pengamatan LDII di 73 titik.
“Karena itu lah, Sya’ban disempurnakan menjadi 30 hari. Dari rukyatul hilal yang dianut, metode hisab dan rukyat tidak bisa dilakukan terpisah,” kata Wilnan.
LDII ikut andil mengamati hilal pada 73 titik di berbagai daerah setelah sebelumnya, DPP LDII tiga kali menggelar pelatihan rukyatul hilal. Selain melaksanakan simulasi pengamatan, pelatihan itu mengedepankan pemahaman ilmu falakiyah secara fundamental.
Sementara, Anggota Departemen Litbang, Iptek, Sumber Daya Alam (LISDAL) DPP LDII Pahala Sibuea menerangkan, hisab rukyat adalah metode perhitungan dan pengamatan hilal untuk menjadi data ketinggian derajat bulan dan waktu perhitungan ufuk.
“Meski secara hisab sudah mengetahui hasilnya, namun hasil tetap diputuskan melalui sidang isbat,” kata Pahala.
Secara hukum Islam, pengamatan hilal termasuk salah satu kebiasaan yang dicontohkan Rasulullah SAW pada zamannya, hal itu diungkapkan Pengasuh Ponpes Nurul Aini, Cilandak, Jakarta Selatan, H. M. Jarir.
Ia menjelaskan bahwa metode rukyatul hilal penentuan Ramadan, dilihat dari tanggal 1 Sya’ban dan dilakukan pengamatan kembali pada tanggal 29 terkait status hilal sudah terlihat untuk masuk kepada 1 Ramadan. Mengutip hadits Nabi, jika hilal belum terlihat, maka Sya’ban perlu disempurnakan menjadi 30 hari, demikian juga berlaku untuk Ramadan.
“Sebab masalah ibadah tidak bisa sembarangan, tidak bisa ada ucapan dusta atau persaksian dusta, karena jika hilal belum benar-benar terlihat, maka tak bisa dilakukan,” ujarnya.
Laporan tim rukyatul hilal LDII di berbagai daerah menyatakan hilal belum terlihat karena cuaca yang mendung di beberapa titik pengamatan tersebut. Tim pengamatan hilal LDII di Sumatera diantaranya di Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu, Palembang, Kepri, Lampung, Padang dan Jambi. Dari Pulau Jawa informasi didapat dari Banten, Jakarta, Subang, Bandung, Pelabuhan Ratu, Lamongan, Bojonegoro, Bangkalan, Sumenep, Jember, dan lainnya.
Sementara tim lain di luar Jawa antara lain Palu, Makassar, Mamuju, Bali, Maluku, Jayapura, Manokwari, Mataram, Palangkaraya, Tanah Laut dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024