Cibinong (Antara Megapolitan) - Pelopor dan pendiri kelas jauh SDN Sirna Asih Kabupaten Bogor, Jawa Barat Abdul Rojak mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui staf khususnya mengirimkan 20 meja dan 40 bangku sekolah sebagai bantuan sarana pendidikan di sekolah beratap terpal.

"Udah ada bangku sama meja. Katanya bantuan dari Presiden minggu lalu, dua orang yang datang bilangnya staf khusus presiden," kata Rojak di Kampung Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat.

Menurutnya, dua orang staf khusus Joko Widodo mendatangi guru dan tokoh setempat untuk menyerahkan bantuan tersebut secara tiba-tiba tanpa prosedur apapun.

Rojak mengaku tak menyangka perhatian Presiden begitu cepat setelah tersebarnya kondisi kelas yang kurang layak untuk belajar mengajar tersebut di media massa.

Perhatian terhadap keadaan program kelas jauh dari sekolah induk di SDN Sirna Asih yang dikenal sebagai sekolah terpal tersebut, kata dia mulai berdatangan semenjak media memberitakan keadaan kelas tersebut.

Ia mengatakan pada tahun 2017 ini bantuan dana pembangunan tiga ruang kelas pertama di tanah hibah keluarga besarnya seluas 540 meter dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) dengan lokasi berbeda dari saat ini telah diproses.

Ia berharap setelah ditambah adanya perhatian langsung dari Presiden Jokowi, realisasi pembangunan ruang kelas yang layak bagi siswa warga Kampung Cisarua yang terisolasi akses jalan rusak dan jauh secepatnya bisa terwujud.

Sebab, area kampung yang masih sering di datangi babi hutan, ular dan hewan buas lainnya membuat warga sekitar tidak memberikan izin anak seusia SD berjalan sendiri antar kampung untuk mengakses sekolah di desa itu.

"Jarak ke desa itu empat kilometer, tidak mungkin anak usia enam tahun kami biarkan sendiri ke sekolah sekalipun diantar ibunya ditambah jalan setapak dan bebatuan," ungkapnya.

Rojak memaparkan sekolah yang dirintis pada akhir tahun 2010 yang kini menjadi kelas jauh dari sekolah induk di SDN Sirna Asih di Kampung Cisarua merupakan sebatas kelompok belajar dengan jumlah hampir 90 orang siswa yang diinisiasi warga akibat akses jalan sekolah formal di wilayah Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor itu jauh dan terjal dari Kampung Cisarua.

Kemudian kelompok belajar yang dipelopori Abdul Rojak, Cecep, Acep dan Awaludin selaku tokoh masyarakat setempat dengan dua orang guru Sarifah, Kulsum lalu bergabung Neni Sutonah dan Amit Sasmita menjadi program kelas jauh SDN Sirna Asih pada tahun 2013 namun dengan penyusutan jumlah siswa karena tetap dengan sarana yang kurang baik.

Ruang kelas siswa, katanya, sempat berpindah dari rukun tetangga (RT) satu dan lainnya di sebuah mejelis dan rumah warga sebelum akhirnya menetap di RT 01/07 ditambah ruang kelas dengan atap terpal berlantai tanah di depan sawah.

Kelas satu dan kelas tiga yang berjumlah 14 dan delapan orang belajar di majelis taklim di samping kelas beratap terpal yang pakai siswa kelas empat dengan jumlah murid 25 orang.

Lalu kelas dua dan kelas lima menumpang dengan jumlah 13 dan 20 orang belajar menumpang di rumah warga tak jauh dari dua kelas lainnya.

Sementara itu, guru kelas satu program kelas jauh SDN Sirna Asih, Neni Sutonah menyebutkan perhatian terhadap ruang kelas dan sarana prasana tempatnya mengajar itu memang mulai mendapatkan sinyal perhatian pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Ia menjelaskan, pada Rabu (25/1) dua orang datang meminta izin untuk menginap di rumahnya di Kampung Citampuan sekedar bersilaturahmi dan keesokan harinya meminta diantar untuk melihat kondisi kelas yang dikabarkan kurang layak dari sekolah tersebut.

Satu minggu kemudian tepatnya pada Rabu (1/2), kata Dia, datang kembali dua orang tersebut yang baru menunjukkan identitasnya sebagai staf khusus Presiden dengan membawa 20 meja dan 40 bangku sekolah.

Ia menyampaikan demi keamanan kini bangku dan meja tersebut di taruh ruang PAUD Al-Barokah miliknya yang berlokasi sekitar tiga kilometer ke kelas jauh tersebut menunggu hingga ruang kelas yang akan dibangun selesai.

"Somoga saja bisa segera berjalan pembangunan kelas agar baik murid maupun guru bisa lebih fokus," katanya.

Pewarta: Linna Susanti & Mayolus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017