Cikarang (Antara Megapolitan) - Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dalam waktu dekat menyusun naskah akademik untuk rancangan peraturan daerah tentang lahan abadi.
"Dalam penyusunan naskah akademik akan ada beberapa persoalan yang terbilang kompleks sehingga dibutuhkan peran konsultan untuk menyelesaikannya," kata Kepala Distan Kabupaten Bekasi, Agus Trihono di Kabupaten Bekasi, Kamis.
Menurut dia ini dilakukan melihat perkembangan dunia properti dan industri di daerah setempat, Perda Lahan Abadi dibutuhkan untuk mengamankan luas lahan pertanian agar tidak semakin menyusut.
Dalam rancangan pemetaan itu terkendala pada lahan garapan dan juga kepemilikannya kurang jelas.
"Tentu melihat problematika ini sangat komplek dikarenakan lahan abadi itu terkait pada kepemilikan lahannya punya siapa, kemudian apakah mau yang memiliki lahan kita tetapkan sebagai lahan abadi," katanya.
Permasalahan lainnya yaitu tentang jumlah penduduk dalam kurun waktu satu tahun ini dapat meningkat sebanyak 45 persen. Ini dilihat dari grafik tahunan dinas catatan sipil dan kependudukan daerah setempat.
Dengan adanya peningkatan penduduk ini tidak murni orang asli Kabupaten Bekasi, melainkan lebih banyak pendatang dan menikah atau menetap pada daerah itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk akan mempengaruhi pada jumlah perumahan yang harus disediakan.
Ia menambahkan untuk itu dalam rancangan perda ini menguak permasalahan kompleks dengan melakukan pemetaan daerah maupun strategi dalam menentukan kebijakan.
Target penyusunan naskah akademik Rancangan Perda Lahan Abadi akan selesai pada Agustus 2017.
Naskah yang telah mencantumkan luas lahan abadi dengan kajian teknis itu diharapkan masuk dalam Prolegda perubahan sehinggga dapat segera dibahas tahun ini.
Dikarenakan setiap tahun terdapat penurunan jumlah lahan sehingga perlu diamankan. Padahal dalam hal ini masih menyusun data terkait berbagai jenis lahan pertanian.
"Kan ada luas lahan pertanian, ada luas lahan pertanian yang dipergunakan dan juga luas kepemilikan. Dari sini kami pilah. Yang kami priorotaskan yang ada sarana irigrasi," katanya.
Lanjut Agus menjelaskan dalam target capaian ini akan meminta Bupati Bekasi untuk melakukan kajian guna memberikan masukan serta dapat berjalan sesuai harapan.
"Untuk itu, kami akan kejar sampai Agutus ini. Kalau masih sempat tahun ini, kami akan kejar masukkan ke prolegda di akhir, itu pun kalau diterima oleh legislatif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Dalam penyusunan naskah akademik akan ada beberapa persoalan yang terbilang kompleks sehingga dibutuhkan peran konsultan untuk menyelesaikannya," kata Kepala Distan Kabupaten Bekasi, Agus Trihono di Kabupaten Bekasi, Kamis.
Menurut dia ini dilakukan melihat perkembangan dunia properti dan industri di daerah setempat, Perda Lahan Abadi dibutuhkan untuk mengamankan luas lahan pertanian agar tidak semakin menyusut.
Dalam rancangan pemetaan itu terkendala pada lahan garapan dan juga kepemilikannya kurang jelas.
"Tentu melihat problematika ini sangat komplek dikarenakan lahan abadi itu terkait pada kepemilikan lahannya punya siapa, kemudian apakah mau yang memiliki lahan kita tetapkan sebagai lahan abadi," katanya.
Permasalahan lainnya yaitu tentang jumlah penduduk dalam kurun waktu satu tahun ini dapat meningkat sebanyak 45 persen. Ini dilihat dari grafik tahunan dinas catatan sipil dan kependudukan daerah setempat.
Dengan adanya peningkatan penduduk ini tidak murni orang asli Kabupaten Bekasi, melainkan lebih banyak pendatang dan menikah atau menetap pada daerah itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk akan mempengaruhi pada jumlah perumahan yang harus disediakan.
Ia menambahkan untuk itu dalam rancangan perda ini menguak permasalahan kompleks dengan melakukan pemetaan daerah maupun strategi dalam menentukan kebijakan.
Target penyusunan naskah akademik Rancangan Perda Lahan Abadi akan selesai pada Agustus 2017.
Naskah yang telah mencantumkan luas lahan abadi dengan kajian teknis itu diharapkan masuk dalam Prolegda perubahan sehinggga dapat segera dibahas tahun ini.
Dikarenakan setiap tahun terdapat penurunan jumlah lahan sehingga perlu diamankan. Padahal dalam hal ini masih menyusun data terkait berbagai jenis lahan pertanian.
"Kan ada luas lahan pertanian, ada luas lahan pertanian yang dipergunakan dan juga luas kepemilikan. Dari sini kami pilah. Yang kami priorotaskan yang ada sarana irigrasi," katanya.
Lanjut Agus menjelaskan dalam target capaian ini akan meminta Bupati Bekasi untuk melakukan kajian guna memberikan masukan serta dapat berjalan sesuai harapan.
"Untuk itu, kami akan kejar sampai Agutus ini. Kalau masih sempat tahun ini, kami akan kejar masukkan ke prolegda di akhir, itu pun kalau diterima oleh legislatif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017