Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat menyita belasan tabung epliji bersubsidi 3 kg dari sejumlah restoran besar di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Jumat.
Penyitaan dilakukan dalam sidak yang dilakukan tim gabungan Disperindag bersama Hiswana Migas wilayah I Bogor didampinggi PPNS Kota Bogor.
"Tabung gas ini disita dari restoran yang menggunakan gas bersubsidi. Sesuai aturan, gas 3kg hanya boleh digunakan oleh pelaku UKM beromset kecil," kata Kepala Disperindag Kota Bogor, Achsin Prasetyo.
Sidak elpiji bersubsidi difokuskan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, tepatnya di Jl Pandu Raya dengan menyasar restoran yang ada di sepanjang jalan tersebut.
Dari delapan restoran yang disambangi tim gabungan, petugas Disperindag dan Hiswana Migas mendapati restoran dengan omset besar menggunakan elpiji bersubsidi.
Petugas menyita 18 tabung gas 3kg dari restoran tersebut. Dan pengelola maupun pemilik wajib menggantinya dengan gas tabung lebih besar non subsidi.
"Kami menukarnya dengan gas non subsidi isi 5 kg," kata Achsin.
Ketua Hiswana Migas wilayah I Bogor, Bahriun menyebutkan, penggunaan elpiji oleh restoran sebagai pelanggaran, karena gas bersubsidi hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan pelaku usaha kecil dengan omset Rp300 juta per tahun atau hanya memiliki aset Rp50 juta.
Menurutnya, penggunan gas bersubsidi yang tidak tepat sasaran menjadi salah satu penyebab kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat.
"Kelangkaan terjadi karena penggunaan gas 3kg meningkat dari biasanya, selain itu adanya penggunaan yang tidak tepat sasaran," katanya.
Ia menyebutkan suplai elpiji 3 kg untuk wilaya Kota Bogor mencukupi yakni 710 ribu tabung setiap bulannya.
Bahriun menambahkan, perlu ada kesadaran masyarakat untuk menggunakan gas non subsidi terutama bagi yang berpendapatan Rp1,5 juta perbulan. Dan pengawasan intensif agar restoran besar tidak menggunakan gas bersubsidi.
Sementara itu, selama sepekan ini warga Kota Bogor mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg di warung terdekat. Beberapa menyerbu ke agen dan pangkalan untuk mendapatkan gas dengan harga sesuai eceran yakni Rp16 ribu.
Berkurangnya pasokan gas di tingkat pangkalaan membuat harga gas di tingkat pengecer menjadi naik hingga mencapai Rp24 ribu per tabung.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Penyitaan dilakukan dalam sidak yang dilakukan tim gabungan Disperindag bersama Hiswana Migas wilayah I Bogor didampinggi PPNS Kota Bogor.
"Tabung gas ini disita dari restoran yang menggunakan gas bersubsidi. Sesuai aturan, gas 3kg hanya boleh digunakan oleh pelaku UKM beromset kecil," kata Kepala Disperindag Kota Bogor, Achsin Prasetyo.
Sidak elpiji bersubsidi difokuskan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, tepatnya di Jl Pandu Raya dengan menyasar restoran yang ada di sepanjang jalan tersebut.
Dari delapan restoran yang disambangi tim gabungan, petugas Disperindag dan Hiswana Migas mendapati restoran dengan omset besar menggunakan elpiji bersubsidi.
Petugas menyita 18 tabung gas 3kg dari restoran tersebut. Dan pengelola maupun pemilik wajib menggantinya dengan gas tabung lebih besar non subsidi.
"Kami menukarnya dengan gas non subsidi isi 5 kg," kata Achsin.
Ketua Hiswana Migas wilayah I Bogor, Bahriun menyebutkan, penggunaan elpiji oleh restoran sebagai pelanggaran, karena gas bersubsidi hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan pelaku usaha kecil dengan omset Rp300 juta per tahun atau hanya memiliki aset Rp50 juta.
Menurutnya, penggunan gas bersubsidi yang tidak tepat sasaran menjadi salah satu penyebab kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat.
"Kelangkaan terjadi karena penggunaan gas 3kg meningkat dari biasanya, selain itu adanya penggunaan yang tidak tepat sasaran," katanya.
Ia menyebutkan suplai elpiji 3 kg untuk wilaya Kota Bogor mencukupi yakni 710 ribu tabung setiap bulannya.
Bahriun menambahkan, perlu ada kesadaran masyarakat untuk menggunakan gas non subsidi terutama bagi yang berpendapatan Rp1,5 juta perbulan. Dan pengawasan intensif agar restoran besar tidak menggunakan gas bersubsidi.
Sementara itu, selama sepekan ini warga Kota Bogor mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg di warung terdekat. Beberapa menyerbu ke agen dan pangkalan untuk mendapatkan gas dengan harga sesuai eceran yakni Rp16 ribu.
Berkurangnya pasokan gas di tingkat pangkalaan membuat harga gas di tingkat pengecer menjadi naik hingga mencapai Rp24 ribu per tabung.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017