Minyak nilam atau minyak atsiri produksi petani di Kabupaten Aceh Barat kini telah berhasil dijual ke pasar luar negeri, sehingga harganya terus naik hingga Rp750.000 per kilogram (Kg) dari sebelumnya Rp520.000 per Kg di tingkat pengepul.
“Alhamdulillah, peningkatan permintaan minyak atsiri aceh ini telah menyebabkan kenaikan harga menjadi Rp750 ribu per kilogram,” kata Armansyah Putra, agen pengepul minyak Atsiri di Meulaboh, Senin.
Ada pun kebutuhan minyak atsiri asal Aceh Barat tersebut saat ini banyak diekspor ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Tiongkok, serta ke sejumlah negara di benua Eropa.
Baca juga: ARC USK sebut nilam Aceh juga jadi bahan untuk industri parfum di Prancis
Baca juga: Pakar atsiri dunia bahas inovasi minyak nilam Aceh di USK
Armansyah Putra mengatakan dengan meningkatnya permintaan dari pasar luar negeri, saat ini kebutuhan minyak atsiri lebih besar sehingga pihaknya terus berupaya memenuhi kebutuhan dari pembeli.
Ia menjelaskan, pada akhir tahun 2022 harga jual minyak atsiri bertahan di angka Rp500 ribu per Kg, sehingga petani enggan untuk melakukan produksi minyak dengan melakukan penyulingan.
Rendahnya permintaan pada tahun lalu juga berimbas pada produksi minyak yang dilakukan petani pada tahun 2023, dengan produksi minyak hanya mencapai 500 Kg per bulan.
Baca juga: Wamenparekraf kagumi konsep "Rumah Atsiri" di Tawangmangu Jateng
Armansyah Putra mengatakan minyak Atsiri Aceh, selama ini digunakan untuk berbagai kebutuhan produksi alat kosmetik seperti minyak wangi, serta berbagai kebutuhan kosmetik lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
“Alhamdulillah, peningkatan permintaan minyak atsiri aceh ini telah menyebabkan kenaikan harga menjadi Rp750 ribu per kilogram,” kata Armansyah Putra, agen pengepul minyak Atsiri di Meulaboh, Senin.
Ada pun kebutuhan minyak atsiri asal Aceh Barat tersebut saat ini banyak diekspor ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Tiongkok, serta ke sejumlah negara di benua Eropa.
Baca juga: ARC USK sebut nilam Aceh juga jadi bahan untuk industri parfum di Prancis
Baca juga: Pakar atsiri dunia bahas inovasi minyak nilam Aceh di USK
Armansyah Putra mengatakan dengan meningkatnya permintaan dari pasar luar negeri, saat ini kebutuhan minyak atsiri lebih besar sehingga pihaknya terus berupaya memenuhi kebutuhan dari pembeli.
Ia menjelaskan, pada akhir tahun 2022 harga jual minyak atsiri bertahan di angka Rp500 ribu per Kg, sehingga petani enggan untuk melakukan produksi minyak dengan melakukan penyulingan.
Rendahnya permintaan pada tahun lalu juga berimbas pada produksi minyak yang dilakukan petani pada tahun 2023, dengan produksi minyak hanya mencapai 500 Kg per bulan.
Baca juga: Wamenparekraf kagumi konsep "Rumah Atsiri" di Tawangmangu Jateng
Armansyah Putra mengatakan minyak Atsiri Aceh, selama ini digunakan untuk berbagai kebutuhan produksi alat kosmetik seperti minyak wangi, serta berbagai kebutuhan kosmetik lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023