Kementerian Pertanian RI terus berupaya melakukan pelatihan dan penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai modal utama mengolah komoditas kelapa sawit secara berkelanjutan terlebih belasan juta tenaga kerja terlibat dalam proses ini.

"Pengolahan komoditas kelapa sawit membutuhkan SDM yang tepat. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, sektor ini telah berkontribusi terhadap penyediaan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung," kata Direktur Jenderal Perkebunan pada Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah di Bekasi, Kamis.

Dia mengatakan sektor kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Penguatan SDM Perkebunan Kelapa Sawit menjadi program penting dalam mewujudkan industri sawit berkelanjutan.

Dirinya menyebut sebanyak 30-40 persen tanaman kelapa sawit tidak produktif dan sudah tidak dapat dipanen kembali sehingga membutuhkan SDM yang mampu mengelola serta menumbuhkan kembali melalui peremajaan.

"Keterbatasan SDM harus kita pacu sehingga perkebunan ini bisa kita kelola menjadi semakin modern," katanya.

Baca juga: BPPSDMP Kementan lakukan harmonisasi untuk perkuat SDM pertanian

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 14,99 juta hektare pada tahun 2022. Jumlah tersebut meningkat 2,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya seluas 14,62 juta hektare saja.

Andi menyebutkan pemerintah sebenarnya sudah melakukan penguatan tata kelola perkebunan kelapa sawit rakyat atau Satu Sawit Indonesia berkelanjutan melalui konsep satu regulasi yang mengatur hulu ke hilir kelapa sawit.

Satu paket kelapa sawit untuk peremajaan kelapa sawit, Sertifikasi ISPO, sarana dan prasarana, dan peningkatan kompetensi SDM. Konsep Satu Sawit ini juga melibatkan seluruh elemen dalam industri kelapa sawit melalui kerja inovatif dan kerja kolaborasi.

Ia menjelaskan pemerintah melakukan berbagai upaya meremajakan petani kepala sawit dengan menjangkau SDM petani swadaya.

Melalui dana yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, ada banyak pelatihan yang telah diberikan pada 10.642 petani sawit sejak tahun 2021-2023.

Baca juga: Kementan apresiasi kinerja SDM Pertanian

"Mulai dari hulu atau menyiapkan benih untuk budidaya, sampai ke hilir kita telah berikan pelatihan. Jenis pelatihan kita itu ada budidaya, panen, ISPO, informasi pasar, pengelolaan sarpras. Teknik pemetaan ini untuk memudahkan kita melakukan seluruh rangkaian mulai Peremajaan Sawit Rakyat sampai masa panen," ucapnya.

Pihaknya juga mengadakan program beasiswa hingga jenjang sarjana strata dua (S2) kepada anak-anak pekebun sehingga kemampuan manajerial kebun meningkat dan mampu berdaya saing.

Mereka yang menerima program beasiswa, diharapkan mampu berbakti untuk kemajuan daerah, memberikan banyak pengetahuan sehingga pengelolaan perkebunan kelapa sawit ini juga bisa lebih modern dan mandiri.

Program ini sudah berjalan sejak tahun 2021 dengan sasaran 660 orang penerima manfaat beasiswa, 1.000 orang pada 2022, serta 2.000 orang sepanjang tahun ini. Pada tahun 2024 program ini kembali ditingkatkan menjadi 3.000-4.000 warga.

Baca juga: Kementan dorong SDM Pertanian optimalkan teknologi digital

"Tahun ini ada 2.000 orang yang kita sekolahkan dari D3, D1, sampai S1. Sebanyak 2.000 orang yang kita terima dari seluruh Indonesia sudah ada perguruan-perguruan tinggi," katanya.

Kementan juga menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi yang ada. Seperti sekolah vokasi D3 IPB, INSTIPER, STIPER, politeknik ATI Padang, UGM, serta Universitas Diponegoro.

"Untuk wilayah timur kami lagi inisiasi UNHAS dan Universitas Cendrawasih agar juga bisa menerima mahasiswa-mahasiswa yang kita terima melalui pendanaan kelapa sawit," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023