Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat mengoptimalkan lahan pertanian yang tersisa dengan upaya khusus mendukung program swasembada beras.

"Kami berterima kasih dengan Kodim 0606/Kota Bogor yang sukses menjalankan program ketahanan pangan, dengan menggerahkan petani di lahan-lahan pertanian yang tersisa," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, di Bogor, Selasa.

Ia mengatakan, selama lima tahun terakhir lahan pertanian di Kota Bogor mengalami penurunan akibat konversi lahan.

Saat ini luas lahan pertanian yang tersisa mencapai 320 hektare. Lahan tersebut sebagian besar berada pada dua kecamatan, yakni Bogor Selatan dan Bogor Barat.

Namun, lanjutnya, lahan tersebut tetap mampu berkontribusi dalam menyediakan pangan, salah satunya kegiatan panen raya di Kampung Cibulang Mekar, Situgede, Kecamatan Bogor Barat menggunakan teknik demplot serapan jajar legowo.

Lahan pertanian digarap oleh Kelompok Tani Wanita Delima seluas satu hektare.

"Kami berupaya mempertahankan lahan pertanian yang ada saat ini, agar tetap menjadi lahan hijau," katanya.

Menurutnya, upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dengan melakukan intensifikasi secara terus menerus, seperti yang dilakukan Kelompok Tani Wanita Delima, Kelurahan Situgede yang mengelola lahan pertanian menjadi tempat yang menarik.

"Kalau ekstensifikasi sudah tidak mungkin dilakukan karena lahannya memang terbatas," katanya pula.

Bima menilai, lokasi pertanian di Kampung Cibulang Mekar tidak hanya cocok sebagai lahan pertanian, tetapi juga bisa dikembangkan sebagai tempat workshop, bimbingan teknis maupun pelatihan-pelatihan.

"Selain itu, karakternya perkotaan, sehingga sangat mungkin bisa dijadikan lokasi wisata untuk rekreasi keluarga," kata dia lagi.

Politisi PAN tersebut menegaskan, perlu upaya perlindungan agar lahan pertanian yang tersisa tidak terkonversi oleh pembangunan infrastruktur dengan menerbitkan payung hukum yang tegas.

"Selanjutnya perlu dilakukan proses intensifikasi sebagai penjabaran kerja sama antara Kementerian Pertanian dan TNI AD," katanya.

Bima menambahkan, lahan pertanian yang tersisa juga dikembangkan menjadi titik destinasi wisata alam di pusat kota.

Danrem 061/Suryakancana Kol Inf Mirza Agus menambahkan, pihaknya terus mendorong produksi pangan di Kota Bogor meningkat di tengah keterbatasan lahan yang tersedia.

"Dinas Pertanian mengungkapkan produksi padi di Kota Bogor normalnya 6,2 ton per hektare. Dengan upsus dan penerapan teknologi jajar legowo, produktivitas padi meningkat menjadi 7,6 ton per hektare," katanya pula.

Tahun 2017, lanjut Agus, pihaknya menargetkan panen padi di Kota Bogor dapat meningkat seperti yang terjadi pada tahun 2016 ini. Peningkatan didukung dengan intensifikasi menggunakan benih padi Invari 30.

"Hasil produksinya diperkirakan mencapai 10 ton per hektare," kata Agus lagi.***3***



Budisantoso Budiman

(T.KR-LR)

(T.KR-LR/B/B014/B014) 27-12-2016 23:05:37

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016