Bogor (Antara Megapolitan) - Siswa SMP Negeri 2 Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyatakan sikap penolakan terhadap industri rokok, dengan melakukan kampanye aksi "tolak jadi target rokok".

Seluruh siswa melakukan pawai berkeliling sekolah, Selasa, dengan menggunakan kostum unik sambil membawa poster edukasi penolakan jadi target rokok.

Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari mengatakan, aksi tolak target rokok dilakukan oleh empat sekolah di sejumlah daerah berbeda yakni Tangerang Selatan, Bekasi, dan Kabupaten Bogor.

"Aksi tolak jadi target rokok sebagai wujud penolakan para siswa terhadap industri rokok yang menargetkan mereka sebagai calon pelanggan tetapnya," kata Lisda.

Berbagai aksi unik dilakukan oleh para siswa di sekolahnya masing-masing, seperti siswa SMP Marsudirini Bekasi, 877 siswa sekolah melakukan teatrikal dengan tema "rokok memburamkan masa depanmu".

"Aksi teatrikal berisikan ajakan kepada seluruh elemen sekolah mulai dari siswa, guru hingga warga sekitar sekolah untuk membuat sekolah sebagai kawasan tanpa rokok," katanya.

Ia mengatakan, sekolah sebagai kawasan tanpa rokok sesuai dengan amanat Permendikbud RI No 64 Tahun 2015.

"Guru mendukung aksi ini, mereka berharap tidak ada lagi iklan rokok dekat sekolah, karena anak setiap hari lewat dan melihat. Ini dapat mempengaruhi anak-anak," kata Lisda mengutip ucapan salah seorang guru.

Kampanye tolak jadi target rokok juga dilakukan dua sekolah di Kota Tangerang, yakni SMA Negeri 4 dan SMP PGRI 1. Mereka melaksanakan aksi kreatif, mematahkan rokok oleh kelapa sekolah, dilanjut dengan kreatif lomba "stand up comedi" dan penyanyi pop dengan tema "gaul tanpa rokok".

Sedangkan siswa SMA Negeri 4 Bekasi, menggelar lomba parade busana dan lomba futsal dengan tema "aktif dan sehat tanpa rokok".

Menurut Lisda, program tersebut merupakan kerjasama antara Yayasan Lentera Anak dengan Dinas Pendidikan di lima kota yakni, Kota Padang, Mataram, Bekasi, Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor yang diselenggarakan serentak di 90 sekolah.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk melindungi dan memperkuat anak-anak agar mampu menolak menjadi target industri rokok yang menempatkan iklan rokok di sekitar sekolah.

"Sebagaimana ditemukan dalam hasil monitoring iklan rokok di sekitar sekolah di lima kota tahun 2015 bahwa 85 persen sekolah di Indonesia dikepung oleh iklan rokok," katanya.

Lisda menambahkan, penempatan iklan rokok di sekitar sekolah ini ditujukan agar anak-anak terpengaruh untuk mulai merokok.

"Sebagaimana studi yang dilakukan Komnas PA dan UHAMKA pada tahun 2007, 46,3 persen anak mengaku terpengaruh merokok karena melihat iklan rokok," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016