Bogor (Antara Megapolitan) - Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor LIPI memperbolehkan kendaraan pengunjung masuk, khususnya roda empat, karena terbatasnya lahan parkir di Kota Bogor, Jawa Barat.

Kepala PKT Kebun Raya Bogor LIPI Didik Widyatmoko di Bogor, Selasa, mengatakan parkir kendaraan pengunjung menjadi persoalan luar biasa yang perlu segera dicarikan solusinya.

"Kita memang berharap kontribusi Kebun Raya Bogor di parkir, tapi apa yang diharapkan, kalau tidak ada lahan parkir," katanya.

Didik menyebutkan sejak dibangun pedestrian di sekeliling Kebun Raya Bogor, kendaraan pengunjung tidak boleh lagi parkir di bahu jalan, seperti biasanya. Kini, kendaraan pengunjung diperbolehkan masuk ke dalam.

"Akhir pekan biasanya jumlah pengunjung cukup banyak, kita terpaksa memasukkan kendaran pengunjung, mobil saja bisa 200 unit parkir di dalam," katanya.

Walau diperbolehkan masuk, pihak Kebun Raya Bogor memberlakukan aturan tertentu. Kendaraan hanya boleh parkir di dalam tidak boleh berjalan atau bergerak. Diberlakukan lokalisasi, hanya diperbolehkan masuk dari pintu tiga, khusus untuk akhir pekan.

"Kondisi ini bertolak belakang dengan visi Kebun Raya, bahkan Presiden Joko Widodo mendorong agar kendaraan tidak masuk Kebun Raya agar tidak ada polusi," kata Didik.

Upaya untuk mencarikan lahan parkir untuk Kebun Raya telah dibahas oleh LIPI bersama Pemerintah Kota dan Polresta Bogor Kota. Sudah dilakukan identifikasi mencari lahan parkir, membantu agar tekanan di Kebun Raya dapat berkurang, terutama pada Sabtu dan Minggu karena jumlah pengunjung lebih tinggi dari pada hari biasa.

"Pemerintah Kota Bogor sedang melakukan pemetaan, uji coba masuk parkir di Kebun Raya juga sudah dilakukan," kata Didik.

Pada November 2016, Pemerintah Kota Bogor telah menggelar rapat khusus membahas persoalan parkir pengunjung Kebun Raya Bogor yang melibatkan semua dinas dan instansi terkait.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan parkir menjadi persoalan utama mengingat pengunjung Kebun Raya Bogor pada hari biasa mencapai 1.000 orang, sedangkan akhir pekan bisa mencapai 5.000 lebih, dengan jumlah kendaraan mencapai 200 unit lebih.

"Dengan pelebaran trotoar di seputar Kebun Raya dan Istana Bogor, otomatis sulit bagi pengunjung untuk parkir seperti biasa di bahu jalan, perlu dicarikan solusi bersama," kata Bima.

Ia mengatakan ada beberapa usulan lahan parkir seperti di samping gedung BCA Jl Juanda, juga gedung Pasar Bogor yang segera berakhir kontraknya akan dialokasikan sebagai gedung parkir.

"Kita akan kembalikan fungsi `pool` Damri-IPB menjadi tempat parkir sesuai peruntukkannya," kata dia.

Bima mengatakan persoalan perparkiran menjadi perhatian penting karena persoalan lalu lintas telah membuat Kota Bogor satu sisi menjadi kota terburuk dalam pengalaman bertransportasi dan di sisi lain menjadi finalis sebagai kota paling dicintai di dunia.

Pembenahan lalu lintas di kawasan seputar Kebun Raya dan Istana Bogor, katanya, telah dimulai dengan membangun fasilitas pedestrian, serta sistem satu arah. Pembenahan tersebut menimbulkan ragam presepsi di tengah masyarakat.

"Ini paradigma lalu lintas yang memuliakan penjalan kaki," kata Bima.

Pada Senin (12/12), bertepatan dengan libur Maulud Nabi Muhammad SAW, jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor sebanyak 6.776 domestik dan 22 wisatawan asing. Jumlah kendaraan roda empat yang masuk 288 unit, 577 sepeda motor, dan 20 sepeda.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016