Ketua Laboratorium Penelitian Konversi Energi Listrik Institut Teknologi Bandung Agus Purwadi menilai bahwa program biofuel sudah sukses karena mampu mengurangi kebutuhan akan impor minyak.
“Saat ini program berbasis biofuel yang sudah cukup sukses dapat mengurangi kebutuhan impor cukup besar di antaranya program B35 yang akan dinaikkan ke B40,” ujarnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, Ketua Kelompok Riset Green Fuel sekaligus Perekayasa Ahli Utama BRIN Unggul Priyanto mengatakan biofuel yang dihasilkan dari minyak nabati merupakan alternatif yang menjanjikan untuk bahan bakar fosil. Melalui pengembangan teknologi biofuel yang maju, terdapat kesempatan untuk mengurangi emisi karbon dalam sektor transportasi.
Baca juga: Kendaraan listrik dinilai bukan satu-satunya cara kurangi emisi karbon
Unggul juga menilai pemanfaatan minyak nabati dalam biofuel juga turut berperan dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat terutama petani lokal untuk turut serta dalam rantai pasok industri ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
“Saat ini program berbasis biofuel yang sudah cukup sukses dapat mengurangi kebutuhan impor cukup besar di antaranya program B35 yang akan dinaikkan ke B40,” ujarnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, Ketua Kelompok Riset Green Fuel sekaligus Perekayasa Ahli Utama BRIN Unggul Priyanto mengatakan biofuel yang dihasilkan dari minyak nabati merupakan alternatif yang menjanjikan untuk bahan bakar fosil. Melalui pengembangan teknologi biofuel yang maju, terdapat kesempatan untuk mengurangi emisi karbon dalam sektor transportasi.
Baca juga: Kendaraan listrik dinilai bukan satu-satunya cara kurangi emisi karbon
Unggul juga menilai pemanfaatan minyak nabati dalam biofuel juga turut berperan dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat terutama petani lokal untuk turut serta dalam rantai pasok industri ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024