Organisasi nirlaba internasional Marine Stewardship Council (MSC) mengungkapkan dua standar perikanan berkelanjutan untuk memastikan produksinya sudah memenuhi prinsip-prinsip utama.
Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Sofyanto, di Jakarta, Rabu, menyebutkan standar pertama, yaitu pengelolaan stoknya tetap lestari, sehingga dalam penangkapan perikanan tidak menyebabkan kerusakan habitat dan ekosistem, serta jenis-jenis hewan yang dilindungi.
"Memastikan tata kelola perikanan itu memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku, baik yang berlaku di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.
Baca juga: MSC: Produksi "seafood" perikanan tangkap lebih stabil dibandingkan budidaya
Hirmen mengungkapkan, standar kedua, yaitu memastikan proses pengolahan produk-produk seafood memenuhi prinsip-prinsip yang ada.
Prinsip pertama, target stok ikan yang berkelanjutan. Praktik perikanan harus dilakukan dengan cara yang tidak menyebabkan penangkapan berlebih atau penurunan suatu populasi, dan bagi populasi ikan yang mengalami penurunan, penangkapan ikan harus dilakukan dengan cara yang dapat memastikan pemulihan populasi ikan yang menurun tersebut.
Prinsip kedua, dampak lingkungan dari penangkapan ikan. Operasi penangkapan ikan harus dapat memelihara struktur, produktivitas, fungsi dan keragaman ekosistem (termasuk habitat dan spesies yang tergantung dan terkait secara ekologis) yang merupakan target ikan tersebut bergantung.
Baca juga: KKP dan MSC ingin wujudkan Indonesia Emas lewat perikanan berkelanjutan
Prinsip ketiga, pengelolaan yang efektif. Perikanan mengaplikasikan sistem pengelolaan efektif yang menghormati hukum dan standar lokal, peraturan nasional maupun internasional dan menggabungkan kerangka kerja kelembagaan dan operasional yang memerlukan sumberdaya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Menurut Hirmen, MSC telah berkontribusi banyak hal di dunia internasional. Hampir 20 persen perikanan tangkap dunia sudah bersertifikat MSC. Hal itu, kata dia mencakup lebih dari 20 ribu produk dengan nilai lebih dari 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Hirmen menilai, kondisi itu menjadi sebuah gambaran bahwa tingkat permintaan terhadap produk-produk berekolabel sejenis MSC terus meningkat di masa mendatang.
Baca juga: MSC berharap pertemuan bisnis seafood dukung perikanan berkelanjutan
Ia mengungkapkan bahwa pasar dunia juga telah berkomitmen agar pasokan-pasokan yang masuk ke pasaran itu harus berekolabel, termasuk dari MSC.
"Kerja sama MSC dengan para mitra pendukung, NGO, asosiasi dan industri sangat baik, upaya mengelola perikanan melalui pendekatan berkelanjutan memenuhi kaidah-kaidah kelestarian sudah cukup baik," kata Hirmen pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Sofyanto, di Jakarta, Rabu, menyebutkan standar pertama, yaitu pengelolaan stoknya tetap lestari, sehingga dalam penangkapan perikanan tidak menyebabkan kerusakan habitat dan ekosistem, serta jenis-jenis hewan yang dilindungi.
"Memastikan tata kelola perikanan itu memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku, baik yang berlaku di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.
Baca juga: MSC: Produksi "seafood" perikanan tangkap lebih stabil dibandingkan budidaya
Hirmen mengungkapkan, standar kedua, yaitu memastikan proses pengolahan produk-produk seafood memenuhi prinsip-prinsip yang ada.
Prinsip pertama, target stok ikan yang berkelanjutan. Praktik perikanan harus dilakukan dengan cara yang tidak menyebabkan penangkapan berlebih atau penurunan suatu populasi, dan bagi populasi ikan yang mengalami penurunan, penangkapan ikan harus dilakukan dengan cara yang dapat memastikan pemulihan populasi ikan yang menurun tersebut.
Prinsip kedua, dampak lingkungan dari penangkapan ikan. Operasi penangkapan ikan harus dapat memelihara struktur, produktivitas, fungsi dan keragaman ekosistem (termasuk habitat dan spesies yang tergantung dan terkait secara ekologis) yang merupakan target ikan tersebut bergantung.
Baca juga: KKP dan MSC ingin wujudkan Indonesia Emas lewat perikanan berkelanjutan
Prinsip ketiga, pengelolaan yang efektif. Perikanan mengaplikasikan sistem pengelolaan efektif yang menghormati hukum dan standar lokal, peraturan nasional maupun internasional dan menggabungkan kerangka kerja kelembagaan dan operasional yang memerlukan sumberdaya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Menurut Hirmen, MSC telah berkontribusi banyak hal di dunia internasional. Hampir 20 persen perikanan tangkap dunia sudah bersertifikat MSC. Hal itu, kata dia mencakup lebih dari 20 ribu produk dengan nilai lebih dari 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Hirmen menilai, kondisi itu menjadi sebuah gambaran bahwa tingkat permintaan terhadap produk-produk berekolabel sejenis MSC terus meningkat di masa mendatang.
Baca juga: MSC berharap pertemuan bisnis seafood dukung perikanan berkelanjutan
Ia mengungkapkan bahwa pasar dunia juga telah berkomitmen agar pasokan-pasokan yang masuk ke pasaran itu harus berekolabel, termasuk dari MSC.
"Kerja sama MSC dengan para mitra pendukung, NGO, asosiasi dan industri sangat baik, upaya mengelola perikanan melalui pendekatan berkelanjutan memenuhi kaidah-kaidah kelestarian sudah cukup baik," kata Hirmen pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023