Pemerintah Kabupaten Sukabumi berupaya untuk menstabilkan harga beras di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang diharapkan sebelum Bulan Suci Ramadhan 1445 H harganya bisa kembali normal.
"Berbagai upaya terus kami (Pemkab Sukabumi) lakukan agar harga beras kembali normal mulai dari memantau perkembangan harga di pasar tradisional setiap harinya, ketersediaan, pasokan dan menggelar pasar murah beras seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Palabuhanratu," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman di Sukabumi, Kamis.
Menurut Ade, dari hasil pemantauan harga kebutuhan pokok masyarakat yang dilakukan beberapa waktu lalu ditemukan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, tetapi yang paling menonjol adalah beras.
Baca juga: Bulog Cianjur targetkan Maret harga beras khususnya di Sukabumi kembali normal
Di mana untuk beras jenis medium saat ini dijual di pasar tradisional mencapai Rp14 ribu sampai Rp15 ribu setiap kilogram atau ada kenaikan sekitar Rp2 ribu-Rp3 ribu/kg. Kemudian untuk jenis premium rata-rata harga untuk eceran Rp16 ribu sampai Rp17 ribu setiap kilogram atau mengalami kenaikan sebesar Rp2 ribu.
Tentunya kenaikan harga beras ini menjadi perhatian utama pihaknya, apalagi menjelang Bulan Suci Ramadhan 1445 H/2024 yang biasanya permintaan beras meningkat. Dampak meningkatnya permintaan dikhawatirkan harga beras terus merangkak naik.
Maka dari itu, untuk menstabilkan kembali harga beras yang diharapkan bisa terlaksana sebelum Ramadhan, Pemkab Sukabumi menggandeng Badan Urusan Logistik (Bulog) Cianjur untuk menggelar pasar murah beras yang tahap pertama ini dilaksanakan di Alun-Alun Palabuhanratu.
Baca juga: Pj Wali Kota: Kenaikan harga beras belum pengaruhi daya beli warga
Pada kegiatan itu 10 ton beras disediakan untuk masyarakat. Setiap paket beras yang dijual di pasar murah itu seharga Rp53 ribu setiap lima kilogram atau hanya Rp10.600/kg, namun untuk pembeliannya dibatasi 10 kg untuk setiap satu kepala keluarga antisipasi adanya oknum yang melakukan aksi borong beras maupun penimbunan.
"Diharapkan dengan adanya pasar murah beras yang digelar Pemkab Sukabumi dengan dukungan Bulog, harga beras bisa berangsur turun dan kembali normal sebelum Ramadhan yakni Rp10 ribu-Rp11 ribu/kg untuk jenis medium dan premium Rp13 ribu/kg," tambahnya.
Ade mengatakan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Kabupaten Sukabumi, tetapi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Naiknya harga pangan utama masyarakat ini dampak dari gagal panen dan kekeringan akibat kemarau panjang di 2023.
Baca juga: Pemkab Sukabumi gelar operasi pasar murah beras tekan angka inflasi
Akibatnya waktu tanam padi menjadi mundur sehingga panen pun ikut mundur dampaknya pasokan beras ke pasar berkurang, seharusnya pada Februari sudah mulai masuk musim panen.
Dengan upaya yang dilakukan tersebut seperti pemantauan harga hingga menggelar pasar murah beras, pihaknya optimistis sebelum Ramadhan harga beras sudah bisa kembali normal.
Di sisi lain, ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan kenaikan harga beras ini dan jangan sampai melakukan aksi borong karena akan memperburuk keadaan seperti memicu harga beras melonjak. Dan kepada distributor ataupun pedagang, dirinya mengingatkan agar tidak melakukan aksi curang seperti menimbun, jika kedapatan pihaknya tidak segan memproses secara hukum dan aturan yang berlaku.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Berbagai upaya terus kami (Pemkab Sukabumi) lakukan agar harga beras kembali normal mulai dari memantau perkembangan harga di pasar tradisional setiap harinya, ketersediaan, pasokan dan menggelar pasar murah beras seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Palabuhanratu," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman di Sukabumi, Kamis.
Menurut Ade, dari hasil pemantauan harga kebutuhan pokok masyarakat yang dilakukan beberapa waktu lalu ditemukan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, tetapi yang paling menonjol adalah beras.
Baca juga: Bulog Cianjur targetkan Maret harga beras khususnya di Sukabumi kembali normal
Di mana untuk beras jenis medium saat ini dijual di pasar tradisional mencapai Rp14 ribu sampai Rp15 ribu setiap kilogram atau ada kenaikan sekitar Rp2 ribu-Rp3 ribu/kg. Kemudian untuk jenis premium rata-rata harga untuk eceran Rp16 ribu sampai Rp17 ribu setiap kilogram atau mengalami kenaikan sebesar Rp2 ribu.
Tentunya kenaikan harga beras ini menjadi perhatian utama pihaknya, apalagi menjelang Bulan Suci Ramadhan 1445 H/2024 yang biasanya permintaan beras meningkat. Dampak meningkatnya permintaan dikhawatirkan harga beras terus merangkak naik.
Maka dari itu, untuk menstabilkan kembali harga beras yang diharapkan bisa terlaksana sebelum Ramadhan, Pemkab Sukabumi menggandeng Badan Urusan Logistik (Bulog) Cianjur untuk menggelar pasar murah beras yang tahap pertama ini dilaksanakan di Alun-Alun Palabuhanratu.
Baca juga: Pj Wali Kota: Kenaikan harga beras belum pengaruhi daya beli warga
Pada kegiatan itu 10 ton beras disediakan untuk masyarakat. Setiap paket beras yang dijual di pasar murah itu seharga Rp53 ribu setiap lima kilogram atau hanya Rp10.600/kg, namun untuk pembeliannya dibatasi 10 kg untuk setiap satu kepala keluarga antisipasi adanya oknum yang melakukan aksi borong beras maupun penimbunan.
"Diharapkan dengan adanya pasar murah beras yang digelar Pemkab Sukabumi dengan dukungan Bulog, harga beras bisa berangsur turun dan kembali normal sebelum Ramadhan yakni Rp10 ribu-Rp11 ribu/kg untuk jenis medium dan premium Rp13 ribu/kg," tambahnya.
Ade mengatakan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Kabupaten Sukabumi, tetapi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Naiknya harga pangan utama masyarakat ini dampak dari gagal panen dan kekeringan akibat kemarau panjang di 2023.
Baca juga: Pemkab Sukabumi gelar operasi pasar murah beras tekan angka inflasi
Akibatnya waktu tanam padi menjadi mundur sehingga panen pun ikut mundur dampaknya pasokan beras ke pasar berkurang, seharusnya pada Februari sudah mulai masuk musim panen.
Dengan upaya yang dilakukan tersebut seperti pemantauan harga hingga menggelar pasar murah beras, pihaknya optimistis sebelum Ramadhan harga beras sudah bisa kembali normal.
Di sisi lain, ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan kenaikan harga beras ini dan jangan sampai melakukan aksi borong karena akan memperburuk keadaan seperti memicu harga beras melonjak. Dan kepada distributor ataupun pedagang, dirinya mengingatkan agar tidak melakukan aksi curang seperti menimbun, jika kedapatan pihaknya tidak segan memproses secara hukum dan aturan yang berlaku.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024