Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan Sekolah Madania, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sebagai inkubator peningkatan kapasitas guru se-Indonesia.

"Penunjukkan ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat mengunjungi Sekolah Madania 17 November 2016 lalu," kata Kepala Pemasaran Sekolah Madania, Lusy L Firdaus saat ditemui di Bogor, Jumat.

Lusy menyebutkan, pihaknya telah memiliki kerja sama dengan Kemendikbud sebagai pelaksana pelatihan peningkatan kapasitas guru se-Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas guru dalam mengajar.

"Persiapan pelaksanaan pelatihan sedang dalam proses, Februari ini kami akan menerima kedatangan Dirjen Pendidikan untuk pembicaraan lebih lanjut," katanya.

Mendikbud hadir dalam rangka memperingati Hari Anak, sekaligus untuk mendukung perkembangan pendidikan di Indonesia. Sekolah Madania salah satu saranan pendidikan yang menerapkan sistem "full day".

"Menteri juga sedang menyoroti perkembangan pendidikan dari tahun ke tahun sangat dinamis, mendorong pengembangan kapasitas guru-guru di daerah," kata Lusy.

Sekolah Madania yang ditunjuk juga memiliki saranan pelatihan guru yakni Madania Educational Center, dan pengembangan profesi.

"Pelatihan yang akan diberikan kepada guru berupa job trainning yakni pengembangan kualitas dan kompetensi guru se Indonesia," kata

Adapun pelatihan yang akan diberikan seperti metode pengajaran, dan pengembangan profesi guru.

Menurut Lusy, Sekolah Madania sangat siap menjadi tenaga pelatih guru se Indonesia. Sekolah yang sudah berdiri selama 21 tahun tersebut, terlibat sebagai tim pengusul kurikulum 2013 sekaligus pilot projek penerapan kurikulum 2013 yang dipadukan dengan metode pengajaran berkelas internasional.

"Pelatihan rencananya untuk seluruh guru baik dari SD, SMP hingga SMA, se Indonesia," katanya.

Davina Setiadewi menambahkan, guru-guru Sekolah Madania tergabung dalam Kelompok Kerja Guru sudah memberikan pelatihan kepada sekolah negeri yang berada di sekitar Kecamatan Kemang.

"Kami mencoba untuk mengubah paradikma para guru yang saat ini masih menggunakan metode pendidikan konvensional, sementara saat ini sudah memasuki pendidikan abad 21," katanya.

Ia mencontohkan, pendidikan abad 21 membuka ruang komunikasi dua arah antara guru dan murid. Berbeda dengan metode pendidikan konvensional, guru lebih dominan, dan murid hanya sebagai pendengar.

"Pendidikan abad 21 ini membuka interaksi komunikasi dua arah, antara guru dan murid. Sehingga murid bebas menyampaikan pemikiran-pemikirannya, dan guru di tuntut untuk kekinian mengikuti perkembangan teknologi," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017