Pemerintah Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menetapkan wisata budaya dan religi sebagai unggulan dalam pembangunan pariwisata mengingat daerah itu memiliki situs-situs bersejarah sebagai tempat wisata religi.
"Kabupaten Manggarai memiliki banyak situs bersejarah berkaitan dengan keagamaan sehingga bisa menjadi destinasi wisata untuk religi dan budaya," kata Bupati Manggarai Heribertus Nabit dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat.
Penegasan Heribertus Nabit itu disampaikan saat membuka kegiatan parade etnik Festival Golo Curu 2023 yang berlangsung di pelataran parkir gereja Katedral Ruteng, Pulau Flores, NTT.
Baca juga: BPOLBF sebut Labuan Bajo siap terapkan sistem satu pintu bagi kapal wisata ke kawasan TNK
Golo Curu adalah salah satu bukit yang berada di Kelurahan Karot, Kota Ruteng, dan merupakan tempat siarah bagi umat Katolik di Manggarai.
Bupati Heribertus Nabit mengatakan melalui Festival Golo Curu 2023 diharapkan dapat mendatangkan banyak wisatawan ke Kabupaten Manggarai.
"Golo Curu adalah cerita hidup sebagian orang Manggarai. Golo Curu bercerita tentang iman sebagian orang Manggarai, umat paroki Karot yang dengan ikhlas hati menyediakan Golo Curu sebagai tempat berziarah dan berdoa bagi umat Katolik,’’ungkapnya.
Bupati Heribertus Nabit menegaskan meski dalam keterbatasan, pemerintah bersama Keuskupan mengadakan kegiatan Festival Golo Curu untuk menghargai, mengingat dan melestarikan semua hal baik tentang Golo Curu sebagai tempat siarah religi.
Baca juga: Pemkab Manggarai Barat tutup sementara destinasi Cunca Wulang untuk pembenahan
Pemerintah dan Keuskupan mengemas Festival Golo Curu 2024 lebih baik lagi, karena ’banyak cerita iman, cerita kesulitan hidup dan air mata ketika berkunjung dan berdoa ke Golo Curu.
"Kiranya menjadi tugas kita ke depan mengumpulkan cerita-cerita kecil itu, bahwa ada banyak soal dan masalah dalam rumah tangga diselesaikan awal mulanya dari bukit kecil yang namanya Golo Curu,’’tegas Heribertus Nabit.
Sementara itu Ketua Panitia Festival Golo Curu Jahang Fansi Aldus mengatakan festival itu diadakan untuk pertama kalinya pada 2022 dan pada 2023 festival dibuka seluas-luasnya untuk pelaku UMKM, para seniman,kelompok penggerak literasi dan kebudayaan, konten kreator, kelompok-kelompok kategorial gereja dan umat lintas etnik, agama dan usia.
Baca juga: Kapal wisata di perairan TNK Labuan Bajo tenggelam
"Tidak berlebihan kalau kami mengatakan ini sebuah persekutuan satu dari tugas umat Allah di bumi ini," Jahang Fansi Aldus yang juga adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai.
Ia mengatakan wajah-wajah persekutuan itulah yang tampak dalam kerja-kerja panitia selama ini, kolaborasi menjadi warna utama dalam rangkaian Festival Golo Curu sehingga menjadi suka cita karena pada akhirnya setelah berbagai persiapan event yang digelar untuk kedua kalinya ini sangat bergema.
Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Uskup Ruteng, Bupati dan unsur Forkopimda, Romo Vikep dan semua pastor paroki, donatur, kelompok budaya, kelompok penggerak literasi dan seluruh panitia yang semuanya telah mendukung kegiatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Kabupaten Manggarai memiliki banyak situs bersejarah berkaitan dengan keagamaan sehingga bisa menjadi destinasi wisata untuk religi dan budaya," kata Bupati Manggarai Heribertus Nabit dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat.
Penegasan Heribertus Nabit itu disampaikan saat membuka kegiatan parade etnik Festival Golo Curu 2023 yang berlangsung di pelataran parkir gereja Katedral Ruteng, Pulau Flores, NTT.
Baca juga: BPOLBF sebut Labuan Bajo siap terapkan sistem satu pintu bagi kapal wisata ke kawasan TNK
Golo Curu adalah salah satu bukit yang berada di Kelurahan Karot, Kota Ruteng, dan merupakan tempat siarah bagi umat Katolik di Manggarai.
Bupati Heribertus Nabit mengatakan melalui Festival Golo Curu 2023 diharapkan dapat mendatangkan banyak wisatawan ke Kabupaten Manggarai.
"Golo Curu adalah cerita hidup sebagian orang Manggarai. Golo Curu bercerita tentang iman sebagian orang Manggarai, umat paroki Karot yang dengan ikhlas hati menyediakan Golo Curu sebagai tempat berziarah dan berdoa bagi umat Katolik,’’ungkapnya.
Bupati Heribertus Nabit menegaskan meski dalam keterbatasan, pemerintah bersama Keuskupan mengadakan kegiatan Festival Golo Curu untuk menghargai, mengingat dan melestarikan semua hal baik tentang Golo Curu sebagai tempat siarah religi.
Baca juga: Pemkab Manggarai Barat tutup sementara destinasi Cunca Wulang untuk pembenahan
Pemerintah dan Keuskupan mengemas Festival Golo Curu 2024 lebih baik lagi, karena ’banyak cerita iman, cerita kesulitan hidup dan air mata ketika berkunjung dan berdoa ke Golo Curu.
"Kiranya menjadi tugas kita ke depan mengumpulkan cerita-cerita kecil itu, bahwa ada banyak soal dan masalah dalam rumah tangga diselesaikan awal mulanya dari bukit kecil yang namanya Golo Curu,’’tegas Heribertus Nabit.
Sementara itu Ketua Panitia Festival Golo Curu Jahang Fansi Aldus mengatakan festival itu diadakan untuk pertama kalinya pada 2022 dan pada 2023 festival dibuka seluas-luasnya untuk pelaku UMKM, para seniman,kelompok penggerak literasi dan kebudayaan, konten kreator, kelompok-kelompok kategorial gereja dan umat lintas etnik, agama dan usia.
Baca juga: Kapal wisata di perairan TNK Labuan Bajo tenggelam
"Tidak berlebihan kalau kami mengatakan ini sebuah persekutuan satu dari tugas umat Allah di bumi ini," Jahang Fansi Aldus yang juga adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai.
Ia mengatakan wajah-wajah persekutuan itulah yang tampak dalam kerja-kerja panitia selama ini, kolaborasi menjadi warna utama dalam rangkaian Festival Golo Curu sehingga menjadi suka cita karena pada akhirnya setelah berbagai persiapan event yang digelar untuk kedua kalinya ini sangat bergema.
Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Uskup Ruteng, Bupati dan unsur Forkopimda, Romo Vikep dan semua pastor paroki, donatur, kelompok budaya, kelompok penggerak literasi dan seluruh panitia yang semuanya telah mendukung kegiatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023