Anggota Komisi IX DPR RI, Putih Sari, menyampaikan agar para orang tua memahami penyebab terjadinya stunting yang salah satunya karena kesalahan pola asuh anak.

"Stunting terjadi bukan karena kemiskinan atau ekonomi keluarga saja. Ada sejumlah faktor lain yang menjadi penyebabnya," kata Putih Sari, dalam keterangannya yang diterima di Kabupaten Karawang, Jabar, Selasa.

Ia mengingatkan, agar para orang tua dapat memahami penyebab terjadinya stunting serta melakukan upaya pencegahan agar program percepatan penurunan stunting bisa lebih maksimal.

Baca juga: Anggota DPR RI sampaikan empat rumus bangun keluarga terhindar stunting

Menurut dia, sunting terjadi bukan karena faktor kemiskinan atau ekonomi keluarga, tapi juga disebabkan kurangnya perhatian orang tua dan kesalahan pola asuh.

Selain kekurangan gizi dan kesalahan pola asuh, katanya, salah satu penyebab stunting adalah tidak menerapkan program KB di keluarga. Sebab, dengan tidak ber-KB maka angka kelahiran anak di keluarga tidak bisa direncanakan.

Dikatakannya, kehamilan yang terlalu dekat dan tidak terencana juga bisa jadi penyebab stunting.

"Apalagi jika kesehatan ibu terganggu karena terlalu sering melahirkan, sudah pasti pola asuhnya tidak maksimal dan bisa jadi anaknya nanti jadi stunting," katanya.

Baca juga: Anggota DPR RI: Masyarakat Menjadi ujung tombak pencegahan stunting

Putih Sari menyampaikan kalau penyebab stunting tersebut harus dipahami oleh para orang tua, agar mereka bisa lebih waspada terhadap penyebab terjadinya stunting.

Pada Selasa ini, BKKBN Provinsi Jawa Barat bersama Anggota Komisi IX DPR RI, Putih Sari, melaksanakan program komunikasi, informasi, dan edukasi terkait percepatan penurunan stunting di Desa Mekarjaya, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jabar.

Pada kesempatan itu, Putih Sari memberikan edukasi kepada puluhan orang tua di Desa Mekarjaya tentang program Bangga Kencana dan bahaya stunting bagi anak.

Baca juga: DPR RI: Perhatikan kader posyandu karena berperan besar turunkan kasus stunting

Sementara, Sekretaris BKKBN Jawa Barat Irfan Indriastono mengatakan bahwa ciri-ciri anak stunting bisa di lihat sejak kelahirannya.

"Setidaknya, ada dua ciri-ciri kondisi stunting yang harus diwaspadai orang tua, yakni ketika dilahirkan berat badannya kurang dari 2,5 kilogram dan tinggi badannya di bawah 48 centimeter.

"Ketika di lingkungan kita ada yang melahirkan dengan dua ciri tersebut, lebih baik diinformasikan kepada petugas KB di wilayahnya atau kepada pemerintah desa untuk segera ditindaklanjuti," kata Irfan menambahkan.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023