Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen terus mendorong peningkatan produksi jagung sebagai basis komoditas strategis nasional dimana peran Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP)  amat penting karena amat berpengaruh terhadap hasil produksi, selain faktor seperti pupuk pengairan dan budidaya. 

Pernyataan tersebut disampaikan Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto ketika membuka acara Sidang ke-4 Komisi Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).

Prihasto mengatakan bahwa Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) berperan vital dalam memeriksa keunggulan tanaman sebelum dilepas ke pasaran. 

"Misalnya (kualitas) benih, punya pengaruh besar terhadap hasil panen petani," kata Prihasto melalui keterangan tertulisnya, Jumat. 

Prihasto juga menyoroti pentingnya penyesuaian regulasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsep genetik dan lingkungan (GxE) menjadi dasar dalam merakit varietas unggul baru dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, khususnya teknik rekayasa genetika. 

"Proses perlindungan varietas tanaman juga perlu mengadopsi teknologi identifikasi melalui pengujian DNA, yang dianggap lebih akurat dan konsisten daripada pengujian morfologi dan fisiologi," kata dia. 

Terkait peningkatan produksi, Prihasto menekankan pentingnya konsolidasi untuk membuat sektor pertanian bergerak cepat dan bekerja maksimal. Program Kementan difokuskan pada komoditas beras dan jagung dengan tujuan mengurangi impor. 

Data terbaru menunjukkan potensi impor mencapai 5 juta ton pada tahun 2024, dipicu oleh cekaman el Nino. 

"Peningkatan produksi padi melalui pengembangan lahan rawa menjadi fokus utama, dengan harapan dapat memaksimalkan produksi pada akhir Desember 2023 guna menjamin ketersediaan pangan," jelas dia. 

Kinerja Pusat PVTPP

Kepala PVTPP, Leli Nuryati melaporkan kinerja Pusat PVTPP dalam layanan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) yang mencapai 190 persen dari target yang ditetapkan. 

Jumlah pemeriksaan substantif mencapai 61 varietas, yang diharapkan bertambah menjadi 95 varietas pada sidang kali ini. "Ini angka tertinggi sejak 2004," kata Leli. 

Dijelaskan Leli, Sidang Komisi PVT memiliki peran penting dalam mereview dan mengevaluasi varietas tanaman baru, memastikan memenuhi unsur baru, unik, seragam, dan stabil (BUSS). 

Kolaborasi antara pemerintah, lembaga riset, sektor swasta, dan masyarakat dianggap krusial untuk meningkatkan akses terhadap teknologi, membangun infrastruktur, dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang pemuliaan tanaman. 

"Dengan pendekatan holistik, diharapkan PVT dapat ditingkatkan secara menyeluruh, dan inovasi dalam pemuliaan tanaman dapat diintegrasikan dengan lebih baik," ujarnya.

Adapun salah satu pembahasan menarik pada sidang kali ini adalah mengenai tanaman tebu dengan pengajuan 7 varietas oleh perorangan, yang dianggap dapat memberikan kontribusi positif untuk mencapai swasembada gula.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023