Seorang pengusaha muda Rangga Titiswara menyatankan dalam menjalankan pola hidup sehat harus dibarengi dengan pola makan sehat, salah satunya dengan mengonsumsi makanan organik. 

"Memang dari dulu saya kurang suka makan sayur karena rasanya. Namun setelah membaca kisah pemilik Tanasurga Resto dan mulai mencoba kembali makanan organik dengan olahan yang pas dilidah, saya malah ketagihan sampai sekarang," katanya dalam keterangannya, Senin.

Rangga Tiswara mengaku sebelumnya dirinya terinspirasi dari kisah Setyo Budi pemilik Resto yang menjual makanan berbahan baku organik di Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.

Rangga Titiswara menceritakan, dirinya mulai menyukai makanan organik sejak tahun 2022 lalu.  Awalnya ia memang tidak menyukai makanan organik tersebut karena rasanya yang kurang mengenakan.

Baca juga: BRIN ungkap sistem pertanian organik miliki potensi besar

Rangga Titiswara kemudian mulai menikmati memakan makanan organik meski awalnya tidak menyukainya. Dari pengalaman pribadi Setyo Budi yang ingin memberi pengertian dan membuka wawasan bahwa gaya hidup sehat itu murah asal dibarengi dengan kemauan.

Rangga Titiswara mulai terinspirasi. "Baca di internet kisahnya cukup menginspirasi saya. Pak Setyo Budi menderita kanker kelenjar getah bening sejak tahun 2016 dan berhasil survive dari penyakit tersebut karena memakan makanan organik," ujar dia.

Sekarang Rangga mengaku tubuhnya jadi jauh lebih sehat setelah menjadi pengagum makanan organik dan konsisten mengonsumsi makanan organik.

 Menurutnya gaya hidup sehat juga perlu diterapkan meski kita tidak sedang menderita penyakit. 

Baca juga: Distan Kabupaten Sukabumi dorong petani tanam padi dengan cara organik

Makanan organik, kata dia biasa diproduksi dengan metode alami atau diproses tanpa menggunakan bahan kimia, hormon, antibiotik, dan rekayasa genetika (GMO).

“Sekarang bisa dibilang saya ini sebagai pengagum makanan organik," katanya.

Mungkin dalam waktu dekat saya akan berkunjung ke Tanasurga Resto, Salatiga untuk mencicipi makanan disana, dan menyampaikan terima kasih atas kisah inspiratif Pak Setyo dan katanya sih olahan makanan organik disana enak-enak,” sambung Rangga Titiswara.

Untuk diketahui, suatu makanan dapat dilabeli organik apabila bebas dari tambahan pangan buatan, termasuk pemanis buatan, pengawet, pewarna, penyedap, dan MSG.  Tidak ada pewarna, perasa, atau pengawet buatan yang diizinkan dalam makanan organik

Baca juga: Pemkot Sukabumi kembangkan pertanian organik dongkrak pendapatan petani

Studi yang membandingkan kandungan nutrisi makanan organik dan non-organik memiliki hasil yang beragam.

Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh variasi alami dalam penanganan dan produksi makanan. Namun, bukti menunjukkan bahwa makanan organik lebih sehat. 

Mengutip Healthine, beberapa penelitian menemukan bahwa makanan organik umumnya mengandung tingkat antioksidan dan mikronutrien tertentu yang lebih tinggi, seperti vitamin C, seng, dan zat besi. Terutama pada buah dan sayuran.

Sebuah studi tahun 2003 menemukan bahwa buah beri dan jagung yang ditanam secara organik mengandung 58 persen lebih banyak antioksidan dan 52 persen lebih banyak vitamin C.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023