Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) menyatakan banyak mitos tentang micin alias MSG beredar di masyarakat padahal faktanya berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai negara selama puluhan tahun, tak satupun dari mitos-mitos seputar micin itu benar adanya.
 
Kondisi sosial tersebut membuat P2MI (Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia), menggelar acara Sharing Time “MSG untuk Masakan Lezat, Sehat, Halal, Bergizi dan No Worries”. 

“P2MI yang berdiri sejak 15 September 1971, merasa berkepenitngan untuk membongkar mitos tentang Micin atau MSG. P2MI berkepentingan untuk memajukan dunia usaha pangan khususnya bahan tambahan pangan MSG (monosodium glutamat) dan turunannya diseluruh wilayah Indonesia,” terang Ketua P2MI Ir Satria Gentur Pinandita, dalam keterangannya, Rabu.

Satria pun menjelaskan bahwa Visi P2MI adalah untuk menjadi asosiasi yang memberikan informasi yang benar dan faktual tentang MSG dan turunannya kepada masyarakat dan instansi terkait, serta memajukan Industri MSG dan GA di Indonesia, agar dapat berdaya saing tinggi.
 
Menurut Satria, Misi P2MI adalah; memperjuangkan kepentingan Industri MSG dan GA dalam hubungannya dengan Pemangku kepentingan yang terkait, mengusahakan penyediaan produk pangan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan ketentuan perundangan, serta menguatkan kemampuan anggotanya dan masyarakat dengan program-program yang bermanfaat bagi anggota dan masyarakat Indonesia
 
Sejumlah mitos yang tumbuh subur dimasyarakat Indonesia, antara lain adalah; bahwa MSG menyebabkan reaksi alergi.
 
P2MI berkepentingan untuk memajukan dunia usaha pangan khususnya bahan tambahan pangan MSG (monosodium glutamat) dan turunannya diseluruh wilayah Indonesia,” terang Ir Satria Gentur Pinandita.
 
Satria pun menjelaskan bahwa Visi P2MI adalah untuk menjadi asosiasi yang memberikan informasi yang benar dan faktual tentang MSG dan turunannya kepada masyarakat dan instansi terkait, serta memajukan Industri MSG dan GA di Indonesia, agar dapat berdaya saing tinggi.
 
Sementara itu menurut Satria, Misi P2MI adalah; memperjuangkan kepentingan Industri MSG dan GA dalam hubungannya dengan Pemangku kepentingan yang terkait, mengusahakan penyediaan produk pangan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan ketentuan perundangan, serta menguatkan kemampuan anggotanya dan masyarakat dengan program-program yang bermanfaat bagi anggota dan masyarakat Indonesia
 
Sejumlah mitos yang tumbuh subur dimasyarakat Indonesia, antara lain adalah; bahwa MSG menyebabkan reaksi alergi.

Para pakar membahas secara obyektif dan faktual tentang MSG dan manfaatnya bagi tubuh manusia. Sekaligus membeberkan kebenaran dari berbagai mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia, tentang MSG yang biasa dikenal sebagai Micin atau Vetsin, penyedap masakan yang sering kita temui saat menikmati Bakso, Nasi Goreng serta berbagai jenis makanan lainnya.
 
MSG (MonoSodium Glutamat) atau Bumbu Umami telah digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan menyeimbangkan rasa gurih makanan. Meskipun penggunaannya tersebar luas dan banyak manfaatnya, kesalahpahaman konsumen tentang MSG cukup umum, dengan banyaknya mitos tentang MSG yang beredar di berbagai media
 
Faktanya, menurut Prof. Hardinsyah MS, PhD., mengatakan asam glutamat merupakan salah satu asam amino yang paling umum serta bahan yang membangun protein dalam makanan dan tubuh kita.

Ini adalah penambah rasa alami dan banyak ditemukan pada makanan seperti jamur, keju parmesan, dan tomat. Tubuh kita memperlakukan asam glutamat dalam bumbu MSG    dan glutamat alami dari banyak makanan yang kita nikmati sehari-hari dengan cara yang sama tanpa membedakan asal-usulnya. Karena alasan tersebut, maka kecil kemungkinan orang alergi terhadap MSG.

Mitos lainnya, menyebutkan bahwa MSG menyebabkan efek negative di otak.

Faktanya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak memiliki efek negatif pada sistem saraf pusat otak. Bahkan dalam satu penelitian di mana glutamat plasma dinaikkan 10 kali lipat di atas normal, yang mana tidak pernah benar-benar terjadi di kehidupan nyata, tidak ada glutamat yang masuk ke otak.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024