Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa petani padi di daerahnya menuai berkah dari kenaikan harga beras.

"Jadi untuk petani itu berkah. Karena baru sekarang merasakan kembali ke harga yang sebenarnya," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor Tatang Mulyadi di Cibinong, Bogor, Rabu.

Ia memaparkan, saat ini petani di Kabupaten Bogor menjual gabah kering giling (GKG) dengan kisaran nilai Rp8.500 per kilogram. Sebelum mengalami kenaikan harga, harga jual tertingginya yaitu Rp5.000 per kilogram.

Baca juga: Pemkab Bogor selenggarakan pemilihan Duta Petani Milenial
Baca juga: Pemkab Bogor ajak petani asuransikan sawahnya untuk antisipasi gagal panen

Harga beras di Kabupaten Bogor saat ini sekitar Rp10.000 hingga Rp13.000/kg. Sebelum mengalami kenaikan, harganya kisaran Rp8.000 hingga Rp10.000/kg.

Tatang menyebutkan, harga beras mengalami kenaikan secara nasional. Khusus di Kabupaten Bogor, kenaikannya terjadi sejak Maret 2023 dan harganya kian melejit saat memasuki Juni-Juli 2023.

"Puncaknya Juni-Juli. Insha Allah kalau musim hujan lagi (harganya turun). sekarang mereka (petani) lagi menanam juga walaupun terdampak kekeringan," ungkap Tatang.

Dalam setahun, 36.000 hektare sawah yang ada di Kabupaten Bogor mampu menghasilkan sekitar 180.000 ton beras setiap satu kali panen dan sekitar 450.000 ton beras dalam setahun.

Baca juga: Petani di Bogor ajukan klaim Rp442 juta ke Pemkab akibat gagal panen

"Kita setahun itu dari 36 ribu hektare se-Kabupaten Bogor dikalikan 5 ton per hektare dan 2,5 kali panen dalam setahun," terangnya.

Namun, kata dia, jumlah produksi beras di Kabupaten Bogor baru mampu memenuhi sekitar 40 persen kebutuhan warganya yang tercatat mencapai 5,6 juta jiwa. Sehingga Pemerintah Kabupaten Bogor menambah pasokan beras dari luar daerah.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023