Sukabumi (Antara Megapolitan) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi, Jawa Barat, memastikan ribuan burung puyuh yang mati mendadak di peternakan warga bukan karena flu burung.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan kesehatan unggas khususnya burung puyuh ke sejumlah peternakan hasilnya negatif flu burung dan tidak terjangkit penyakit lainnya," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKP3 Kota Sukabumi Sunaryo di Sukabumi, Senin.

Daerah yang menjadi sasaran pemeriksaan tersebut peternakan burung puyuh di Kampung Selagombong, RT 04 RW 03, Kelurahan Cibeureum Hilir, Kecamatan Cibeureum karena lokasi yang pertama dilaporkan adanya kasus kematian burung puyuh.

Ternyata setelah diperiksa bangkai dan kandang burung puyuh tersebut, kematiannya bukan dikarenakan virus flu burung, tetapi karena kondisi kandang yang kotor ditambah saat ini musim hujan sehingga lembab.

Belum lagi satu petak kandang sempit diisi ratusan burung puyuh sehingga pergerakan unggas tersebut menjadi terbatas dan kadar oksigen yang kurang sehingga banyak yang mati lemas serta keinjak-injak oleh burung lainnya.

Dari pantauannya seharusnya, luas kandang tersebut hanya bisa diisi oleh 500 ekor burung puyuh saja, tetapi diisi ribuan ekor sehingga wajar saja banyak yang mati.

"Kami sudah berikan masukan kepada peternak unggas tersebut agar setiap kandang tidak terlalu padat diisi burung dan harus secara rutin membersihkan kandangnya agar tidak mudah terserang penyakit," tambah

Adapun kematian secara mendadak kalkun, ayam dan bebek yang terjadi di daerah tersebut karena peternakanya menyatukan kedua jenis unggas itu dalam satu kandang, padahal tidak seharusnya unggas yang berbeda jenis disatukan dalam satu kandang.

Selain ke wilayah Kecamatan Cibeurem, pihaknya juga melalkukan pemeriksaan kesehatan ungga ke sejumlah peternakan di Cikundul, Kecamatan Lembursitu dan hasilnya unggas yang mati tersebut bukan karena penyakit.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017