Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggelar rapat koordinasi upaya menanggulangi kekeringan sebagai dampak El Nino yang terus meluas di wilayah itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin pada rapat di Gedung Serbaguna Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, Senin mengatakan hingga Senin sebanyak 89 desa dari 26 kecamatan telah meminta bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.

Dalam rapat itu, Burhanudin mengumpulkan para camat, beserta stakeholder terkait untuk membantu masyarakat yang mengalami krisis air bersih. Pasalnya, lebih dari 121.000 jiwa telah terdampak kekeringan di Bumi Tegar Beriman.

Baca juga: BPBD Bogor ajukan izin penggunaan BTT untuk tangani dampak kekeringan

Burhan memerintahkan BPBD menambah armada truk tangki air untuk didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan air bersih.

Burhan menyebutkan, Pemkab Bogor memiliki 18 unit truk tangki air yang dapat dikerahkan.

"Bisa digunakan itu dari damkar 10 unit, BPBD empat unit, PDAM tiga unit dan PMI satu unit. BPBD juga segera ajukan kebutuhan biayanya segera ajukan. Kita masih punya alokasi Belanja Tidak Terduga (BTT) Rp50 miliar yang bisa dipakai," tegas Burhan.

Baca juga: Upaya Pemkot Bogor atasi dampak kemarau, warga diminta hemat gunakan air

Burhan memerintah, bantuan air bersih segera didistribusikan mulai Selasa (29/9), meski beberapa wilayah Kabupaten Bogor mulai diguyur hujan.

Burhan meminta BPBD mengajukan dana BTT untuk estimasi kebutuhan selama satu bulan ke depan.

"Kita antisipasi hal terburuk jika kemarau berlangsung lebih lama. Menurut BMKG kan kemarau sampai September masih berlangsung, jadi coba BPBD hitung kebutuhan untuk menanggulangi kemarau selama satu bulan ke depan," jelas Burhan.

Baca juga: Pemkab Bogor tetapkan status siaga darurat kekeringan hingga 31 Oktober 2023

Sementara Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman memastikan pasokan air bersih untuk masyarakat sudah berjalan dalam beberapa waktu belakangan, meski dengan ritme yang tidak terlalu intens, melihat skala prioritas.

"Sekarang untuk pengiriman semakin terpadu, jadi kita dibantu PDAM dan damkar juga untuk mengirim bantuan air bersih. Memang kekeringan terus meluas. Kemarin hujan juga bukan karena masuk musim penghujan, tapi hasil teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi polusi," jelas Asep Suleman.

 

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023