Sepasang satwa dilindungi jenis Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) bernama Bruno dan Starla dilepasliarkan di Kawasan Star Energy Geothermal (SEG) Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Wakil Aset Manajer Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) Jafar Ma’arif di Pamijahan, Bogor, Rabu, menjelaskan Kawasan SEG Salak yang berada berdampingan dengan ekosistem Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menjadi habitat baru bagi sepasang Elang Brontok.
Sepasang Elang Brontok itu diserahkan warga secara sukarela kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta. Bruno yang merupakan Elang Brontok berkelamin jantan diserahkan pada Juni 2022. Sedangkan Starla, elang betina, diserahkan pada Mei 2022.
"Kegiatan pelepasliaran ini merupakan program pelestarian keanekaragaman hayati kerja sama antara Balai TNGHS bersama dengan SEGS," kata Jafar.
Baca juga: BKSDA Bogor Amankan Pemburu Elang Di TNGHS
Ia menyebutkan pelepasliaran Elang Brontok ini merupakan agenda pelepasliaran satwa kedelapan kali di Kawasan SEGS.
Menurut dia, SEGS yang merupakan bagian dari perusahaan energi terbarukan milik Barito Pacific yakni Barito Renewables, berkomitmen mendukung pelestarian alam, flora, dan fauna di wilayah operasionalnya.
"Star Energy Geothermal yang selama ini beroperasi berdampingan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak secara moral maupun regulasi selalu ikut terlibat melestarikan flora dan fauna yang ada di sekitar area kerja Star Energy," paparnya.
Sementara Head of Policy, Government, and Public Affair SEGS Zerry Antro mengaku bangga, wilayah operasionalnya terpilih menjadi lokasi pelepasliaran sepasang Elang Brontok.
Baca juga: TNGHS kerja sama Brimob dan PT. Antam tanam pohon dan lepasliarkan elang
Hal ini, lanjutnya, dapat menjadi contoh world class best practice tentang bagaimana operasional dari unit pembangkit panas bumi (geothermal) dilakukan dengan standar lingkungan yang tinggi dengan dampak minimal terhadap biodiversitas lingkungan sekitar, sehingga mampu menjaga kualitas keberlanjutan lingkungan hidup.
“Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Balai TNGHS maupun stakeholder lainnya dalam kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati dengan cara melakukan pelepasliaran satwa hasil rehabilitasi ke habitat alaminya," kata Zerry.
Ia berharap SEGS dapat terus memberikan kontribusi nyata terhadap pelestarian alam dan keanekaragaman hayati di area TNGHS. Karena tak hanya Elang Brontok, pada 23 Mei 2023 juga pihaknya bekerja sama dengan TNGHS melepasliarkan macan tutul bernama Wahyu di Kawasan SEGS.
Kepala Balai TNGHS Irja Azhar mengapresiasi komitmen SEGS dalam menjaga dan melestarikan flora dan fauna. Berdasarkan penilaian tim lapangan Balai TNGHS, area SEGS dipilih untuk area kegiatan pelepasliaran Elang Brontok karena dinilai mendukung hidup satwa yang dilepasliarkan itu.
Baca juga: TNGHS pasang GPS pada dua elang jawa sebelum dilepas di TSI Bogor
"Kondisi habitatnya berupa hutan alam yang berbatasan dengan kebun teh yang merupakan habitat yang disukai oleh Elang Brontok," ujarnya.
Kemudian, kata dia, keberadaan pakan sangat melimpah di lokasi pelepasliaran. Sedangkan secara aksesibilitas lokasi yang dipilih untuk pelepasliaran sangat mudah dijangkau dan dekat dengan jalan raya yang menuju pintu gerbang SEGS.
Terhitung sejak tahun 2015 hingga 2023 Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ)–Balai TNGHS telah berhasil melepasliarkan elang sebanyak 62 individu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Wakil Aset Manajer Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) Jafar Ma’arif di Pamijahan, Bogor, Rabu, menjelaskan Kawasan SEG Salak yang berada berdampingan dengan ekosistem Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menjadi habitat baru bagi sepasang Elang Brontok.
Sepasang Elang Brontok itu diserahkan warga secara sukarela kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta. Bruno yang merupakan Elang Brontok berkelamin jantan diserahkan pada Juni 2022. Sedangkan Starla, elang betina, diserahkan pada Mei 2022.
"Kegiatan pelepasliaran ini merupakan program pelestarian keanekaragaman hayati kerja sama antara Balai TNGHS bersama dengan SEGS," kata Jafar.
Baca juga: BKSDA Bogor Amankan Pemburu Elang Di TNGHS
Ia menyebutkan pelepasliaran Elang Brontok ini merupakan agenda pelepasliaran satwa kedelapan kali di Kawasan SEGS.
Menurut dia, SEGS yang merupakan bagian dari perusahaan energi terbarukan milik Barito Pacific yakni Barito Renewables, berkomitmen mendukung pelestarian alam, flora, dan fauna di wilayah operasionalnya.
"Star Energy Geothermal yang selama ini beroperasi berdampingan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak secara moral maupun regulasi selalu ikut terlibat melestarikan flora dan fauna yang ada di sekitar area kerja Star Energy," paparnya.
Sementara Head of Policy, Government, and Public Affair SEGS Zerry Antro mengaku bangga, wilayah operasionalnya terpilih menjadi lokasi pelepasliaran sepasang Elang Brontok.
Baca juga: TNGHS kerja sama Brimob dan PT. Antam tanam pohon dan lepasliarkan elang
Hal ini, lanjutnya, dapat menjadi contoh world class best practice tentang bagaimana operasional dari unit pembangkit panas bumi (geothermal) dilakukan dengan standar lingkungan yang tinggi dengan dampak minimal terhadap biodiversitas lingkungan sekitar, sehingga mampu menjaga kualitas keberlanjutan lingkungan hidup.
“Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Balai TNGHS maupun stakeholder lainnya dalam kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati dengan cara melakukan pelepasliaran satwa hasil rehabilitasi ke habitat alaminya," kata Zerry.
Ia berharap SEGS dapat terus memberikan kontribusi nyata terhadap pelestarian alam dan keanekaragaman hayati di area TNGHS. Karena tak hanya Elang Brontok, pada 23 Mei 2023 juga pihaknya bekerja sama dengan TNGHS melepasliarkan macan tutul bernama Wahyu di Kawasan SEGS.
Kepala Balai TNGHS Irja Azhar mengapresiasi komitmen SEGS dalam menjaga dan melestarikan flora dan fauna. Berdasarkan penilaian tim lapangan Balai TNGHS, area SEGS dipilih untuk area kegiatan pelepasliaran Elang Brontok karena dinilai mendukung hidup satwa yang dilepasliarkan itu.
Baca juga: TNGHS pasang GPS pada dua elang jawa sebelum dilepas di TSI Bogor
"Kondisi habitatnya berupa hutan alam yang berbatasan dengan kebun teh yang merupakan habitat yang disukai oleh Elang Brontok," ujarnya.
Kemudian, kata dia, keberadaan pakan sangat melimpah di lokasi pelepasliaran. Sedangkan secara aksesibilitas lokasi yang dipilih untuk pelepasliaran sangat mudah dijangkau dan dekat dengan jalan raya yang menuju pintu gerbang SEGS.
Terhitung sejak tahun 2015 hingga 2023 Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ)–Balai TNGHS telah berhasil melepasliarkan elang sebanyak 62 individu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023