Lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 4 November 1981, Dr. Aep Saepudin Muhtar atau yang akrab dikenal Gus Udin memulai karirnya sebagai pelaksana di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, kemudian menjadi motor pembangunan di daerah Kabupaten Bogor sebagai anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S).
Gus Udin yang juga akademisi Universitas Djuanda (Unida) ini banyak membidani program di Pemerintah Kabupaten Bogor era kepemimpinan Ade Yasin-Iwan Setiawan sejak 2018 yang dikenal dengan program Pancakarsa, yakni, Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Maju, Bogor Membangun dan Bogor Berkeadaban.
Baca juga: Gus Udin tekankan pentingnya peran ulama dalam kebijakan publik
Nyaris 5 tahun berselang, kini ia menjadi calon senator Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mewakili Provinsi Jawa Barat dengan bermodal dukungan lebih dari 10.000 KTP, menghadapi kompetisi melawan 53 calon anggota DPD RI lainnya di daerah pemilihan Jawa Barat.
Pendidikan
Pria yang baru menyandang gelar Doktor Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta pada 28 November 2023 itu memulai pendidikannya dari SD hingga SMA di Kabupaten Bogor.
Setamat SMK Pertiwi Bogor pada 2001, ia dinyatakan lolos menjadi penerima beasiswa pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur PMDK, namun karena besarnya keinginan mendalami ilmu agama, Gus Udin urung mengambil beasiswa tersebut dan lanjut mengenyam pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Kemudian, suami dari Siti Zulfa Tuhfa Nafila itu meraih gelar sarjana di Universitas Nasional (Unas) pada 2006, lalu melanjutkan perkuliahan Magister Ilmu Politik di International Islamic University Malaysia (IIUM) sejak 2012 dan kembali ke Indonesia pada 2016.
Baca juga: Sidang Promosi Doktoral, Gus Udin soroti implikasi politik identitas terhadap demokrasi Indonesia
Tidak puas dengan hal itu, ayah dari tiga buah hati ini melanjutkan jenjang pendidikan magister ilmu politik di Universitas Nasional dan dinyatakan lulus pada tahun 2019.
Gus Udin juga tercatat menjadi peserta Pertukaran Pemuda Asia Tenggara Jepang atau The Ship for Southeast Asian Youth Program (SSEAYP) pada 2009. Selama tiga bulan ia bersama peserta lain dari 10 negara Asean dan Jepang digembleng di atas kapal yang mengelilingi perairan Jepang hingga Asia Tenggara.
Selain pendidikan formal ia juga pernah mengenyam pendidikan non formal sebagai santri di beberapa pondok pesantren salafiah diantaranya, Miftahul Huda Bogor, Assadah Bogor, Hidayatul Mubtadiin Bogor dan Nurul Hidayah Bogor.
Aktivisme dan penghargaan
Naluri aktivis membawa Gus Udin ke berbagai organisasi, di antaranya tercatat menjadi Wasekjen LDMI PB HMI, Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia.
Kemudian, Sekjen Ikatan Komunitas Merah Putih (IKMP) Malaysia, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bogor periode 2020-2025, Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kab. Bogor dan Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor periode 2020-2025.
Baca juga: Akademisi dukung konsistensi tegakkan konstitusi usai keputusan FIFA
Sebagai bukti kepakaran di Bidang Organisasi Keolahragaan Gus Udin mendapatkan sertifikat Sports Organization Management Standards Lead Auditor dan Internal Auditor based on ISO 19011:2011 dari Tuv Rheinland Jerman.
Karier
Di sela sela masa studinya sebagai mahasiswa Hubungan Internasional di Unas Jakarta, Gus Udin memulai kariernya sebagai pelaksana di Kemenpora RI.
Lebih lanjut, Gus Udin merambah ke Badan Standarisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) RI menjabat sebagai sekretaris harian.
Pada pertengahan jalan, ia diminta oleh salah satu pasangan calon bupati di Bogor untuk menjadi salah satu tim perumus visi dan misi serta program pembangunan periode 2018-2023, yang akhirnya melahirkan program Pancakarsa.
Berbekal semangat pengabdian membangun tanah kelahirannya, Gus Udin masuk ke dalam Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S) Kabupaten Bogor dan meramu sejumlah program terobosan, diantaranya penataan pusat kota atau City Beautification Projects, bantuan keuangan infrastruktur desa bernama Satu Miliar Satu Desa (Samisade), dan lain-lain.
Baca juga: MUI Kabupaten Bogor "kick off" Gerakan Literasi Digital
Di tengah kepadatan aktivitasnya sebagai motor pembangunan, Gus Udin yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Darul Mizan Bogor tetap aktif berkhidmat di MUI Kabupaten Bogor.
Kedekatannya dengan banyak ulama membuat Gus Udin mendapat doa dan restu para kiai maju di DPD RI, mengingat tidak ada senator yang berasal dari Kabupaten Bogor meski daerah ini penduduknya terbanyak di Jawa Barat, yakni mencapai 5,6 juta jiwa.
