Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membuat wadah pengembangan pelaku usaha batik dan perajin hingga perancang batik melalui agenda peragaan busana Fashion On Pedestrian.
Fashion On Pedestrian yang merupakan rangkaian kegiatan Banyuwangi Batik Festival (BBF). Pada tahun ini, agenda fesyen batik itu digelar di sepanjang trotoar di depan area Banyuwangi Creative Hub Terminal Pariwisata Terpadu Kabupaten Banyuwangi, pada Jumat (20/10) sore.
"Event yang digelar sejak tahun 2013 ini adalah cara daerah untuk terus mempertahankan eksistensi khazanah batik Banyuwangi, sekaligus memperluas jangkauan pasarnya," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
Baca juga: Gubernur Jatim: Event tari kolosal Gandrung Sewu bisa menjadi pintu masuk wisata internasional
Dengan konsistensi Pemkab Banyuwangi, katanya, kini kemampuan perajin dan penjual kain batik terus meningkat, bahkan perancang busana asal Banyuwangi juga terus bermunculan.
"Kaya akan beragam motif, setiap tahunnya diangkat satu motif batik khas Banyuwangi sebagai tema besar Banyuwangi Batik Festival (BBF). Tahun ini giliran motif sembruk cacing menjadi tema utama BBF," ujarnya.
Ketua Asosiasi Batik Banyuwangi Firman Sauqi menjelaskan bahwa motif sembruk cacing merupakan motif yang cukup tua yang dimiliki oleh Banyuwangi. Motif ini memiliki filosofi kesuburan.
Baca juga: Bupati Banyuwangi ajak warga promosikan tari mistis Seblang
"Sembruk memiliki arti rumah dan cacing sendiri merupakan hewan melata yang mempunyai peran penting dalam membantu menguraikan bahan organik menjadi zat hara di dalam tanah sehingga tanahnya menjadi subur," ujar Firman.
Sejak 2013 beragam motif batik telah diangkat pada agenda Banyuwangi Batik Festival, seperti gajah oling, kangkung setingkes, kopi pecah, blarak sempal, sekar jagad Blambangan, dan lainnya.
Selain Fashion on Pedestrian, untuk mengenalkan batik motif sembruk cacing pada generasi muda, rangkaian even BBF juga menggelar lomba desain motif batik, dengan menciptakan 45 desain motif batik tema sembruk cacing.
Baca juga: Banyuwangi bisa diintegrasikan dengan Bali Barat, kata Sandi
Salah seorang perancang batik muda Banyuwangi Andi Dharma (26) mengaku sangat antusias dengan ajang fesyen semacam ini. Menurutnya, ini adalah cara untuk mengembangkan kemampuan mereka.
"Event semacam ini adalah kesempatan bagi para perancang yunior seperti kami untuk menambah pengalaman karena bertemu para senior yang terus membimbing," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Fashion On Pedestrian yang merupakan rangkaian kegiatan Banyuwangi Batik Festival (BBF). Pada tahun ini, agenda fesyen batik itu digelar di sepanjang trotoar di depan area Banyuwangi Creative Hub Terminal Pariwisata Terpadu Kabupaten Banyuwangi, pada Jumat (20/10) sore.
"Event yang digelar sejak tahun 2013 ini adalah cara daerah untuk terus mempertahankan eksistensi khazanah batik Banyuwangi, sekaligus memperluas jangkauan pasarnya," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
Baca juga: Gubernur Jatim: Event tari kolosal Gandrung Sewu bisa menjadi pintu masuk wisata internasional
Dengan konsistensi Pemkab Banyuwangi, katanya, kini kemampuan perajin dan penjual kain batik terus meningkat, bahkan perancang busana asal Banyuwangi juga terus bermunculan.
"Kaya akan beragam motif, setiap tahunnya diangkat satu motif batik khas Banyuwangi sebagai tema besar Banyuwangi Batik Festival (BBF). Tahun ini giliran motif sembruk cacing menjadi tema utama BBF," ujarnya.
Ketua Asosiasi Batik Banyuwangi Firman Sauqi menjelaskan bahwa motif sembruk cacing merupakan motif yang cukup tua yang dimiliki oleh Banyuwangi. Motif ini memiliki filosofi kesuburan.
Baca juga: Bupati Banyuwangi ajak warga promosikan tari mistis Seblang
"Sembruk memiliki arti rumah dan cacing sendiri merupakan hewan melata yang mempunyai peran penting dalam membantu menguraikan bahan organik menjadi zat hara di dalam tanah sehingga tanahnya menjadi subur," ujar Firman.
Sejak 2013 beragam motif batik telah diangkat pada agenda Banyuwangi Batik Festival, seperti gajah oling, kangkung setingkes, kopi pecah, blarak sempal, sekar jagad Blambangan, dan lainnya.
Selain Fashion on Pedestrian, untuk mengenalkan batik motif sembruk cacing pada generasi muda, rangkaian even BBF juga menggelar lomba desain motif batik, dengan menciptakan 45 desain motif batik tema sembruk cacing.
Baca juga: Banyuwangi bisa diintegrasikan dengan Bali Barat, kata Sandi
Salah seorang perancang batik muda Banyuwangi Andi Dharma (26) mengaku sangat antusias dengan ajang fesyen semacam ini. Menurutnya, ini adalah cara untuk mengembangkan kemampuan mereka.
"Event semacam ini adalah kesempatan bagi para perancang yunior seperti kami untuk menambah pengalaman karena bertemu para senior yang terus membimbing," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023