Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Ketahanan Pangan Kota Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan sosialisasi keberimbangan konsumsi pangan di wilayah setempat dengan cara mengurangi konsumsi beras.

"Saat ini mayoritas masyarakat di Indonesia masih mengonsumsi beras sebagai pangan utama mereka," kata Kepala Bidang Konsumsi dan Keanekaragaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kota Bekasi Zainal Abidin di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, masyarakat Kota Bekasi yang kini tinggal di kawasan metropolitan perlu menemukan alternatif pangan pengganti beras dengan menggiatkan bercocok tanam hidroponik di tengah keterbatasan lahan kota.

"Bisa dengan umbi-umbian, buah-buahan seperti pisang dan lainnya," katanya.

Menurut dia jenis tanaman itu menjadi bagian dari sumber utama energi manusia yang berasal dari karbohidrat yang setara dengan beras.

"Lagi pula beras itu mengandung gula yang bisa berpotensi menimbulkan penyakit diabetes," katanya.

Pihaknya mengaku masih melakukan pendataan seputar masyarakat setempat yang masih mengonsumsi beras sebagai pangan utama mereka.

"Dinas ini kan baru terbentuk Januari 2017. Database terkait kegiatan kami masih dalam proses pencatatan," katanya.

Zainal menambahkan, sosialisasi terkait pangan alternatif ini mulai disampaikan secara bertahap mulai dari tingkatan kelompok masyarakat hingga keluarga.

"Penekanan kami lebih pada mengajak masyarakat perkotaan untuk mau berpartisipasi dalam program ketahanan pangan melalui metode hidroponik di rumah masing-masing," katanya.

Dia optimistis sosialisasi itu mampu menyajikan alternatif lain bagi masyarakat untuk mau beralih dari beras ke pangan alternatif demi menjaga keseimbangan pasokan pangan.

"Ini adalan instruksi dari pemerintah pusat yang harus kami implementasikan di daerah," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017