Sedikitnya tujuh desa di empat kecamatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dilaporkan mengalami krisis air bersih parah sebagai dampak kemarau panjang yang dialami daerah ini sejak Maret 2023.

"Jumlahnya bisa jadi terus bertambah, mengingat prediksi kemarau masih panjang," kata Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Robinson Nadeak di Tulungagung, Sabtu.

Data daerah terdampak yang dikumpulkan Pusdalops hari ini mengacu permintaan bantuan air bersih dari desa-desa yang mengalami krisis air bersih.

Baca juga: Sawah seluas 110 hektare di Purwakarta kekeringan akibat kemarau panjang
Baca juga: Warga Bekasi cari air bersih hingga ke kaki gunung Karawang Selatan

BPBD Tulungagung juga sudah melakukan respons cepat, yakni dengan mengirimkan truk-truk tangki berisi air bersih ke lingkungan warga yang kekurangan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk memasak, kebutuhan minum maupun MCK.

"Tiap hari rerata 1-2 tangki air bersih didistribusikan oleh BPBD," ujar Robinson.

Ditanya perbandingan dengan tahun lalu, Robinson mengatakan bencana kekeringan di Tulungagung lebih parah tahun ini.

Sebab, pada tahun 2022, wilayah Tulungagung cenderung mengalami kemarau basah, sehingga tidak terjadi kekeringan di Tulungagung.

"Sekarang dengan El Nino agak ekstrem," katanya.

Baca juga: Tiga daerah di Sulawesi Selatan berlakukan status tanggap darurat kekeringan

Selain mengandalkan anggaran dari daerah, untuk penanggulangan bencana pihaknya juga meminta bantuan dari Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat.

Desa yang kekeringan antara lain terdapat di Kecamatan Kalidawir, yaitu Desa Banyu Urip, Desa Kali Batur, Desa Winong, dan Desa Rejosari.

Desa/Kecamatan Besuki, Desa Pelem, Kecamatan Campur Darat dan Desa Tenggarejo, Kecamatan Tanggunggunung.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023