Gus Udin yang juga akademisi Universitas Djuanda (Unida) ini banyak membidani program di Pemerintah Kabupaten Bogor era kepemimpinan Ade Yasin-Iwan Setiawan sejak 2018 yang dikenal dengan program Pancakarsa, yakni, Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Maju, Bogor Membangun dan Bogor Berkeadaban.
Baca juga: Gus Udin tekankan pentingnya peran ulama dalam kebijakan publik
Nyaris 5 tahun berselang, kini ia menjadi calon senator Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mewakili Provinsi Jawa Barat dengan bermodal dukungan lebih dari 10.000 KTP, menghadapi kompetisi melawan 53 calon anggota DPD RI lainnya di daerah pemilihan Jawa Barat.
Pendidikan
Pria yang baru menyandang gelar Doktor Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta pada 28 November 2023 itu memulai pendidikannya dari SD hingga SMA di Kabupaten Bogor.
Setamat SMK Pertiwi Bogor pada 2001, ia dinyatakan lolos menjadi penerima beasiswa pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur PMDK, namun karena besarnya keinginan mendalami ilmu agama, Gus Udin urung mengambil beasiswa tersebut dan lanjut mengenyam pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Kemudian, suami dari Siti Zulfa Tuhfa Nafila itu meraih gelar sarjana di Universitas Nasional (Unas) pada 2006, lalu melanjutkan perkuliahan Magister Ilmu Politik di International Islamic University Malaysia (IIUM) sejak 2012 dan kembali ke Indonesia pada 2016.
Baca juga: Sidang Promosi Doktoral, Gus Udin soroti implikasi politik identitas terhadap demokrasi Indonesia
Tidak puas dengan hal itu, ayah dari tiga buah hati ini melanjutkan jenjang pendidikan magister ilmu politik di Universitas Nasional dan dinyatakan lulus pada tahun 2019.
Gus Udin juga tercatat menjadi peserta Pertukaran Pemuda Asia Tenggara Jepang atau The Ship for Southeast Asian Youth Program (SSEAYP) pada 2009. Selama tiga bulan ia bersama peserta lain dari 10 negara Asean dan Jepang digembleng di atas kapal yang mengelilingi perairan Jepang hingga Asia Tenggara.
Selain pendidikan formal ia juga pernah mengenyam pendidikan non formal sebagai santri di beberapa pondok pesantren salafiah diantaranya, Miftahul Huda Bogor, Assadah Bogor, Hidayatul Mubtadiin Bogor dan Nurul Hidayah Bogor.
Aktivisme dan penghargaan
Naluri aktivis membawa Gus Udin ke berbagai organisasi, di antaranya tercatat menjadi Wasekjen LDMI PB HMI, Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia.
Kemudian, Sekjen Ikatan Komunitas Merah Putih (IKMP) Malaysia, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bogor periode 2020-2025, Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kab. Bogor dan Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor periode 2020-2025.
Baca juga: Akademisi dukung konsistensi tegakkan konstitusi usai keputusan FIFA
Sebagai bukti kepakaran di Bidang Organisasi Keolahragaan Gus Udin mendapatkan sertifikat Sports Organization Management Standards Lead Auditor dan Internal Auditor based on ISO 19011:2011 dari Tuv Rheinland Jerman.
Karier
Di sela sela masa studinya sebagai mahasiswa Hubungan Internasional di Unas Jakarta, Gus Udin memulai kariernya sebagai pelaksana di Kemenpora RI.
Lebih lanjut, Gus Udin merambah ke Badan Standarisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) RI menjabat sebagai sekretaris harian.
Pada pertengahan jalan, ia diminta oleh salah satu pasangan calon bupati di Bogor untuk menjadi salah satu tim perumus visi dan misi serta program pembangunan periode 2018-2023, yang akhirnya melahirkan program Pancakarsa.
Berbekal semangat pengabdian membangun tanah kelahirannya, Gus Udin masuk ke dalam Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S) Kabupaten Bogor dan meramu sejumlah program terobosan, diantaranya penataan pusat kota atau City Beautification Projects, bantuan keuangan infrastruktur desa bernama Satu Miliar Satu Desa (Samisade), dan lain-lain.
Baca juga: MUI Kabupaten Bogor "kick off" Gerakan Literasi Digital
Di tengah kepadatan aktivitasnya sebagai motor pembangunan, Gus Udin yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Darul Mizan Bogor tetap aktif berkhidmat di MUI Kabupaten Bogor.
Kedekatannya dengan banyak ulama membuat Gus Udin mendapat doa dan restu para kiai maju di DPD RI, mengingat tidak ada senator yang berasal dari Kabupaten Bogor meski daerah ini penduduknya terbanyak di Jawa Barat, yakni mencapai 5,6 juta jiwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023