Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, berasama Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) memantau penjualan ayam di Pasar Bogor, Senin, dalam rangka menelusuri dugaan penyimpangan dalam penentuan harga di pasar tersebut.
Ketua KPPU Syarkawai Ra`uf didampingi Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Syarip Hidahat menemukan adanya disparitas harga yang cukup tinggi di Pasar Bogor, sehingga dikhawatirkan adanya permainan kartel di dalamnya.
"Ini yang perlu kita waspadai, jangan sampai ada permainan kartel dalam transaksi penjualan ayam di Bogor, apabila terjadi permainan harga, akan kita tindak tegas," kata Syarkawi.
Menurutnya, di tingkat peternak harga ayam per kilogram berkisar antara Rp15 sampai Rp16 ribu. Sedangkan di pasar harga mengalami kenaikan mencapai Rp35 ribu per kilogramnya. Sementara itu, rumus harga ayam, jika di kandang ayam di kandang Rp16 ribu per kg x 1.65 harga ayam normal berkisar Rp22 ribu sampai Rp25 ribu.
"Dan harga maksimum itu Rp27 ribu sampai Rp28 ribu setelah ditambah dengan berbagai macam ongkos tambahan. Kalau harga Rp35 ribu, yang Rp8 ribu lagi dikemanakan," katanya.
Syarkawi mengatakan, KPPU bersama pemerintah daerah dapat menindak siapapun yang diduga ikut andil dalam menaikkan harga daging ayam dan menyebabkan ketidakstabilan harga di pasaran yang berdampak bagi masyarakat.
Ia mengatakan, KPPU sengaja memilih Bogor sebagai lokasi penelusuran harga ayam karena 72 persen kebutuhan ayam di wilayah Jabodetabek disuplai dari Bogor. Selain Pasar Bogor, KPPU juga akan mensidak sejumlah peternak ayam yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Syarip Hidayat menambahkan, Pemkot Bogor merasa terbantu dengan hadirnya KPPU dalam meninjau langsung harga komoditi di pasaran terutama harga ayam.
Menurutnya, terjadi disparitas cukup tinggi terhadap harga ayam di Pasar Bogor yang dapat menjadi temuan oleh KPPU adanya permainan harga di antara produsen dan pasar.
"Ini yang perlu diantisipasi, jangan sampai ada yang bermain di tengah menyebabkan harga ayam tidak stabil. Karena pasar bukan mencari keuntungan buat penjual, tetapi juga buat pembeli," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Ketua KPPU Syarkawai Ra`uf didampingi Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Syarip Hidahat menemukan adanya disparitas harga yang cukup tinggi di Pasar Bogor, sehingga dikhawatirkan adanya permainan kartel di dalamnya.
"Ini yang perlu kita waspadai, jangan sampai ada permainan kartel dalam transaksi penjualan ayam di Bogor, apabila terjadi permainan harga, akan kita tindak tegas," kata Syarkawi.
Menurutnya, di tingkat peternak harga ayam per kilogram berkisar antara Rp15 sampai Rp16 ribu. Sedangkan di pasar harga mengalami kenaikan mencapai Rp35 ribu per kilogramnya. Sementara itu, rumus harga ayam, jika di kandang ayam di kandang Rp16 ribu per kg x 1.65 harga ayam normal berkisar Rp22 ribu sampai Rp25 ribu.
"Dan harga maksimum itu Rp27 ribu sampai Rp28 ribu setelah ditambah dengan berbagai macam ongkos tambahan. Kalau harga Rp35 ribu, yang Rp8 ribu lagi dikemanakan," katanya.
Syarkawi mengatakan, KPPU bersama pemerintah daerah dapat menindak siapapun yang diduga ikut andil dalam menaikkan harga daging ayam dan menyebabkan ketidakstabilan harga di pasaran yang berdampak bagi masyarakat.
Ia mengatakan, KPPU sengaja memilih Bogor sebagai lokasi penelusuran harga ayam karena 72 persen kebutuhan ayam di wilayah Jabodetabek disuplai dari Bogor. Selain Pasar Bogor, KPPU juga akan mensidak sejumlah peternak ayam yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Syarip Hidayat menambahkan, Pemkot Bogor merasa terbantu dengan hadirnya KPPU dalam meninjau langsung harga komoditi di pasaran terutama harga ayam.
Menurutnya, terjadi disparitas cukup tinggi terhadap harga ayam di Pasar Bogor yang dapat menjadi temuan oleh KPPU adanya permainan harga di antara produsen dan pasar.
"Ini yang perlu diantisipasi, jangan sampai ada yang bermain di tengah menyebabkan harga ayam tidak stabil. Karena pasar bukan mencari keuntungan buat penjual, tetapi juga buat pembeli," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017